Bisnis

Indonesia Bukukan 24.2 Triliun Rupiah dari Tiongkok dalam TEI ke-36 Digital Edition

Oleh : luska - Kamis, 02/12/2021 17:53 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Sesi interaktif (interactive) Trade Expo-Digital Edition (TEI-DE) 2021 telah resmi berakhir pada 4 November 2021 setelah berjalan selama dua pekan sejak dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Oktober 2021. Saat ini, TEI-DE tetap berlangsung dalam sesi showcase hingga 20 Desember 2021.

Pameran dagang terbesar Indonesia yang diselenggarakan melalui konsep katalog digital ini turut menarik minat para pembeli dari Tiongkok. Pada sesi interaktif, transaksi dari Tiongkok mencatatkan nota kesepahaman (MOU) senilai USD 100 juta untuk produk bahan obat tradisional. Minat pembeli dari Tiongkok terhadap produk-produk Indonesia tidak berhenti hanya pada sesi interaktif.

Hal ini diwujudkan dalam beberapa penandatanganan lanjutan nota kesepahaman dan surat intensi dari hasil penjajakan bisnis yang menghasilkan potensi transaksi senilai USD 1,685,575,050 atau sekitar Rp. 24,2 triliun.
Penandatanganan nota kesepahaman dan surat intensi tersebut dilangsungkan dalam kegiatan Signing Ceremony Indonesia-China as Complementary Partner yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia - Beijing pada 30 November 2021. Kegiatan ini dilangsungkan secara daring dengan mempertemukan para pembeli Tiongkok dengan para mitranya di Indonesia. 

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas usaha Perwakilan Pemerintah Indonesia di Tiongkok dalam penjajakan bisnis hingga selama TEI tahun ini dapat menghasilkan potensi transaksi perdagangan yang memuaskan. Jerry juga berharap agar kinerja ini terus ditingkatkan.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi turut menyampaikan bahwa TEI-DE 2021 sampai saat ini telah mencatatkan transaksi sebesar lebih dari USD 6 milyar, di mana transaksi dengan RRT mencapai USD 1,78 milyar atau 29.6%  dari total transaksi TEI-DE 2021. Keberhasilan TEI mencatat nilai signifikan yang melampaui target, merupakan berkat kerja keras berbagai pihak, termasuk para Perwakilan Perdagangan RI yang berhasil menjaring buyer.

Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian, Bambang menyampaikan bahwa permintaan produk-produk pertanian Indonesia dari Tiongkok terus meningkat tiap tahun, seperti sarang burung walet, buah-buahan tropis, minyak kelapa sawit, dan beberapa bahan obat tradisional. Peningkatan ini didukung oleh disepakatinya protokol ekspor yang akan menjamin pemenuhan persyaratan fitosanitari komoditas yang dikirim dari Indonesia ke Tiongkok.

Pada acara ini, tercatat ada 12 nota kesepahaman yang ditandatangani senilai USD 935.075.050 yang mencakup pembelian produk minyak kelapa sawit (16%), bahan obat tradisional (11%), buah tropis (49%), sarang burung walet (14%), dan berbagai produk konsumen (11%). Sedangkan surat intensi mencatatkan potensi transaksi senilai USD 750.500.000 untuk beberapa produk tambang, pertanian dan perkebunan.

Kegiatan ini juga mencatatkan optimisme dalam peningkatan akses pasar ke Tiongkok melalui platform digital. Platform cross-border e-commerce yang diinisiasi oleh Perwakilan Perdagangan di Tiongkok, www.idnstore.cn berhasil menjalin kerja sama dengan ditandatanganinya nota kesepahaman dengan Union Pay. Kerja sama ini diharapkan dapat mempermudah pemasaran produk Indonesia melalui platform digital Union Pay yang sudah jamak digunakan di Tiongkok.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun menyatakan bahwa kegiatan ini dapat menjadi salah satu tanda kebangkitan ekonomi kedua negara di masa pandemi ini. Pada trimester ke tiga tahun ini, total perdagangan Indonesia dengan Tiongkok telah mencapai angka sekitar USD 80 milyar. Harapannya, tahun 2021 dapat ditutup dengan rekor total perdagangan untuk pertama kalinya senilai USD 100 milyar. (Lka)

 

Artikel Terkait