Nasional

Cegah Toleransi dan Radikalisasi, Duta Damai Dunia Maya Sesuai dengan Amanat RAN PE

Oleh : very - Jum'at, 23/06/2023 11:15 WIB

Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. Drs. Imam Margono, dalam sambutannya saat acara pengukuhan Regenerasi Duta Damai Dunia Maya regional Kalimantan Selatan (Kalsel), yang berlangsung di Hotel Aston Banua, Banjarmasin, Kamis (22/6/2023). (Foto: Dok PMD BNPT)

 

Banjarmasin, INDONEWS.ID – Keberadaan dan pembentukan Duta Damai Dunia Maya sudah sesuai dengan amanat Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ektrimisme (RAN PE) berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme. Sehingga Duta Damai harus terus berperan aktif dalam menebarkan pesan-pesan perdamaian melalui dunia maya sebagai upaya untuk mencegahan penyebaran paham radikal terorisme.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. Drs. Imam Margono, dalam sambutannya saat acara pengukuhan Regenerasi Duta Damai Dunia Maya regional Kalimantan Selatan (Kalsel), yang berlangsung di Hotel Aston Banua, Banjarmasin, Kamis (22/6/2023).

“Pembentukan Duta Damai Dunia Maya ini ada payung kegiatan yang lebih besar namanya Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. Kegiatan yang dilaksanakan ini adalah bagian dari RAN PE. Dan keberadaan RAN PE ini juga dikuatkan degan Perpres (Peraturan Peresiden) No. 7 tahun 2021. Dimana ini menjadi salah satu tools yang sangat baik dalam rangka kita mencegah mulai dari intoleransi dan radikalisasi sampai dengan ekstrimisme berbasis kekerasan,” ujar Brigjen Pol Imam Margono.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kegiatan regenerasi atau pembentukan Duta Damai Dunia Maya yang dimotori oleh Pusat Media Damai (PMD) yang berada dibawah naungan Subdit kontra Propaganda, Direktorat Pencegahan BNPT ini masuk dalam RAN PE  di Pilar 1 tentang Pencegahan yang terdapat di fokus ke-2 dan fokus ke-4.

“Di fokus kedua itu adalah peningkatan kapasitas stakeholder dalam mencegah ekstrimisme berbasis kekerasan dengan bagimana cara mengatasinya.  Lalu di fokus keempat adalah peningkatan daya tahan dan juga tentang peningkatan kapasitas Pemuda. Di kedua fokus itu permasalahan dari yang saya hubungkan dengan kegiatan sekarang ini adalah permasalahannya dibutuhkan peningkatan kapasitas pemuda. Dimana pemuda ini adalah kelompok yang rentan,” kata alumni Akpol tahun 1988 ini seperti dikutip dari siaran pers Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Lalu khusus di fokus keempat dirinya menjelaskan terkait dengan pembuatan modul yang berkaitan dengan adanya internet ramah yang tentunya ditujukan bagi kalangan pemuda. “Karena ini semua topiknya adalah topik ramah untuk melawan konten-konten intoleran, radikalisme yang ada di dunia maya pada saat ini,” ujarnya.

Hal tersebut karena informasi yang sekarang beredar dilakukan kelompok-kelompok yang mendukung kegiatan-kegiatan radikalisasi, ekstremisme dan terorisme tersebut sudah menggunakan cara cara yang kebih baru yakni dengan dunia digital.

“Dimana dia mentransformasikan metode penyebarannya dalam mengglorifikasikannya bukan lagi dengan harus bertatap muka atau harus berceramah, tidak seperti itu. Tapi dia sekarang sudah menggunakan platform digital, dimana platform digital ini tidak ada batasnya,” ujar mantan Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT ini.

Apalagi yang membanjiri platform digital ini menurutya adalah generasi dari anak-anak muda mulai dari generasi milenial, generasi X maupun generasi Z. Dan keberadaan platform digital itu dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal tersebut dalam menyebarkan ajaran atau pemahaman yang menyimpang.

“Untuk itulah mulai kita cegah dari hulunya yakni melalui Duta Damai Dunia Maya ini  dengan membanjiri dunia maya dengan konten-konten yang sejuk dan toleran. Karena perang saat ini menggunakan platform digital melalui dunia maya, bukan lagi perang berhadap hadapan, tetapi melalui dunia maya,” kata perwira tinggu yang pernah menjabat sebagai Wakapolda NTB dan Papua Barat ini.

Untuk itu dirinya mendorong produk-produk yang telah dibuat oleh Duta Damai itu juga harus mengikuti zaman, sehingga regenerasi ini juga sangat tepat.

“Karena setiap tahun itu selalu dinamis karena ada pergantian pergantian keinginan. Jadi keinginan-keinginan menjadi ter-update dan bisa tertampung disitu,” ujarnya.

 

 

Harus Berkolaborasi dengan Pemda

Dalam kesempatan tersebut dirinya juga menyampaikan bahwa Duta Damai Dunia Maya ini juga harus berkolaborasi dengan pemerintah daerah setempat dan  harus mendapat dukungan dari pemerintah.

Sebelum acara dimulai dia juga sudah duduk satu meja dengan Kesbangpol Provinsi Kalsel dan Kesbangpol Kabupaten Banjar yang turut hadir di acara tersebut agar keberadaan Duta Damai ini bisa dijadikan program yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah daerah dengan melakukan kolaborasi.

“Karena yang dilaksanakan Duta Damai Provinsi Kalimantan Selatan ini secara langsung juga membantu kegiatan di pemerintahan daerah dalam rangka kegiatan sosial politiknya.  Dimana Pemerintah Daerah juga bisa mencegah maraknya dunia maya dengan intoleransi dan radikal tadi dengan apa yang dilakukan oleh  Duta Damai Dunia Maya ini,” ujarnya.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah daerah dengan Duta Damai itu akan sangat terkait kepada RAN PE. Karena dalam RAN PE itu  memang mengajak semua stakeholder termasuk Pemerintah Daerah baik di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk bersama-sama dapat mencegahan intoleransi dan radikal melalui dunia maya.

“Duta Damai Dunia Maya ini harus mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah. Karena siapa yang bisa merebut dunia maya maka dia yang akan menang. Kenapa dengan anak muda atau kenapa harus ada regenerasi? Supaya dia biar selalu meng update kemauan-kemauan dari pemuda-pemuda seusianya dia,” kata mantan Koamndan Satuan Brimob Polda Metro Jaya ini mengkahiri.

 

Corong Edukasi

Sementara itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kakesbangpol) Kabupaten Banjar, Safrin Noor saat membacakan sambutan Bupati Banjar, Saidi Mansyur S.I.Kom yang berhalangan hadir mengaku bangga dan senang dengan adanya Duta Damai ini.

Pasalnya, dalam era digital yang semakin berkembang seperti sekarang ini penting semua pihak untuk memahami peran yang dimainkan oleh dunia maya dalam menyebarkan informasi.

“Kehadiran Duta Damai Dunia Maya sebagai relawan penggerak perdamaian adalah langkah yang luar biasa dan patut diapresiasi. Karena Duta Damai berperan penting secara online maupun offline dalam menjaga generasi subayanya agar tidak terpengaruh oleh paham dan doktrin yang dapat merusak dan merangkul generasi muda dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal terorisme melalui kampanye kebangsaan dan perdamaian,” ujar Safrin Noor.

Menurutnya, Duta Damai Dunia Maya adalah corong edukasi yang membantu mencerahkan masyarakat agar cerdas dalam mengelola informasi dan berkomunikasi di dunia maya kepada generasi muda.

Karena itu, dia meminta Duta Dama untuk terus belajar dan mengembangkan potensi serta kemampuan dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme di kalangan generasi muda terutama di regional Kalsel.

“Kita dapat bersama-sama untuk berperan aktif dalam menyebarkan pesan perdamaian sebagai upaya pencegahan paham radikal terorisme di kalangan generasi muda baik melalui dunia maya maupun dunia nyata. Mari kita bersama-sama menciptakan perdamaian dan melanjutkan perjuangan ini untuk masa depan yang baik,” katanya mengakhiri.

Seperti diketahui, Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Kalsel ini diikuti sebanyak 50 peserta dimana 35 diantarnaya adalah anggota Duta Damai baru yang mengikuti pelatihan dengan memiliki keahlian di bidang IT, Blogger, dan Desain Komunikasi Visual. Sedangkan 15 orang adalah Duta Damai Dunia Maya Kalsel 2017 dan 2020.

Selama dua hari sejak Selasa (20/6/20230 lalu mereka digembleng oleh tim mentor dari PMD BNPT dengan dibekali pengetahuan terkait narasi-narasi perdamaian, sehingga nantinya mereka bisa menghasilkan produk-produk yang bisa mereka sebarkan melalui dunia maya.

Seperti diektahui, acara Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regionla Kalimantan Selatan melalui Asistensi bidang Penulisan, DKV dan IT dalam Pencegahan Radikal Terorisme ini dibuka langsung oleh Kepala Seksi (Kasi) Media  Literasi, Rizky Adianhar, S. Sos, mewakili Direktur Pencegahan, Prof. Dr. Irfan Idris, MA, yang berhalangan hadir. ***

Artikel Terkait