Nasional

Musuh Negara, Generasi Muda Harus Berani Suarakan Antiradikalisme dan Antiterorisme

Oleh : very - Kamis, 28/10/2021 18:08 WIB

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, saat melakukan silaturahmi sekaligus memberikan pembekalan pada acara Rapat Pimpinan Daerah Pemuda KNPI Kabupaten Garut tahun 2021 di Garut, Rabu (27/8/2021) malam. (Foto: Humas Pusat Media Damai, BNPT)

 

Garut, INDONEWS.ID -- Kelompok radikal masih terus berupaya untuk menyebarkan paham radikal di tengah-tengah masyarakat. Hal tersebut terlihat beberapa waktu lalu dimana sebanyak 59 orang yang sebagian besar anak-anak usia muda di Garut dan sekitar 30 orang di Lampung Selatan  dibaiat oleh kelompok radikal Negara Islam Indonesia (NII). Karena kelompok radikal NII terus berupaya merongrong bangsa Indonesia dengan mengganti ideologi bangsa ini dengan sistem ideologi agama atau Khilafah.

Tindakan dan perbuatan maupun ideologi Khilafah yang dilakukan NII tersebut sangat bertentangan dengan janji konstitusi yang sudah menjadi kesepakatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu empat konsensus nasional Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45. Untuk itu generasi muda atau generasi milenial diharapkan selalu waspada terhadap penyebaran ideologi tersebut. Kaum muda juga bisa menjadi ujung tombak dalam menyuarakan anti radikalisme dan anti terorisme.

Hal tersebut dikatakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, saat melakukan silaturahmi sekaligus memberikan pembekalan pada acara Rapat Pimpinan Daerah Pemuda KNPI Kabupaten Garut tahun 2021 di Garut, Rabu (27/8/2021) malam.

“Kami meminta kepada generasi muda yang ada di seluruh Tanah Air dimana sebagai generasi muda kami harapkan bisa menjadi  garda terdepan dalam membangun harmoni bangsa bahwa para pemuda harus berani menyuarakan anti radikalisme maupun anti terorisme termasuk anti narkoba dan juga anti korupsi atau anti apapun yang menjadi musuh negara,” ujar Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid.

Oleh karena itu menurutnya, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini Kamis, 28 Oktober dirinya terus berupaya untuk menjalin silaturahmi yang bertujuan untuk memupuk dan membangkitkan semangat para generasi muda yang ada di seluruh Tanah Air ini untuk menunjukkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang hebat.

“Bangsa kita ini adalah bangsa yang sangat kaya raya, dimana sangat beragam dan juga sangat majemuk yang harus kita jaga dengan persatuan, toleransi, keharmonisan untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045 mendatang. Dan generasi milenial atau generasi muda adalah garda terdepan yang nantinya akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang aman, damai, maju dan sejahtera,” ujar alumni Akpol tahun 1989 ini.

Untuk itu mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus)88/Anti Teror Polri ini meminta para generasi muda yang di seluruh wilayah Indonesia untuk mewaspadai segala bentuk proxy yang ada di era globalisasi ini, baik itu proxy ideologi yang menjadi utama yakni ideologi radikalisme dan terorisme. Yang mana hal tersebut masih disebarkan kelompok atau organisasi seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Daulah (JAD), maupun kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

“Yang mana kelompok-kelompok tersebut anti terhadap ideologi Pancasila, anti terhadap persatuan dan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia  ini. Memang organisasinya seperti HTI, JAD dan sebagainya itu sudah dibubarkan, tetapi ideologi yang diusungnya masih terus disebarkan. Di mana kelompok-kelompok tersebut ingin mendirikan Negara agama menurut versi mereka,” ujarnya.

 

Mantan Kapolres Gianyar ini menjelaskan bahwa ideologi radikal ini adalah ideologi takfii yang merupakan virus yang bisa memengaruhi siapa saja, terutama para generasi muda. Maka dari itu para generasi muda ini harus dibentengi dan harus diberikan vaksinasi ideologi dengan pemahaman keagamaan, wawasan kebangsaan yang baik dan benar.

“Sehingga hal itu bisa menjamin para generasi muda untuk bersikap toleransi, bersikap kebhinekaan ataupun persatuan serta konsisten terhadap konsensus nasional yaitu Pancasila UUD 1945 Bhineka Tunggal Ika dan NKRI harga mati,” ujarnya.

Untuk itu dirinya meminta para generasi muda untuk berani bersuara, dengan wajib menjadi buzzer dan juga influencer terutama di dunia maya. Hal itu bertujuan untuk menyuarakan persatuan, menyuarakan toleransi, menyuarakan cinta terhadap tanah air dan bangsanya

“Selain itu generasi muda juga harus bisa menyuarakan bangganya dan paham terhadap jati diri bangsanya ini. Generasi muda juga harus mau menyuarakan untuk akhlakul karimah, untuk mendukung negara, pemimpin dan pemerintahannya serta bersikap kritis terhadap segala sesuatu yang memang harus dikritisi,” ujarnya.

 

Jangan Mengikuti Tokoh Berpaham Radikal

Dikatakanya, para pemuda Indonesia juga harus dapat memaknai kalimat-kalimat yang ada dalam Sumpah Pemuda tersebut yakni putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, berbangsa yang satu yakni bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

“Bayangkan 17 tahun sebelum Indonesia merdeka mereka kelompok muda yang berbeda dari berbagai etnis, suku, ras dan agama serta dari berbagai pulau di Indonesia sudah berani mendeklarasikan itu dan bisa bersatu. Ini perbedaan yang harus dijaga, karena perbedaan yang ada di negeri ini merupakan Sunnatullah. Semangat itu yang harus kita lihat pada saat itu dan harus kita gaungkan lagi pada saat ini,”  kata mantan Kapores Jembrana ini.

Untuk itu dirinya juga mengimbau kepada para generasi muda untuk berhenti mengikuti ustad atau tokoh yang menyebarkan paham radikal dan intoleran baik di lingkungan sosial maupun media sosial. Karena apa yang diungkapkan tokoh atau ustad radikal tersebut bisa merusak persatuan bangsa ini.

“Jangan lagi mem-follow ustad ataupun tokoh-tokoh yang berpaham radikal yang suka mengadu domba, memprovokasi yang akhirnya kalian nanti malah terpecah belah. Karena sejatinnya tidak ada tokoh atapun ustad yang mengajarkan kekerasan, mengadu domba atau memprovokasi bahkan melakukan ujaran kebencian,” ujar mantan Kadensus 88/Anti Teror Polda DIY ini.

Dirinya juga berpesan kepada para generasi muda untuk selalu ikut berperan serta dalam menangkal radikalisme dan terorisme dengan cara militan yaitu dengan menangkal sebaran hoax dan propaganda dengan aktif menyebarkan konten persatuan dan toleransi.

“Follow ustad dan tokoh yang moderat, toleran dan damai serta cinta NKRI dan Pancasila baik di lingkungan sosial maupun media sosial. Sehingga kita semua wajib menjadi buzzer dan influencer bagi perdamaian persatuan, toleransi dan kebhinekaan dalam keberagamanan,” ujarnya mengakhiri.

Rencananya pada hari ini Direktur Pencegahan juga akan memberikan pembekalan terhadap organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Garut. Turut mendampingi Direktur Pencegahan dalam kesempatan tersebut yakni Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko dan para staf. ***

 

Artikel Terkait