Bisnis

Wujudkan Ketahanan Pangan, Holding PTPN Umumkan Penggabungan 13 Perusahaan Jadi 2 Sub Holding

Oleh : very - Rabu, 22/03/2023 16:45 WIB

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN 3 Muhammad Abdul Ghani. (Foto: Kompas.com)

Jakarta, INDONEWS.ID – Sesuai arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi Crude Palm Oil (CPO) kelapa sawit, serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng (migor) dalam negeri, Holding Perkebunan Nusantara PTPN 3 mengumumkan rencana penggabungan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara menjadi dua Sub Holding.

Direncanakan, PTPN 5, 6 dan 13 akan bergabung ke PTPN 4, yang akan menjadi Sub Holding PalmCo. Sementara PTPN 2, 7 sampai 13 bergabung ke PTPN 1 akan disebut Sub Holding SupportingCo. Rencana penggabungan itu akan dilaksanakan pada Mei 2023 dan ini sejalan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN 3 Muhammad Abdul Ghani dalam keterangan tertulis mengatakan, PalmCo menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, kapasitas produksi komoditas olahan sawit, hasil panen Tandan Buah Segar (TBS), kapasitas produksi CPO, minyak nabati dan minyak goreng.

Selain itu, PalmCo akan membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450.000 ton RBDPO pertahun pada 2025 sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan B40.

"Pembangunan pabrik Bio CNG di enam unit PKS yang berada di dalam PalmCo sampai 2024 melalui kemitraan dan melakukan peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 hektar sampai 2026 nanti," kata Ghani seperti dikutip Kompas.com.

SupportingCo, kata Ghani, akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan unggul melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan serta diversifikasi usaha lain yang memberi nilai tambah bagi perusahaan seperti green business.

Holding Perkebunan Nusantara awalnya memiliki 13 anak perusahaan yaitu PTPN 1 sampai 14, melebur menjadi tiga Sub Holding yang mendukung ketahanan pangan yaitu SugarCo yang berdiri pada 2021, akan merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional.

Dia mengatakan, PalmCo meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit dan SupportingCo menjadi pengelola aset perkebunan unggul.

Pembentukan PalmCo dan SupportingCo adalah bagian dari transformasi PTPN, dalam dua tahun terakhir. Transformasi ini menghasilkan kinerja yang meningkat. Pada 2021, PTPN Group mencatat laba bersih sebesar Rp 4,64 triliun dan dan EBITDA sebesar Rp 14,18 triliun. Pada 2022, laba bersih mencapai Rp 6,02 triliun atau naik 30 persen secara tahunan (YoY) dan EBITDA sebesar Rp 15,83 triliun.

"Harapannya, PalmCo akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan yaitu 600.000 hektar pada 2026 dan menjadi pemain utama industri sawit dunia," ujar Ghani.

Sebagai bagian dari PSN, PalmCo akan melakukan hilirisasi industri kelapa sawit melalui pembangunan satu unit pabrik minyak goreng melalui kerja sama kemitraan termasuk tolling pada 2025 sampai 2026. Hal itu ditargetkan akan meningkatkan produksi minyak goreng curah dalam negeri dan produksi CPO.

“Melalui PalmCo, diharapkan pada 2026, PTPN mampu memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng. Meningkat dari 460.000 ton per tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton per tahun atau empat kali lipat di 2026,” pungkas Ghani. ***

 

Artikel Terkait