Nasional

Melihat Kinerja PNM yang Tumbuh Menonjol dan Rencana Diakuisisi BRI dan Pegadaian

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 07/02/2021 10:33 WIB

Kantor Pusat PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Direktur Utama PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Arief Mulyadi buka suara terkait rencana pemerintah melalui Kementerian BUMN meleburkan lembaganya bersama BRI dan PNM membentuk holding ultra mikro. Menurut Arief, pihaknya terbuka dengan apapun keputususan pemerintah.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membentuk holding BUMN ultra mikro dengan meleburkan tiga perusahan pelat merah yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Pemodalan Nasional Madani (Persero). Tujuannya untuk menyasar sektor UMKM.

"Harapan kami, [UMKM] binaan-binaan kami dengan masuk ke ekosistem yang lebih besar, akan terbangun jejaring usaha yang lebih luas karena pasti ada keterkaitan usaha antarpelaku, kan? Ini pasti menjaga keberlanjutan usaha mereka yang masuk dalam ekosistem. Itu memang salah satu mimpi PNM," ujarnya mengutip Bisnis, Rabu (3/2/2021).

"Karena PNM itu kan memberikan tiga modal. Pertama, memang modal finansial, berikutnya modal intelektual. Nah, terakhir, modal sosial ini, salah satunya membangun jejaring antarsesama UMKM, wirausaha baru, serta aktualisasi masyarakat dan peningkatan produktivitas masyarakat akar rumput," tambahnya.

Kinerja PNM Tumbuh Menonjol

Melihat ke belakang, tepatnya di 2020, kinerja PNM sangat baik karena tidak hanya mampu bertahan namun juga bisa mencatatkan prestasi di tengah bisnis industri yang justru mengalami penurunan selama pandemi Covid-19.

Dari sisi pertumbuhan jumlah nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) misalnya, PNM mampu meningkatkan sebanyak 1,7 juta hingga periode 30 November 2020. Jumlah tersebut sama dengan naik 29,66 persen atau tumbuh menjadi 7,5 juta nasabah, dari periode sama di tahun 2019 sebanyak 5,8 juta.

"Jumlah nasabah Mekaar per 30 November 2020 adalah 7.588.910. Naik 29,66% dibandingkan tahun lalu pada November 2019, 5.852.837 nasabah," ujar EVP Keuangan dan Operasional PT Permodalan Nasional Madani (PNM Persero) Sunar Basuki dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/12/2020).

Peningkatan jumlah nasabah di masa pandemi ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan. Selama 11 bulan di tahun 2020, PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp21,4 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya di periode yang sama, yakni Rp17,8 triliun.

Outstanding PNM juga naik 25% menjadi Rp23,6 triliun tahun ini dari sebelumnya Rp17,5 triliun.

Sementara itu, kata Sunar, terjadi penurunan NPL dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 1,39 persen. NPL untuk program Mekaar tetap berada di angka 0,15% dan program Ulamm sebesar 2,99%.

"Ini tentu merupakan prestasi PNM. Hampir banyak industri yang mengalami penurunan kinerja, sementara PNM yang kinerjanya tumbuh menonjol," ujarnya.

Dari sisi jumlah kantor juga mengalami kenaikan. Sunar menyebut, jumlah kantor perseroan mencapai 3.348 kantor atau naik 448 kantor dibanding November 2019. Dia mengatakan, kenaikan jumlah kantor menjadi indikasi atau merefleksikan adanya ekonomi masyarakat menguat sejak Juli 2020.

Dari sisi pendanaan, pemerintah dan DPR bersepakat memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun kepada emiten. PMN itu diberikan pada 3 Desember 2020.

Dengan demikian, tercatat sepanjang tahun ini perseroan dua kali mendapat suntikan dana dari pemerintah.

"PNM menerima PMN sebesar Rp1,5 triliun dari pemerintah, ini kedua kalinya di tahun ini, di tahap pertama pada 29 juli sebesar Rp1 triliun, jadi total PMN yang diterima itu 2,5 triliun di 2020 ini," katanya.

Manajemen menilai, bantuan dana dalam bentuk PMN tersebut merupakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan ekuitas perusahaan dan memperbaiki jumlah pinjaman dibandingkan modal perusahaan (gearing ratio).

Sunar mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk program PMN seperti digitalisasi, PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar), Unit Layanan Mikro Madani (ULaMM). Manajemen, katanya, akan terus menggenjot digitalisasi dalam kedua program tersebut.

Dengan demikian, aplikasi pembiayaan Mekaar dan UlaMM tidak perlu menggunakan kertas dan efektivitasnya akan lebih cepat karena data langsung masuk ke server perusahaan.

"Saat ini program digitalisasi, mulai semester II kami mengimplementasikan digitalisasi proses bisnis Mekaar dan UlaMM, sampai November (2020) telah terdigitalisasi lebih dari 10.000 melalui gawai yang sudah diberikan aplikasi dan dengan bekal paket data kepada tenaga pendamping," pungkasnya.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait