Nasional

LaNyalla Nilai Pandemi Covid-19 Momentum Perbaikan Sistem Kesehatan Indonesia

Oleh : Mancik - Sabtu, 23/01/2021 15:01 WIB

Ketua DPD RI LaNyalla Mattalliti.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pandemi Covid-19 telah menunjukan, Indonesia masih memiliki kelemahan di sistem kesehatan, dalam kontek ketahanan sektor kesehatan nasional.

Menanggapi hal ini, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pandemi Covid-19 menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki sistem kesehatan Indonesia secara maksimal demi melayani masyarakat. Menurutnya, wabah Covid-19 telah memporak porandakan berbagai aspek kehidupan.

"Kondisi ini harus menjadi cambuk dan menjadi momentum evaluasi bagi kinerja beberapa bidang. Khususnya yang kurang siap mengantisipasi berbagai macam kondisi yang di luar kenormalan," kata LaNyalla dalam keterangan resminya kepada media, Sabtu, (23/1/2021).

Mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu mengatakan, banyak pihak menyebut ketahanan nasional di sektor kesehatan mendesak untuk diperkuat. Selain ketahanan sektor pangan dan pendidikan.

"Bidang kesehatan mungkin yang paling minim. Hal ini dilihat dari kesiapan pelayanan serta fasilitas yang kurang memadai. Kita pun bisa merasakan lemahnya pelayanan kesehatan dari puskesmas dan RS yang kurang strategis, atau jauh dari fungsi promotif dan preventif terhadap wabah penyakit," tuturnya.

LaNyalla pun menilai, sejumlah rumah sakit kerap gagap dalam menangani lonjakan pasien

"Kondisi Covid-19 memang di luar kenormalan. Tapi seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak siap. Apalagi, wabah ini sudah berlangsung setahun dengan jumlah yang terus meningkat. Seharusnya ada langkah antisipasi," ujarnya.

"Harus diaku sistem kesehatan Indonesia masih lemah. Dan ini harus menjadi pelajaran yang sangat berharga dan menjadi evaluasi, ke depan kita harus lebih matang. Ini menjadi tugas bersama bagi para pemangku kebijakan dan harus segera diatasi," katanya .

LaNyalla mengatakan Indonesia harus memiliki sistem pertahanan kesehatan nasional melalui reformasi sistem kesehatan.

"Kita harus bangun birokrasi kesehatan yang inovatif, tidak boleh lagi ada simpang siur informasi pelayanan kesehatan," tutupnya.*

 

Artikel Terkait