Sosok

Kisah Ibu Taing, Nasabah PNM Penyintas KDRT Bangkit dari Keterpurukan

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 14/06/2021 17:30 WIB

Ibu Patimah Tanjung atau Ibu Taing di depan usahanya (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Patimah Tanjung, akrab dipanggil Ibu Taing adalah seorang penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) asal Kota Pinang, Sumatera Utara.

Pernah jadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), justru membuat perempuan ini bangkit mandiri, membangun usaha di bidang olahan ikan.

Pada awalnya, Ibu Taing bekerja sebagai ibu rumah tangga yang kesehariannya mengurus empat anaknya dan menjual jajanan makanan ringan yang dibuka didalam rumah dan mengurus 4 orang.

Suami dari Ibu Taing bekerja sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya. Ibu Taing hidup dalam kesengsaraan menjadi korban KDRT. Penderitaan tersebut mendorongnya untuk berpindah tempat tinggal bersama empat anaknya.

Berbekal dengan hobi berdagang dan sifat Ibu Taing yang sangat gesit, akhirnya Ibu Taing berjualan barang online dan mengembangkan usaha jajanan di dalam rumahnya yang kecil.

Pembiayaan awal yang didapatkan dari Mekaar sebesar Rp 2.000.000, ia gunakan untuk membeli semua keperluan usaha, mulai dari jajanan, kartu perdana dan pulsa untuk usaha online.

Beberapa bulan setelah peminjaman usaha, Ibu Taing berhasil meraih penghasilan berkisar 50.000 sampai 120.000 rupiah perharinya. Dalam satu bulan, ia mampu mendapatkan penghasilan kotor kurang lebih Rp 1.300.000.

Penghasilan tersebut ia sisihkan untuk modal kembali dan sebagian untuk kebutuhan sehari-hari termasuk biaya anak sekolah. Meski tidak banyak bagi sebagian orang, Ibu Taing merasa senang mampu menyekolahkan dan memberi makan anak-anaknya sendirian.

Setelah ia bergabung dengan program PNM Mekaar, ia merasa hidupnya berubah menjadi lebih baik. Berkat kegigihannya, Ibu Taing kini dapat menambah usahanya dengan berjualan ikan segar di pasar tradisional, dan usaha ibu Taing semakin berkembang.

“Rasa sakit dan lelah saya sedikit berkurang saat berkumpul setelah mengurus usaha dan melihat anak-anak saya tumbuh dengan sehat dan bahagia. Dulu, kalau di rumah bawaan saya murung saja, tak ada kebahagiaan yang saya rasakan. Terima kasih PNM Mekaar sudah membantu saya untuk bangkit dari keterpurukan.” ucap Ibu Taing.*

 

Artikel Terkait