Bisnis

Kisah Nasabah Inspiratif PNM, Banting Setir Bisnis di Tengah Pandemi: dari Batu Jadi Tahu

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 06/04/2021 10:45 WIB

Usaha Nasabah PNM, Ibu Mutmaimah

Jakarta, INDONEWS.ID - Pandemi memang sebuah bencana yang tak bisa dihindari, tak terkecuali bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kondisi ini turut dirasakan Ibu Mutmaimah, salah satu pengusaha UMKM yang terdampak pandemi COVID-19.

Ibu Mutmaimah yang semula memiliki bisnis batu bata banting setir membangun usaha pangan yaitu tahu. Wanita asli Malang ini menuturkan, penjualan batu bata selama pandemi mengalami penurunan drastis, bahkan beberapa hari hasilnya nihil, sehingga Ibu Mutmaimah dan keluarga harus menahan lapar.

“Menurut saya, dimana ada kemauan, pasti ada jalan. Pepatah tersebut menjadi inspirasi saya untuk kembali bangkit dari usaha batu bata menjadi usaha tahu. Saya berharap tahun depan kondisi sudah kembali normal” ujarnya.

Dengan modal awal sekitar 10 juta rupiah dari sisa hasil usaha batu bata, Ibu Mutmaimah memberanikan diri untuk belajar membuat tahu, padahal sebelumnya ia tidak memiliki pengetahuan mengenai cara memproduksi tahu.

Dibantu oleh program Mekaar dari PT PNM, ia mendapatkan pinjaman sebesar 2 juta rupiah yang digunakan untuk modal awal operasional produksi tahu. Dengan modal awal gabungan tersebut, produksi pertama Ibu Mutmaimah hanya mampu mengolah 20 kg kedelai.

Menjalani sebuah usaha tentu selalu memiliki resiko, Ibu Mutmaimah pun mengalami kegagalan dalam membuat tahu. Pasang surut suatu usaha Ibu Mutmaimah ia ditanggapi dengan bijak.

Sehingga saat ini, ia mampu mengolah 400 kg kedelai dalam satu kali produksi perhari yang menghasilkan omset 5 juta rupiah per hari dengan keuntungan bersih 400 ribu rupiah. Jangkauan pemasaran produksi tahu Ibu Mutmaimah pun meluas seiring waktu, mengjangkau wilayah Kepanjen, Turen dan Pasar Ngadipuro.

Saat ini Ibu Mutmaimah belajar membuat tahu dan menikmati kesibukannya sebagai pengusaha tahu.

“Saya jadi mengenal cara membuat tahu. Mulai dari merebus kedelai, menyaring, mencetak sampai menjadi tahu. Justru saya sekarang lebih menikmati membuat tahu daripada membuat batu bata. Saya sangat bersyukur mengenal Mekaar. Bersama Mekaar, saya bisa menghidupi keluarga, anak dan mendapatkan kehidupan yang layak.”

Artikel Terkait