Pilpres 2024, Masyarakat Sedang Mencari Figur Antitesa di Luar PDIP dan Gerindra

Oleh : very - Senin, 25/01/2021 17:35 WIB

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti (ketiga dari kiri). (Foto: Sindonews.com)

 

Jakarta, INDONEWS.ID – Jika ambang batas presiden atau presidental threshold (PT) tetap berada di kisaran 20% suara pemilu atau 25% suara perolehan partai di DPR seperti yang berlaku saat ini maka Pilpres 2024 diprediksi paling banyak diikuti oleh tiga pasang calon (Paslon).

"Dengan asumsi PDIP+Gerindra+Nasdem, Golkar+PPP+PKB, sementara yang lain adalah PAN+PKS+PD. Tapi jika PT makin sedikit, potensi capresnya juga akan bertambah," ujar Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti seperti dikutip SINDOnews, Senin (25/1/2021).

Karena itu, kata Ray, ada nuansa bahwa masyarakat sedang mencari figur di luar figur partai-partai besar seperti PDIP dan Gerindra. 

Hal itu terjadi karena mulai ada kekecewaan terhadap Presiden Jokowi, figur presiden yang lahir dari parpol besar tapi gagal mengawal perjalanan demokrasi, hukum, HAM dan antikorupsi, khususnya di dalam periode ke dua kepemimpinannya. "Publik, nampaknya sedang mencari figur antitesa itu," ujarnya.

Namun, Ray menduga, parpol masih akan bertahan dengan prosentasi PT yang berlaku saat ini.

Menurutnya, kekuatan PDIP, Gerindra, Nasdem dan Golkar nampaknya akan kuat untuk mempertahankan PT 20%. Dia meyakini akan sulit menjebol kekuatan tersebut karena jumlah mereka sudah lebih dari setengah suara di DPR. Jadi kemungkinan PT akan tetap sama di Pilpres 2024.

Di sisi lain, jika PT bertambah akan banyak memunculkan resistensi khususnya dari partai menengah ke bawah, akademisi dan pegiat pemilu.

Menurutnya, pengalaman membuktikan bahwa pilpres yang hanya diikuti dua paslon justru membuat ketegangan politik meningkat tajam. Sehingga, butuh penyeimbang di antara dua pasangan calon yang sama-sama kuat.

Dengan demikian, kata mantan Aktivis 98 ini, ketegangan konstestasi dapat lebih diminimalisasi. (Very)

Artikel Terkait