Gaya Hidup

Sepenggal Kisah dari Fulan Fehan, Sebuah Negeri di Atas Awan

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 27/07/2021 08:30 WIB

Hamparan Fulan Fehan (Foto: Ist)

Oleh Risno Pakur

Lifestyle, INDONEWS.ID - Rasa penasaran kembali terlintas dalam benakku, ketika mendengar nama Fulan Fehan. Bagaimana tidak penasaran sobat? Tempat ini menjadi tempat wisata yang memenangi kompetisi wisata pesona Indonesia yang diadakan oleh kementrian pariwisata pada beberapa waktu lalu.

Eksotisme dan keindahan alamnya yang seakan misterius, mempunyai daya tarik tersendiri dari tempat wisata satu ini. Keindahannya yang misterius seakan mengelabui pandanganku ketika melihat segerombolan kuda dan sapi liar yang sedang dengan asyiknya melahap habis rumput hijau yang berada tepat di depanku.

Oh ya sobat, sebelum saya bercerita lebih jauh tentang Fulan Fehan ini, Saya coba menceritakan sedikit asal muasal nama dan peristiwa yang terjadi di tempat ini.

Menurut salah satu narasumber yang saya temui, nama Fulan Fehan berasal dari bahasa Tetun yang artinya ‘’bulan jatuh”. Pada zaman dahulu, tempat ini merupakan tempat pertahanan Belanda yang dibangun sekitar tahun 1960an untuk mencegah tentara Jepang yang pada saat itu menduduki Timor-Timur yang sekarang sudah menjadi Republik Demokratik Timor Leste.

Fulan Fehan, dulunya merupakan sebuah padang biasa namun karena letaknya strategis dan kondisi yang bagus, maka tentara Belanda tertarik untuk mendirikan benteng pertahanan di Fulan Fehan ini.

Selain bangsa asing yang memperebutkan tempat ini, ternyata ada dua suku asli setempat juga ikut memperebutkan tempat ini sobat. Kedua suku tersebut terdiri dari suku Bunak dan suku Melus.

Keduannya memperebutkan tempat ini bukan untuk dijadikan sebagai benteng pertahanan, melainkan untuk kepentingan tempat pemiliharaan hewan ternak bagi hewan peliharaan mereka sendiri.

Tempat ini saya ibaratkan sebagai muara, tempat dimana dua insan bertemu untuk mengikat janji hidup semati. Wkwkwkwk sedikit lebay sobat. Tapi memang keindahan alamnya membuat kita nyaman dan rasa-rasanya mampu menghilangkan segala beban yang ada di pundakku selama ini.

Jauh dari hingar bingarnya kota, Fulan Fehan kembali memberikan cerita dan kilas balik yang menarik untuk ditelaah lebih jauh soal misteri yang ada.

Fulah Fehan memberikan keaslian yang otentik atas penciptaan Yang Maha Kuasa, seakan-akan, dengan indahnya mampu mengalahkan kepalsuan sang ibu kota yang penuh dengan drama.

Udaranya sejuk, suasananya tenteram ditambah dengan desiran air yang mengalir di sekitar oase bukit yang ada di sana seakan-akan memanjakan pengunjung yang ada untuk kembali memaknnai ciptaan dari Sang Maha Kuasa.

Sejauh mata memandang, hamparan sabana luas kehijauan mirip lapangan golf, membentang luas di atas perbukitan yang landai. Uniknya lagi, di atas padang sabana ini, hewan liar dibiarkan bebas berkeliaran di alam bebas. Seakan memanjakan para pengunjung untuk melihat lebih dekat terkait pesan misterius dari surga tersembunyi ini.

Fulan Fehan (Foto: Risno Pakur/Dok. Pribadi)

Surga Yang Jatuh di Bumi

Sobat, tidak terlalu berlebihan kita menjuluki tempat ini sebagai surga. Akses yang tidak mudah untuk dilewati, menjadikan lembah di kaki gunung Lakaan ini serupa surga tersembunyi yang berpotensi besar sebagai ikon wisata unggulan.

Sangat cocok bagi sobat budiman yang memiliki jiwa petualang dan rindu akan kedamaian. Fulan Fehan tumbuh di antara dua identitas yang berbeda yaitu identitas sebagai Indonesia dan Timor Leste.

Lokasinya tepat berada di desa Dirun, kecamatan Lamaknen, kabupaten Belu kota Atambua. Bagi sobat yang ingin berkunjung ke tempat ini, ada banyak cara yang dapat digunakan yaitu dapat mengendarai motor atau pun mobil.

Lebih disarankan untuk mengendari mobil yang suspensinya bagus, sebab akses menuju jalan masuk ke tempat ini, masih belum bagus untuk dicapai.

Sobat akan merasakan penyiksaan ketika disuguhi jalan yang rusak wkwkkw. Tapi tenang, menurut pepatan kuno dari negeri anta berantah mengatakan bahwa ‘’kemerdekaan adalah hak segala bangsa”.

Loh kok gak sambung sobat hehehhe, maaf-maaf tadi Cuma becanda. Maksud pepatah kuno tadi adalah untuk mencapai surga, ya banyak tantangan yang harus dapat dilalui dan ada harga yang harus dibayar untuk tantangan itu.

Ya jalan rusak itu sendiri hehehe (baiknya pemerintah daerah setempat lebih memperhatikan infrastuktur akses ke wisata setempat apalagi Fulan Fehan sudah memenangi kompetsi wisata yang diselenggarakan oleh kementrian pariwsata dalam pesona Indonesia.)

Walau akses menuju tempat ini terbilang sulit, sobat sekalian akan disuguhi dengan pemandangan yang indah nan sejuk. Sobat sekalian akan banyak melihat banyak bukit hijau, lautan pohon dan semak belukar serta kebun warga desa yang memiliki daya tarik tersendiri apalagi ketika sudah mencapai puncak Fulan Fehan. Tentunya sobat akan terkesima dengan ciptaan Tuhan yang satu ini.

Bagi saya pribadi, tempat ini sangat bagus untuk semua kalangan. Untuk saat ini, Fulan Fehan sudah ditata secara baik dan rapih. Batu batu sejarahpun sudah ditata, meskipun ada beberapa akses jalan masuk yang masih rusak dan benar benar menghambat perjalanan para pengunjung apabila tidak segera diperbaiki. Di beberapa tempat, sudah ada spot foto yang dibangun, sehingga menambah keindahan dari Fulan Fehan itu sendiri.

Jika kamu banyak masalah, atau lelah dengan hiruk pikuk dan dramanya sebuah kota, mungkin ada baiknya sobat sekalian berkunjung ke Fulan Fehan, tempat yang sangat tepat untuk dikunjungi karena di sana, ketenangan yang didapatkan atau pun sekedar singgah untuk menikmati indahnya padang rumput nan hijau yang dikelilingi oleh hewan seperti kuda dan sapi yang  selalu bersahabat dengan pengunjung setianya.

Salam hangat dari Fulan Fehan untuk sobat sekalian

 

Atambua,  21/06/2021

Artikel Terkait