Opini

Belum Merdeka 100 Persen, Quo Vadis Indonesia?

Oleh : very - Minggu, 20/08/2023 11:22 WIB

Kemerdekaan RI. (Foto: CNNIndonesia)

Oleh: Nurman Diah*)

Jakarta, INDONEWS.ID - Mau dibawa ke mana negeri ini?

Jika India merdeka 15 Agustus 1947. Dua hari dua tahun setelah Indonesia.

Sembilan (9) tahun kemudian India menjadi negara nuklir. Tahun 2008 India meluncurkan satelit ke bulan. 2013 India meluncurkan misi ke Mars.

Dalam pertahanannya India praktis bisa mandiri. Lama menggunakan pesawat MIG 21 sebagai andalan pertahanan udara, 4 Januari 2001 Angkatan Udara India melakukan penerbangan perdana pesawat jet tempur Tejas (Sanskerta:cahaya) buatannya sendiri.

HAL Tejas adalah LCA (Light Combat Aircraft) atau pesawat tempur ringan supersonik sayap delta generasi keempat buatan HAL (Hindustan Aeronautics Limited). Ini pesawat tempur buatan India pertama.

Di darat india berhasil membuat meriam, sejenis Howitzer. Di laut dua kapal induk, juga buatan sendiri, memperkuat armada Angkata Laut India.

Negara ini juga diakui dunia atas keberhasilannya dalam “science dan technology”. India membuat vaksin Covid sendiri. Salah satu keberhasilan industri kesehatannya.

India juga menjadi terkenal dalam industri perfilman. Siapa yang tidak mengenal Bollywood tempat dari mana filem filem India dibuat. Kemajuan India di semua bidang akan menjadikanya ekonomi terbesar ketiga dunia dalam dua dekade mendatang. Hari ini PNB India mencapai 3,17 Triliun dolar. Enam (6) terbesar dunia.

India satu negara Asia dengan demokrasi parlementer Barat bisa berjalan dengan baik. Walau dengan populasi beda etnis, bahasa dan agama dan jumlah satu miliar orang.

Tak perlu lagi dibicarakan kemajuan negara negara seperti Cina, Vietnam yang juga lahir tak jauh dari berdirinya NKRI. Terutama Vietnam yang, begitu merdeka, dilanda Perang Saudara dan baru berakhir 30 April 1975.

Jika peringatan Proklamasi Kemerdekaan diselenggarakan layaknya sebuah karnaval.

Para penggede rejim terliat berkostum daerah. Tertawa geli antar mereka. Karena dandanannya yang aneh aneh.

Tiada suasana hikmat. Tiada acara menghening cipta. Tiada kepala tertunduk hormat pada yang telah tiada, tewas mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan negeri. Para Pahlawan kemerdekaan.

Belum lagi korban pemberontakan DI/TII, PRRI/Permesta. Banyak juga mereka yang tewas berjuang untuk Irian masuk dalam kedaulatan NKRI.

Jika pemimpin-pemimpin itu tidak mengerti. Bahwa kemerdekaan pasti membawa korban. Bukan tawa dan dansa. Jatuhnya korban yang dikuatirkan Soekarno ketika dia bimbang untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Jika hari ini, dengan UUD yang baru ( UUD 2002), Indonesia bisa nemilih presiden dengan silsilah keluarga yang abu-abu, pendidikan yang ga jelas, kelakuan yang di bawah standar. Presiden yang kemudian menjadi tertawaan rakyat.

Jika pemerintahannya korup dan boros. Pejabatnya kaya raya di luar nalar. Dan tak hirau dengan kelakuan bosnya yang inkonstitusional.

Jika Indonesia hari ini tidak bisa dikata telah merdeka 100%. Karena hampir seluruh kebutuhan diimpor.

Dari BBM, beras, bahan pokok lainnya sampai ke tenaga kerja. Bangsa ini tidak memproduksi apa-apa kecuali anak dan kebohongan.

Indonesia bukan produsen industri berat, industri menengah (permesinan dan peralatan), industri ringan sekalipun. Setiap pemerintah lebih suka mengandalkan impor. Eksploitasi SDA dan komoditas agro. Atau menyerahkan pada asing untuk memproduksinya. Tiada unggulan komparatif bagi Indonesia.

Indonesia masih hidup dalam hutang, dan hasil kerja orang asing. Itu sebab rakyat masih banyak yang miskin.

India, Singapura, negara maju di Asia pada hari nasional, bicara mengenai masa depan rakyat dan negara. Presiden Indonesia malah curhat.

Jika begini kadar pemimpin Indonesia kapan Indonesia bisa maju. Buat apa merdeka kalau hanya untuk menjadi konsumen dan kuli asing?

Merdeka itu mustinya 100%!

*) Penulis adalah pengamat sosial politik

Artikel Terkait