Nasional

Seminar Nasional Aktualisasi Teknologi Untuk Menciptakan Ekonomi Kreatif

Oleh : luska - Minggu, 17/07/2022 20:08 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Teknologi harus kita aktualisasikan untuk menciptakan ekonomi kreatif yang mulai mengantikan ekonomi ekstraktif. Generasi masa kini harus giat meningkatkan kreativitas dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia berkualitas unggul dan berdaya saing untuk Indonesia yang sejahtera. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Dr. H. Sandiaga Uno, B.B.A., M.B.A., pada Seminar Nasional Aktualisasi Teknologi Untuk Menciptakan Ekonomi Kreatif, dengan tema “It’s time to develop your entrepreneurial talent”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis Sektor Publik (Himambistik) Politeknik STIA LAN Jakarta sebagai acara puncak Preneur's Fair secara daring pada hari Ahad, 17 Juli 2022 pukul 08.00 s.d 12.0 WIB.

Seminar ini dibuka oleh Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA. dan diikuti oleh Para Pejabat Pimpinan Tingg di Lingkungan Lembaga Administrasi Negara  Republik Indonesia, mahasiswa Politeknik STIA LAN Jakarta serta peserta lainnya dari berbagai lembaga, instansi dan kalangan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Dr. H. Sandiaga Uno, B.B.A., M.B.A., mengatakan bahwa ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp.1300  triliun atau 7,4% dari keseluruhan Pendapatan Bruto Nasional. Fenomena ini perlu disikapi dengan melakukan terobosan-terobosan enterpreneurship, seperti melakukan berbagai inovasi, mampu untuk mengambil resiko dan proaktif selalu bergerak.

Pada tahun 2022, terdapat 210 juta pengguna aktif internet dan 190 juta pengguna aktif media sosial mulai dari Tiktok, YouTube, Instagram, hingga WhatsApp. Angka penetrasi internet di Indonesia sudah 77%. Oleh karena itu, Kemenparekraf menginisiasi peluncuran 37 juta unit usaha mikro kecil menengah yang untuk bertransformasi ke platform digital. Pada titik inilah, kemunculan perusahaan perusahaan startup difasilitasi.

Sandiaga Uno mengharapkan  Mahasiswa Politeknik  STIA LAN Jakarta juga ambil bagian dalam peluang tersebut. Menurutnya, sekitar 70 juta penduduk milenial Indonesia memiliki karakteristik agile, tangguh, kreatif memiliki imajinasi ingin tahu yang positif. Sandiaga Uno juga mendorong mahasiswa Politeknik STIA LAN Jakarta untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan melalui inovasi, adaptasi dan kolaborasi dengan semangat 3G yaitu "Gercep, Geber dan Gaspol".

Di samping itu, turbulensi ekonomi harus disikapi dengan semangat dan leadership kepemimpinan yang mampu beradaptasi dengan paparan ekonomi baru, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang sesuai target.

Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta, Prof. Dr. Nurliah Nurdin, M.A., pada kesempatan yang sama mengapresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Dr. H. Sandiaga Uno, BBA., MBA., yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan keynote speech yang mencerahkan dan menyemangati jiwa muda para milenial untuk berpartisipasi ambil bagian pada ekonomi kreatif. Nurliah mengatakan bahwa aktualisasi teknologi dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha atau calon pengusaha untuk dapat mengembangkan atau membangun bisnisnya melalui ekonomi kreatif berbasis penciptaan, dimana sumber daya utamanya adalah kreatifitas oleh SDM itu sendiri. 

Oleh karena itu, penting bagi  dosen, mahasiswa, pengusaha, masyarakat, untuk terus mengasah diri dan wawasan untuk terus dapat bersaing di era yang terus melaju ini.

Hadir sebagai narasumber lainnya pada seminar nasional ini adalah Kepala Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Jakarta Pusat, Derliana Melinda Sagala S.E, M.S.E., dan Robinson Sinaga dari Kemenparekraf.

Derliana menjelaskan mengenai program Jakpreneur sebagai dukungan pendampingan usaha dari pemerintah untuk masyarakat Jakarta. “Kolaborasi menjadi hal penting dalam mewujudkan transformasi UMKM Digital, dan sebagai generasi penerus Mahasiswa atau kalangan milenial dapat terus menggali pengetahuan dan pengalaman serta menanamkan jiwa entrepreneurship yang harapannya kelak Indonesia mampu menjadi negara makmur (welfare state)”, tutupnya. (Lka)

Artikel Terkait