Oleh: Tulus Sugiharto*)
Jakarta, INDONEWS.ID - Dear Gen Z, salah satu hobi anda menonton tontonan yang menarik, meski tidak penting. Di Tiktok sebuah tayangan durasi hanya sekitar 15 detik hingga satu menit. Apa yang dilihat, ya yang menarik, bahkan untuk sekadar lihat cerita orang lain yang tidak dikenal.
Budaya populer itu biasanya cepat muncul, tapi cepat juga turun. Misalnya, ada sekelompok anak muda, menjadikan trotoar atau tempat penyerangan jalan untuk mondar mandir bagaikan di catwalk. Kemudian itu dikenal sebagai Citayam Fashion Week. Viral di medsos, kemudian mengundang banyak sekali orang, bahkan selebriti pun ikut dalam kegiatan ini, dampaknya tambah viral tapi juga membuat kemacetan lalu lintas di sekitarnya.
Aksi di trotoar semacam ini sebenarnya juga dilakukan oleh group musik terkenal asal Korea Selatan, BTS. Mereka membuat program BTS Performs a Concert in the Crosswalk, bersama James Corden, seorang aktor, penulis, produser, komedian, pembawa acara televisi dan penyanyi asal Inggris. Salah satu program terkenal Corden antara lain, James Corden Carpool Karaoke.
Tidak tahu persis apakah Bonge cs terpengaruh oleh tayangan BTS yang “ngamen“ atau menjadikan jalan penyeberangan di lampu merah sebagai panggung mereka. Yang jelas BTS lebih dulu melakukannya ketimbang Bonge Cs.
Media sosial yang muncul karena teknologi media baru yang berbasis internet itu, mampu menciptakan budaya populer, viral dengan cepat. Tapi bagaimana tetap diatas dan terus bertahan ?
Industri hiburan Korea, apa itu K Pop atau drama korea atau drakor sangat serius mempersiapkan artis dan aktornya agar mereka tidak jatuh pada tren budaya populer, yang cepat naik dan kemudian dengan cepat turun. BTS misalnya kini sudah 10 tahun berada di industri musik, mereka menjelma menjadi legend bahkan menjadi wakil Korea Selatan saat dalam Sidang Umum PBB September 2021, bahkan BTS 31 Mei 2022, menjadi tamu khusus Presiden AS, Joe Biden, karena saat itu di Amerika tengah muncul fenomena kekerasan pada masyarakat Asia.
Btw, Suga BTS juga hadir di Jakarta 26- 28 Mei ini di Jakarta dan kabarnya mendapatkan pengawalan 1000 personel gabungan.
Group lainnya Blackpink, mulai debut tahun 2016 tapi sebelum debut mereka di rekrut dari beberapa negara bahkan melalui training selama lima tahun sebelum tampil di panggung. Hal ini diungkap Blackpink dalam program Carpool Karaoke bersama James Gordon. Saat tampil di Jakarta 11-12 Maret lalu tiket Blackpink telah terjual jauh sebelum pertunjukan. Hal yang sama juga terjadi pada group musik Coldplay yang tiketnya terjual habis dalam hitungan menit padahal baru akan hadir di Jakarta 15 November 2023 mendatang.
Jadi seorang celebrity akan bertahan lama karena latihan yang bertahun-tahun bukan karena populer karena sebuah momen yang cepat naik dan turun.
Geser ke celebrity dunia politik. Budaya populer kini juga sudah cukup lama masuk ke dunia politik dan kini melibatkan pihak lain agar terus dianggap populer Meminjam istilah Bung Rizal Ramli (RR), pihak lain itu seperti BuzzerRP dan SurePay (lembaga Survei). Memang nampaknya cara seperti ini efektif menaikan seseorang menjadi kandidat pemimpin negara. Tapi jangan-jangan, nasibnya cepat naik dan kemudian turun atau layu saat sedang mekar.
Bung RR bukan produk budaya populer politik, sejak berumur 8 tahun sudah yatim piatu, sekolah di ITB dengan membiayai dirinya menjadi penerjemah, ikut demonstrasi, dipenjara, menyelesaikan kuliah di Amerika, kembali ke Indonesia menjadi Menteri di dua Presiden ( Gus Dur dan Jokowi), di era Jokowi hanya satu tahun, dipecat karena mungkin jadi vokalis yang terlalu menguasai panggung. “lagunya berjudul“ mempersoalkan Garuda, Masela, pipa dan bunker BBM, PLN dll. Bernyanyi sendiri hingga dikeluarkan dari panggung, meski penonton menyukainya. Saat peringatan 25 tahun reformasi, Bung RR “nyanyi“ di depan puluhan orang dosen, aktivis dll.
Ada yang jaga? Ada sih, kabarnya tiga orang, yang diduga intel. Dear Gen Z, ayo dengar “lagu-lagu ekonomi dan politik” Bung RR, mencerahkan pikiran dan jiwa Anda.
*) Tulus Sugiharto adalah Pengamat Sosial