Nasional

Bos PNM Buka Suara Soal Rencana Pembentukan Holding Ultra Mikro

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 04/02/2021 10:30 WIB

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero Arief Mulyadi (Foto: Liputan6.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Direktur Utama PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Arief Mulyadi buka suara terkait rencana pemerintah melalui Kementerian BUMN meleburkan lembaganya bersama BRI dan PNM membentuk holding ultra mikro. Menurut Arief, pihaknya terbuka dengan apapun keputususan pemerintah.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membentuk holding BUMN ultra mikro dengan meleburkan tiga perusahan pelat merah yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Pemodalan Nasional Madani (Persero). Tujuannya untuk menyasar sektor UMKM.

"Harapan kami, [UMKM] binaan-binaan kami dengan masuk ke ekosistem yang lebih besar, akan terbangun jejaring usaha yang lebih luas karena pasti ada keterkaitan usaha antarpelaku, kan? Ini pasti menjaga keberlanjutan usaha mereka yang masuk dalam ekosistem. Itu memang salah satu mimpi PNM," ujarnya mengutip Bisnis, Rabu (3/2/2021).

Oleh sebab itu, PNM jelas menyambut baik wacana pembentukan holding ultra mikro ini dengan harapan dapat memberikan suatu ekosistem jaringan komunikasi yang lebih besar buat para UMKM.

Terutama, aktivitas yang mampu memberikan nilai lebih bagi UMKM, karena PNM bukanlah lembaga penyalur pinjaman modal kerja semata, tapi feeder wirausaha baru, serta aktualisasi masyarakat dan peningkatan produktivitas masyarakat akar rumput.

"Karena PNM itu kan memberikan tiga modal. Pertama, memang modal finansial, berikutnya modal intelektual. Nah, terakhir, modal sosial ini, salah satunya membangun jejaring antarsesama UMKM, wirausaha baru, serta aktualisasi masyarakat dan peningkatan produktivitas masyarakat akar rumput," tambahnya.

"Karena PNM itu kan memberikan tiga modal. Pertama, memang modal finansial, berikutnya modal intelektual. Nah, terakhir, modal sosial ini, salah satunya membangun jejaring antarsesama UMKM," tambahnya.

Sekadar informasi, berdasarkan data PNM per awal Desember 2020, penyaluran program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) mencapai Rp24,46 triliun, sementara program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) mencapai Rp2,46 triliun sepanjang tahun.

Sehingga apabila ditotal, penyaluran PNM di semua lini pada periode 2020 mencapai Rp26,92 triliun, dengan outstanding tersisa Rp22,64 triliun. Sementara pada 2021, PNM menargetkan penyaluran total bisa tembus Rp38 triliun.

Per November 2020, coverage area PNM mencapai 4.367 kecamatan dan 436 kabupaten, diiringi peningkatan kantor cabang Mekaar dari 2.169 menjadi 2.659 kantor. Targetnya, jangkauan layanan PNM mencapai 5.000 kecamatan di 34 Provinsi.

Terakhir, terkait jumlah nasabah, program Mekaar jumlahnya mencapai 7,73 juta nasabah dan ditargetkan mencapai 9,6 juta nasabah pada 2021. Adapun, program ULaMM kini mencapai 85.436 nasabah.*(RDJ)

Artikel Terkait