Opini

Perlu peningkatan Aktifitas

Oleh : luska - Sabtu, 22/01/2022 10:17 WIB

Penulis : Prof Tjandra Yoga Aditama (Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO)

Kenaikan kasus COVID-19 lebih dari 2000 di hari-hari ini jelas harus dikendalikan dengan *effort tambahan*, kita perlu melakukan sesuatu yang lebih daripada yang dilakukan di hari-hari sebelumnya, tidak bisa kegiatan yang sama saja. Memang dengan angka 2000 per hari maka belum perlu menaikkan level PPKM dll., tetapi jelas harus ada aktifitas tambahan yang perlu dilakukan di hari-hari mendatang ini, meliputi setidaknya tujuh hal:

1. Protokol kesehatan bukan hanya diterapkan saja tetapi harus lebih ketat lagi. Kebiasaan “new normal” harus menjadi “now normal”. Himbauan dan aturan tentang WFH misalnya, juga perlu diikuti dengan implementasi aturan langsung di lapangan. Mungkin baik juga di analisa tentang pembelajaran tatap muka di sekolah, apakah tetap 100%, atau barangkali dipertimbangkan kalau perlu diturunkan 75% dan lain-lain.
2. Harus lebih meningkatkan lagi tes dan telusur, termasuk meningkatkan ketersediaan PCR -SGTF dll.
3. Juga perlu ditingkatkan penelusuran kasus secara masif pada kejadian transmisi lokal yang sudah ratusan orang itu, baik telusur “ke depan” kepada siapa mereka menularkan dfan juga “telusur kebelakang” dari mana mereka tertular.
4. peningkatan vaksinasi, baik vaksinasi dua kali maupun vaksinasi booster. Sampai 19 Januari 2022 masih sekitar 42% penduduk kita dan lebih dari 55% lansia belum mendapat vaksinasi memadai. Vaksinasi booster akan baik kalau amat ditingkatkan dan dipermudah pelaksanaannya.
5. Perlu makin ditingkatkan upaya untuk menjamin pencegahan penularan dari mereka yang datang dari luar negeri ke masyarakat sekitar, termasuk melakukan pengawasan pasca karantina.
6. Peningkatan  surveilans yang amat ketat dengan data akurat. Di satu sisi jangan sampai terlambat untuk menarik “rem darurat” kalau sekiranya diperlukan, dan di sisi lain jangan pula terlalu cepat melakukan pengetatan kalau belum sepenuhnya diperlukan.
7. Komunikasi risiko ke masyarakat luar perlu makin intensif, bukan saja untuk memberi pemahaman tentang program yang ada tetapi juga untuk membuat masyarakat tidak perlu panik.
 

Artikel Terkait