Nasional

Apresiasi Kinerja Kemlu, Dewan Pakar BPIP: Capaian 2002 Penuhi Prioritas Diplomasi

Oleh : luska - Rabu, 11/01/2023 21:55 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Mengulang tradisi selama ini, pada Rabu, 11 Januari,  Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2023 di Kantor Kementerian Luar Negeri  di Jl. Pejambon 6, Jakarta. Acara tahunan rutin ini sengaja dilakukan untuk memaparkan capaian kinerja diplomasi selama 2022 dan mengumumkan prioritas diplomasi 2023. Dalam acara tsb. Menlu Retno Marsudi menunjukkan salah satu kinerja menonjol dalam diplomasi Indonesia selama 2022, yaitu keberhasilan Indonesia menyelenggarakan KTT G20 di Bali, November lalu. Keberhasilan Indonesia ini juga diakui olehSekjen PBB Antonio Guterres yang mengatakan Indonesia telah menunjukkan kemampuan diplomasinya dalam menyatukan pihak-pihak yang bertentangan dalam satu forum tingkat tinggi untuk mengadakan dialog dan mencari solusi bersama terhadap masalah dunia. 

Menanggapi kinerja Kemlu selama 2022, Dewan Pakar BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala menyatakan apresiasinya terhadap kinerja diplomasi Indonesia selama kurun 2022. Dikatakannya bahwa Menlu Retno bersama jajarannya di Kemlu telah  berhasil merealisasikan prioritas diplomasi Indonesia.  

Dr. Djumala mengingatkan bahwa pada 2019 Menlu Retno telah menetapkan 4 prioritas diplomasi Indonesia, yaitu diplomasi ekonomi, perlindungan WNI, kedaulatan dan kebangsaan, serta kontribusi dan kepemimpinan Indonesia dalam politik global. Menyoroti khusus prioritas kepemimpinan Indonesia,  Dr. Djumala menilai diplomasi Indonesia sudah memenuhi harapan itu.

Kemampuan Indonesia mempertemukan kepentingan yang berbeda secara diametral akibat konflik Rusia-Ukraina layak diapresiasi. Sebab konflik Rusia-Ukraina merupakan faktor kesulitan dalam pelaksanaan diplomasi. Bukan saja pertentangan dalam penyikapan konflik yang menyulitkan. Tetapi juga krisis global yang diakibatkan  oleh konflik itu sendiri berupa naiknya harga energi dan pangan dunia, telah mempersulit manuver diplomasi Indonesia. Meski dengan sederet hambatan dan kesulitan itu, dengan kepiawaian Menlu Retno dan mesin diplomasinya memainkan jurus “musyawarah dan nurani kemanusiaan”, Indonesia berhasil mengeluarkan Leaders’ Declaration. Bukan itu saja, KTT G20 juga mampu menelurkan hasil konkrit (tangible results) berupa Pandemic Fund. Semua itu berkat kepemimpinan Indonesia dalam diplomasi tingkat dunia, yang sesuai dengan prioritas diplomasi Indonesia. 

Terkait prioritas lain, seperti kedaulatan,  Menlu Retno mengungkapkan bahwa Indonesia terus melakukan perundingan batas negara dengan negara-negara tetangga, seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Palau, dan Timor Leste.   Dalam prioritas bidang perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) pun  diplomasi Kemlu mencatatkan kinerja baik, dengan menyelesaikan lebih dari 30.000 kasus  pada 2022. Sementara kinerja diplomasi di bidang ekonomi,  Kemlu terus memperkuat akses pasar melalui  perundingan perdagangan bilateral dengan Chile, UAE, Korsel, Jepang, dan Mauritius.  

“Di tengah situasi dunia yang sulit, Kemlu telah menunjukkan kinerja yang baik dan memenuhi tujuan dari prioritas yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa mesin diplomasi Indonesia bekerja baik di bawah kepeminpinan Menlu Retno dengan dukungan jajaran diplomat Indonesia yang handal”, pungkas Dr. Djumala. (Lka)
  

TAGS : BPIP

Artikel Terkait