Nasional

Mengenal Syafri A. Baharuddin: Salah Satu Auditor Terkemuka Tanah Air, Sosok Paripurna Menjadi Anggota BPK

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 14/01/2022 21:40 WIB

Salah satu kandidat Anggota Badan Pemeriksa Keuangan BPK), H.E. Dr. Syafri Adnan Baharuddin, Ak., MBA., CA (Foto: Ist)

Sosok, INDONEWS.ID - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dalam waktu dekat akan segera menjaring anggota baru. Hal ini menyusul berakhirnya periode masa tugas dua orang anggota BPK yaitu Agung Firman S dan Isma Yatun.

BPK sebagai Lembaga Pemeriksa tertinggi sangat diharapkan kinerjanya oleh masyarakat yang menginginkan segera tercapainya good government governance. Masyarakat menanti keberadaan anggota BPK yang mumpuni, berkompeten, profesional, berpengalaman, berintegritas, dan memiliki jiwa kepemimpinan.

Salah satu nama calon anggota kali ini yang dinilai memenuhi kriteria di atas, lantaran sudah banyak `makan asam garam` dalam bidang auditing, adalah H.E. Dr. Syafri Adnan Baharuddin, Ak., MBA., CA. Sosok Syafri tak saja ahli dalam bidang auditing, tetapi juga menguasai manajemen stratejik dan kebijakan publik. Syafri pernah menjadi Auditor Utama BPK-RI (2007-2012). Keahliannya di bidang ini tak perlu diragukan lagi.

Ditemui wartawan Indonews.id (Rikard Djegadut dan Very Hardiman) di kawasan Cipete, Jakarta Selatan pada Kamis (13/1/21), Syafri -- demikian ia akrab disapa--mengatakan dirinya telah 4 kali mencalonkan diri (sejak 2009) sebagai anggota BPK, namun belum berhasil. Kendati 3 kali pula melewati tahap Fit and Proper Test di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan selalu mendapat nomor wahid alias juara satu. Padahalan, kriteria yang diuji DPD cukup komprehensif.

Biasanya, orang akan kapok dalam 2 hingga 3 kali coba. Namun hal ini tidak berlaku bagi dirinya. Syafri merasa terpanggil untuk mengabdikan sisa hidup produktifnya kepada bangsa dan negara sebagai anggota BPK. Syafri sangat ingin menjaga dan meningkatkan dignity BPK sebagai Supreme Audit Board.

"Pertanyaannya, mengapa saya coba terus bahkan ini yang kelimanya? Karena saya sangat mencintai negara ini. Saya ingin mengkontribusikan pengetahuan dan keahlian, serta pengalaman saya kepada adik-adik auditor BPK. Saya ingin Indonesia yang bersih. Dan saya ingin, periode pemerintahan bapak Presiden Jokowi selesai dengan legacy dan kehormatan tanpa ada `catatan merah` setidaknya dalam hal akuntabilitas pengelolaan keuangan negara," tegasnya.

Syafri membawa mimpi besar untuk perbaikan kinerja BPK jika nanti dirinya terpilih. Mimpi itu bahkan ia tuangkan dalam bentuk tulisan berupa booklet. Garis besarnya adalah policy approach dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dalam menuju good government governance.

"Lalu apa yang akan saya lakukan jika dipercaya dan terpilih sebagai anggota, sama seperti yang sering dikatakan misalnya oleh seorang Pangdam yang baru: saya akan meneruskan apa yang sudah baik, dan saya akan memperbaiki apa yang masih perlu diperbaiki serta saya akan mengupayakan berbagai terobosan dalam pengelolaan audit, seperti inovasi dan kolaborasi dalam pendekatan pemeriksaan dengan pihak baik internal maupun eksternal BPK," jelas mantan Tenaga Ahli Menteri Keuangan RI ini.

Lebih lanjut, Syafri enggan menjawab secara gamblang mengenai komposisi latar belakang anggota para anggota BPK yang ideal. Namun dirinya mengharapkan agar komposisinya sebaiknya proporsional antara figur berlatar belakang politisi dan auditor.

Selain itu, mantan anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan ini juga berharap jika nantinya UU BPK direvisi (ada wacana revisi), perlu dipertimbangkan batasan usia para anggota, yakni agar diperpanjang. Jadi bukan lagi 67 tahun namun bisa hingga 70 tahun, seperti para Hakim Agung, misalnya.

Selanjutnya, Syafri menyatakan agar revisi UU BPK juga bisa mengatur proporsi anggota BPK yang disepakati untuk ke depannya. Dengan demikian, para eselon 1 BPK sebagai ASN memiliki kemungkinan lebih besar untuk melanjutkan karirnya di BPK sebagai anggota BPK. Demikian pendapat mantan Duta Besar RI untuk WTO di Jenewa ini.

Sosok Syafri Adnan Baharuddin

Lantas, siapa Syafri Adnan Baharuddin, sosok dengan semangat berapi-api ingin memperkuat marwah lembaga BPK sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 ini?

Berikut adalah profil figur luar biasa, baik dari segi integritas, karakter, kepakaran dan pengalaman ini. Serta yang tak kalah penting adalah konsep yang ditawarkannya untuk perbaikan BPK.

H.E. Dr. Syafri Adnan Baharuddin, Ak,. MBA., CA lahir di Jakarta pada 23 April 1959. Sosok yang tegas, sederhana dan juga tidak bersikap `neko-neko" ini telah 39 tahun mengabdi pada negara sebagai aparatur sipil negara (ASN).

Syafri telah banyak kali dipercayakan menjadi jajaran pimpinan sejumlah lembaga penting di negara ini. Hal ini membuatnya kerap berhubungan dengan banyak orang dan lantas membuatnya mampu membaca karakter orang lain secara cepat dan tepat.

Karir

Adapun sejumlah jabatan penting pernah diembannya adalah menjadi Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan. Sebelum itu, Syafri tercatat pernah menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Keuangan RI.

Ia juga pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk World Trade Organization (WTO) sekaligus Deputi Wakil Tetap RI pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bermarkas di Jenewa, Swiss.

Kemampuan berdiplomasi seorang Syafri tak perlu diragukan. Bila saja ia `salah lidah` dalam berdiplomasi, khususnya bernegosiasi, dampaknya bisa fatal bagi negara.

Syafri menjabat sebagai Auditor Utama BPK-RI selama 5 tahun. Selain karena pendidikannya, pengalaman ini membuatnya menjadi satu dari segelintir auditor terkemuka yang ada di Tanah Air.

Ia juga tercatat pernah menjadi Direktur Pengawasan Keuangan Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pernah juga menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan BPKP serta menjadi Asisten Deputi Pengawasan dan Keterpaduan Kebijakan Sekretaris Negara RI.

Selain berkarir di lembaga pemerintahan, Syafri juga tercatat aktif mengajar sebagai dosen. Pada 2010-hingga 2012 dan 2015-2016, Ia menjadi dosen bagi mahasiswa Program Magister Akuntansi (MAKSI) Universitas Indonesia (UI)

Syafri juga pernah mengajar Manajemen Strategik pada 2016 hingga 2019 untuk Program D-IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Pada 2002 hingga 2004, Ia juga pernah mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara (UNTAR) untuk bidang Audit Internal.

Saat ini, Syafri memberikan kuliah bagi mahasiswa program pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk mata kuliah Akuntansi Internasional sejak 2019 lalu dan program pasca sarjana Universitas Ma Chung Malang untuk bidang Manajemen Inovasi.

Organisasi dan Kepemimpinan

Bicara kepemimpinan, figur Syafri juga cukup andal. Selain kerap dipercayakan menjadi jajaran pimpinan di sejumlah lembaga pemerintahan negara dalam karirnya, Syafri juga aktif di sejumlah organisasi yang akhirnya terus menempanya.

Ia pernah menjadi anggota Majelis Pertimbangan Alumni STAN- IKANAS STAN. Ketika menjadi Dubes RI untuk WTO-PBB, Syafri dipercayakan menjadi Ketua G33 (Negara-Negara Agraris) yang bermarkas di Jenewa, Swiss.

Ia juga diketahui pernah mengemban tugas penting sebagai Ketua Caucus APEC – Geneva. Selain itu, Syafri juga pernah menjadi anggota Expert Panel INTOSAI – Stockholm, sebuah Organisasi Internasional Lembaga Audit Tertinggi.

Ia juga menjadi anggota Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan menjadi Ketua IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik.

Syafri juga menjadi Sekretaris Jenderal Forum Bersama Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (Forbes APIP) dan pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa STAN.

Pendidikan

Figur berdarah Makasar ini menyelesaikan pendidikan SD Frater, SMP hingga SMA dari Pangudi Luhur Jakarta. Selepas itu, ia melanjutkan pendidikannya di jenjang lebih tinggi dengan mendaftar di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Departemen Keuangan RI. Saat itu ia lulus D-III bersama 176 mahasiswa angkatannya.

Setelah tiga tahun berkarir, ia kembali mengikuti program D IV di institusi yang sama bersama 19 eks mahasiswa angkatannya di D III.

Sosok yang terkenal sangat disiplin waktu ini kemudian mendapatkan Harvard Scholarship untuk menempuh pendidikan Master of Business Administration (MBA) di University of Rochester, USA.

Hebatnya, Syafri sukses mendapatkan Fulbright scholarship, (satu jenis beasiswa yang tak sembarang orang berhak mendapatkannya) yang menghantarkannya mengikuti pendidikan jenjang doktoral (S3) Kebijakan Publik di University of Pittsburgh, USA, sebagai kelanjutan program yang sama di Universitas Gajah Mada.

Tak sampai di situ, haus akan pengetahuan ia buktikan dengan mengikuti pendidikan di Wharton School, USA untuk mendalami Global Strategic Leadership. Sementara Negotiation for Value Creation ia dalami di IMD, Lausanne, Switzerland.

Syafri selanjutnya, mengikuti ISSA Guideliness on Good Governance di ITC ILO, Turin, Italy dan Policy Development Program di Cornell University, USA.

Ia juga tercatat mengikuti pendidikan di Berkeley University, USA tentang Innovation & Change Management dan Collaboration in Public Governance di Kennedy Govt. School-Harvard, USA serta Performance Audit di University of Connecticut, USA.

Kunci Hidup

Sebagai informasi, Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini tentu membutuhkan sosok seorang anggota BPK berintegritas.

Bicara integritas. Sejumlah `jabatan basah` yang pernah dijabatnya telah mengujinya soal sejauh mana integritas dan dedikasinya kepada negara. Bicara loyalitas, tak perlu dipertanyakan, darah Makasar yang mengalir dalam tubuhnya membuatnya loyal terhadap setiap kepercayaan yang diberikan.

"Saya bukan santo (orang kudus), tapi sebagai orang beriman, orang beragama, saya harus berbuat sebaik mungkin dengan integritas. Karena itu yang dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan nantinya," imbuhnya.

Bicara disiplin juga tak perlu diragukan. Ia telah menempa diri dalam didikan Belanda selama SD hingga SMA di Sekolah Katolik, Frater dan Pangudi Luhur, sekolah yang dikelola para misionaris Belanda. Disiplin adalah denyut nadi dan ciri khas dari model pendidikan Barat ini.

Nilai kedisiplinan ini terus ia bawa dalam hidupnya, termasuk dalam dunia kerja. Bahkan, ketika ia menjadi Duta Besar WTO yang bermarkas di Jenewa, dirinya selalu yang pertama masuk ke ruang sidang dan terakhir keluar. Hal ini membuatnya dikenang oleh Dubes-dubes negara sahabat ketika masa tugasnya purna.

"Saya memang tegas karena saya tak segan mengatakan benar apa yang benar dan salah apa yang salah. Tidak perlu takut. Yang terpenting kita jujur, tidak usah takut. Itu yang orang kenang. Selain itu, kehormatan harus didapatkan dengan cara yang tidak tercela," tutupnya.

Profil:

Nama: H.E. Dr. Syafri Adnan Baharuddin, Ak., MBA., CA

TTL : Jakarta, 23 April 1959

Riwayat Pekerjaan :

Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan
Tenaga Ahli Menteri Keuangan RI
Duta Besar RI untuk WTO – Jenewa
Auditor Utama BPK-RI
Direktur Pengawasan Keuangan Daerah BPKP
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan BPKP
Asisten Deputi Pengawasan dan Keterpaduan Kebijakan Sekretaris Negara

Pendidikan :

S3 Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada dan University of Pittsburgh, USA (Fulbright Scholarship)
S2 MBA, University of Rochester, USA (Harvard Scholarship)
D4 STAN – Departemen Keuangan RI

Pendidikan Lain-Lain :

Wharton School, USA - Global Strategic Leadership
IMD, Switzerland - Negotiation for Value Creation
ITC ILO, Italy - ISSA Guideliness on Good Governance
Cornell University, USA - Policy Development Program
Berkeley University, USA - Innovation & Change Management
Kennedy School-Harvard, USA - Collaboration in Public Governance
Univ. of Connecticut, USA - Performance Audit

Organisasi :

Majelis Pertimbangan Alumni IKANAS STAN
Ketua G33 (Negara-Negara Agraris) – Jenewa
Ketua Caucus APEC – Jenewa
Expert Panel INTOSAI – Stockholm
Dewan Pengurus Nasional IAI
Ketua IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik
Sekjen Forbes – APIP
Ketua Senat Mahasiswa STAN

Pengalaman Mengajar :

Pasca Universitas Muhammadiyah Malang (Akuntansi Internasional) (2019 s.d. saat ini)
Pasca Universitas Ma Chung (Manajemen Inovasi)
MAKSI UI (Akuntansi Pemerintahan? (2010-2012, 2015-2016)
D-IV STAN (Man. Stratejik) (2016-2019)
FE UNTAR (Audit Internal) (2002-2004). *(Rikard Djegadut)

 

Artikel Terkait