Opini

RENUNGAN : Necessary evil

Oleh : luska - Senin, 20/12/2021 09:44 WIB

 Penulis : Lufthy Muthy 

Dalam literatur pemerintahan disebutkan,  pemerintahan itu ibarat setan. Laiknya setan, dia cenderung bertindak jahat. Namun demikian, kehadiran si setan sangat dibutuhkan (necessary evil). Krn tanpa kehadirannya, masyarakat akan menjadi liar. Bagaikan serigala. Saling memangsa. Homo homini lupus kata Thomas Hobbes.
Agar penguasa tidak berlaku setan, maka diperlukan kontrol. Rakyat harus mengawasi para penguasa dalam menjalankan pemerintahan. Supaya kekuasaan yg ada dalam genggamannya tidak disalahgunakan. Sebab seperti kata Lord Acton, power tends to corrupt. Absolute power, corrupts absolutely. 

Maka kehadiran rakyat yg cerdas, rakyat yg cerewet, rakyat yg mampu membuat para penguasa tidak bisa tidur nyenyak, sangat penting dan merupakan keniscayaan. Demikian kata Prof. Ryaas Rasyid. 

Tanpa kontrol, penguasa akan seenaknya menjalankan kekuasaan. Merasa nyaman berbuat semaunya. Maka aparat penegak hukum harus dikontrol. Agar hukum tidak dijadikan komoditi yg bisa diperjualbelikan. Tumpul ke atas tajam ke bawah. Pengelola perizinan harus dikontrol. Agar tidak memperdagangkan izin. Panitia tender harus dikontrol. Agar tidak memanipulasi dokumen. Mutasi dan promosi harus dikontrol. Agar tidak terjadi proses "wani piro". DPR/DPRD harus dikontrol. Agar  anggaran tidak jadi bahan bancakan. Pendek kata, pemerintahan harus dikontrol  agar penguasa tidak bersetubuh dgn kekasaannya. 

Ingat. Kekuasaan dalam negara demokrasi sesungguhnya bersumber dari rakyat. Karena itu, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat.  Itulah prinsip negara demokrasi. Yg oleh Abraham Lincoln dirumuskan sebagai pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. 

Jadi, jangan biarkan pemerintahan berjalan tanpa kontrol. Jika tidak, maka rakyat akan menjadi korban dimangsa oleh pemerintah yg bertindak seperti setan.

TAGS : Lufthy muthy

Artikel Terkait