Opini

Bersikap Memilih Berani

Oleh : Mancik - Sabtu, 26/06/2021 13:13 WIB

Noryamin Aini.(Foto:Ist)

Oleh: Noryamin Aini*)

Jakarta, INDONEWS.ID - Piala Eropa 2020 sempat tertunda, dan saat ini (Juni 2021) sedang bergulir. Para penggila bola pasti tidak akan melewatkan setiap pertandingannya. Kenapa? karena Piala Eropa adalah miniatur Piala Dunia. Banyak pemain top dunia berkiprah di sana.

Seperti biasa, setelah setiap pertandingan usai, panitia Piala Eropa selalu mengadakan jumpa pers. Pasca jumpa pers, Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Paul Pogba (Prancis) menjadi viral di dunia maya. Namun, keviralan mereka tidak ada kaitannya dengan hiruk-pikuk euforia Piala Eropa, dan juga tidak terkait dengan gaya apik permainan mereka; serta bukan terkait gaya modista mereka yang glamour.

Sahabat! Ronaldo dan Pogba viral karena sikapnya terhadap dua produk minuman, yaitu Coca-Cola dan bir Heineken. Saat jumpa pers, Ronaldo menepikan 2 botol Coca-Cola yang disengaja terpajang diiklankan di depannya. Bahkan, dia berujar atraktif bahwa “Air (mineral), Coca-Cola errr” ejeknya, sembari dia mengangkat botol air mineral dan memamerkannya.

Baca juga : UJI MIND-SET

Pogba juga melakukan hal yang tidak kalah rebelius, lalu viral. Saat jumpa pers, dia memindahkan botol bir Heineken yang juga diiklankan di depannya. Dia bahkan menyembunyikannya di dekat kaki. Pogba memang tidak berucap apa-apa. Tetapi, motif tindakannya sebagai muslim mudah ditafsirkan.

Ronaldo dan Pogba melakukan tindakan di atas bukan tanpa resiko. Kenapa? Karena minuman Coca-cola dan bir Heineken adalah 2 dari 5 brand minuman mitra sponsor utama Piala Eropa 2020. Sehabis aksi Ronaldo memilih air mineral, saham perusahaan Coca-cola merugi dahsyat, mencapai Rp. 57 triliun (kurs US $ Rp. 14.300). Sahamnya anjlok, terjun bebas, tersungkur, di Stock Exchange Wall Street, New York.

Aksi Ronaldo dan Pogba dilatar-belakangi oleh logika yang berbeda, namun dalam konstruksi pesan yang sama. Penolakan Ronald karena alasan kesehatan (air mineral lebih sehat dibanding Coca-Cola). Penolakan Pogba terhadap bir, nampaknya, karena dalih agama. Pogba adalah seorang muslim, dan Islam mengharamkan hal-hal yang memabukkan, termasuk bir.

Akar fundamental tindakan penolakan Ronaldo terhadap Coca-Cola, dan penolakan Pogba terhadap bir Heineken, sejatinya sama. Mereka berdua sedang mengajarkan kepada kita untuk bersikap jujur dan tegas, yaitu SAY NO TO hal-hal yang tidak baik, diingkari (al-munkar), dan SAY YES TO hal-hal yang baik dan direstui (al-ma’ruf).
 Aksi Ronaldo dan Pogba sungguh rebelius (bandel). Mereka berdua tidak hanya berkoar-koar berkampanye anti hal-hal yang buruk-tidak baik. Mereka justru telah memamerkan aksi heroik, nyata dan beresiko, yaitu perlawanan terhadap konspirasi regim kemunkaran, keburukan, kedzoliman.

Kalau saja bisa jujur dengan bisik terdalam di hati sendiri, kita akan mengamini jika aksi Ronaldo dan Pogba telah, sedang, dan terus menghukum batin kita yang sok moralis-agamis, dan menampar mulut kita yang suka mengaku orang baik. Dengan beragam dalih, apologi, dan sejuta kiat ngeles lainnya, banyak orang terbiasa TIDAK bereaksi terhadap beragam tontonan keburukan (sayyiah), kebejatan (fahsya), dan lumuran dosa (zunb), atau hal-hal yang diingkari oleh norma sosial-moral (kemunkaran).

Sikap dan aksi vulgar, elegan, rebelius yang dipamerkan Ronaldo dan Pogba mengingatkanku pada pesan normatif potongan ayat 105 Surat al-Maidah “Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian. Orang yang sesat, sungguh, tidak akan berefek mudharat padamu jika kamu telah mendapat petunjuk”. Abu Bakr al-Shiddiq mengomentari ayat ini, dan berkata “Wahai umat manusia, kalian telah membaca ayat tersebut, namun kalian salah menerapkan (diam membisu terhadap kemunkaran-keburukan-kebejatan-kebengisan). Saya mendengar Rasulullah saw bersabda ‘Sungguh, manusia jika melihat kemunkaran, lalu mereka bersikap dan bertindak apriori, tanpa berani mengubahnya. Allah nyaris akan menimpakan azab dari-Nya kepada mereka’”. (HR. Ahmad, dinilai sahih oleh syeikh al-Albani).

Rangkaian ayat dan hadits di atas ditafsirkan oleh hadits Abu Said al-Khudri (sahabat Nabi saw) yang menyentil umat beragama “siapa dari kalian menyaksikan kemunkaran, maka hendaklah dia mengubah-memberangusnya dengan tangannya (kekuasaan); jika dia tetap tidak sanggup, hendaklah dia mengubahnya dengan lisan (orasi-dakwah-demonstrasi); dan jika dia tidak sanggup juga, hendaklah dia mengubahnya dengan ketegasan pendirian hatinya. (Tetapi), opsi terakhir ini adalah batin selemah-lemahnya keimanan ". (H.R. Muslim)

Sahabat! Jangan pernah membiarkan kemunkaran berulang, karena pembiaran itu akan menjadi satu bentuk restu sosial terhadapnya. Restu sosial akan menjadi norma pembenaran segala kemunkaran yang dibiarkan, direstui secara sosial, dan dirawat secara tradisional.

Jika Ronaldo dan Pogba berani bersikap dan bertindak tegas-rebelius terhadap kemunkaran, sekarang giliran kita melakukan aksi menolak dan membongkar kemunkaran. Akankah keimanan kita terus dibiarkan berkubang sebatas bisik semu qalbu imani, mandul praksis tanpa ada artikuasi dan ekspresi nyatanya?

Cobalah merenung sesaat, kapan terakhir kali kita bersikap tegas dan eksekutif menentang dan melawan kemunkaran?

*)Penulis adalah Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

 

Artikel Terkait