Pojok Istana

Salut! Alasan Gibran Marah pada Anggota Paspampres, Tarik Masker hingga Putus

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 12/08/2022 18:31 WIB

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka naik pitam setelah mengetahui kebenaran kabar aksi arogan anggota Paspampres yang memukul sopir truk di Simpang Girimulyo, Solo.

Jakarta, INDONEWS.ID - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka naik pitam setelah mengetahui kebenaran kabar aksi arogan anggota Paspampres yang memukul sopir truk di Simpang Girimulyo, Solo.

Saat anggota Paspampres bernama Hari Misbah menyampaikan permintaan maaf di hadapan wartawan, dia tiba-tiba menyerobot masker yang digunakan hingga terputus talinya dan jatuh ke lantai.

Setelahnya, Gibran kemudian berdiri di belakang Hari dengan kedua tangan bersedekap didada. Raut muka Gibran terlihat marah memandangi Hari yang sedang memberi keterangan pers.

Hari kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada korban, keluarga dan masyarakat Solo. Ia mengaku khilaf sehingga bertindak arogan melakukan pemukulan terhadap sopir truk yang berserempetan dengan mobil yang ditumpanginya.

"Saya salah, saya minta maaf atas kesalahan saya dan tidak akan mengulangi kesalahan saya. Saya minta maaf kepada bapak yang saya pukul dan keluarganya. Karena perbuatan saya, mungkin menyakiti hati dan keluarganya," ujarnya.

Gibran menilai permintaan maaf tersebut belum cukup dan belum menyelesaikan permasalahan. Apalagi permintaan maaf disampaikan setelah beberapa hari peristiwa terjadi dan viral di media sosial.

"Bagi saya belum cukup. Mereka minta maaf kan karena beritanya viral. Kalau enggak viral mereka enggak mungkin minta maaf,” katanya.

"Saya enggak terima warga saya digituin, dia enggak salah kok. Paspampresnya juga tidak dalam posisi mengawal siapa-siapa,” ujar dia.

Gibran mengaku baru mengetahui kabar pemukulan pada Kamis (11/8) malam, setelah ada akun twitter yang mencoleknya. Akun Twitter @txtdrberseragam, mengunggah kabar pemukulan tersebut pada Kamis (11/8) pukul 21.10 WIB.

"Semua laporan saya terima, ndilalah ndek bengi mlebu (kebetulan semalam masuk)," jelas dia.

Putra sulung Presiden Jokowi itu juga belum mengetahui terkait sanksi yang akan diberikan kepada pelaku. Ia menyerahkan urusan tersebut kepada atasan atau komandan Paspampres.

"Itu urusan komandan. Tanggung jawab saya melindungi warga saya yang dipukul," tegas Gibran.

Baik Gibran maupun Hari menyatakan jika anggota Paspampres yang melakukan pemukulan tersebut bukanlah pengawal keluarga Presiden Jokowi. Saat ditanyakan, Gibran pun minta wartawan untuk menanyakan ke Komandan Paspampres.

"Yo mbuh takono pengawale sopo (enggak tahu tanyakan pengawalnya siapa. Tim advance," terangnya.

Dia tidak akan mengimbau atau berharap apapun untuk ke depannya. Dia menyerahkan urusan anggota Paspampres kepada komandan atau atasannya.

"Imbauannya biar disampaikan komandannya saja ya," kata Gibran.

Terkait siapa saja orang yang ada dalam mobil Paspampres, Gibran enggan menyampaikan. Termasuk kabar yang beredar jika mobil tersebut juga ditumpangi seorang ustaz. "Ngakunya satu," katanya.

Meski demikian Gibran mengaku bisa melihat berapa orang yang berada di dalam mobil melalui video kamera CCTV.

"Kelihatan (berapa orang). Pokoke CCTV wis tak simpen, nanti kalau ngerti-ngerti (tahu-tahu) ilang, aku wis nyimpen," ungkap Gibran.

Selain marah, Gibran juga merasa malu, karena kejadian tersebut tak jauh dari rumahnya maupun ayahnya Presiden Jokowi. Jika dihitung jarak antara Simpang Girimulyo hingga kediaman Gibran maupun Jokowi hanya sekitar 1,5 kilometer. Hampir setiap hari dia selalu melintas kawasan tersebut untuk sampai ke balai kota.

"Jelas banget kejadiane, kadar banget. Kejadiannya juga di dekat rumah saya, bayangno aku isin banget," pungkas dia.*

Artikel Terkait