Nasional

Tidak Berjalan Efektif, RR: Revolusi Mental Hanya Slogan

Oleh : very - Selasa, 25/07/2023 14:50 WIB

Rizal Ramli adalah mantan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia (2000-2001) dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2015-2016). (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Tokoh nasional DR Rizal Ramli menanggapi pernyataan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh terkait revolusi mental yang sayang beribu sayang belum diwujudkan hingga saat ini.

Menurut tokoh pergerakan itu, revolusi mental yang dicanangkan Presiden Jokowi di awal kekuasaannya itu tidak efektif secara konseptual dan hanya menjadi slogan dan sebatas ceramah.

"Setelah berapa lama saya sendiri memang kecewa karena revolusi mentalnya Jokowi sebatas slogan," kata Rizal di Jakarta, Minggu (23/7).

Awalnya, Rizal mengaku sangat antusias dengan program revolusi mental yang dicanangkan Jokowi tersebut. Betapa tidak, untuk menjadi negara maju, mental birokrasi dan pejabat kita harus segera dibenahi.

"Hanya sekadar berniat menegakkan pemerintahan yang bersih. Tapi pada praktiknya secara konseptual dan pedagogi hanya efektif kalau diikuti tindakan," ujarnya.

Mantan Menko Kemaritiman itu mengatakan, program revolusi mental itu tidak berjalan karena pada praktiknya hanya sebatas memberi ceramah dan seminar. Karena itu, program tersebut pun gagal karena tidak bisa menindak para pejabat nakal.

"Isinya hanya sosialisasi, buntutnya revolusi hanya menjadi slogan," ujarnya.

Mantan Menko Perekonomian itu mengatakan bahwa ketika ada di dalam pemerintahan, dirinya berupaya melakukan revolusi mental semaksimal mungkin.

Hal tersebut, kata Rizal, dilakukan dengan dua cara. Pertama, melakukan “kepret”. “Jadi pejabat yang melanggar langsung saya kepret, saya sikat. Hal itu agar mereka takut dan tidak melakukannya lagi,” kata ekonom senior itu.

Kedua, dengan jurus “tangan kanan”, yaitu menuju Indonesia bangkit. “Jurus ini dilakukan untuk mendorong kebangkitan Indonesia,” katanya.

Karena itu, kata Bang RR – sapaan Rizal Ramli – selama menjadi Menko Kemaritiman dirinya berhasil melakukan beberapa transformasi seperti meningkatkan sektor pariwisata, menaikkan aset BUMN dan masih banyak lagi.

Mantan Penasihat Fraksi ABRI di DPR/MPR RI itu mengungkapkan kedua hal itulah yang juga dilakukan oleh Bung Karno, yaitu melakukan keprak dan jurus bangkit.

“Revolusi mental a la Jokowi hanya sekadar ceramah dan slogan saja. Praktiknya sangat jauh dari Trisakti Soekarno,” katanya.

 

Lemah Secara Konseptual

Ekonom senior ini mengatakan bahwa secara konseptual revolusi mental a la Jokowi sangat lemah. Padahal, jika konsepnya kuat maka revolusi mental bisa menggerakkan birokrasi menuju cita-cita Indonesia maju.

Persoalan lain dari lemahnya revolusi mental Jokowi yaitu karena banyaknya pengusaha yang masuk dalam pemerintahan, menjadi Menteri. Hal ini disebut Rizal dengan “Peng-Peng”.

“Peng-peng itulah yang membuat semuanya menjadi rusak. Itulah sebabnya korupsi merajalela. Jadi para Menteri itu berupaya menggerogoti keuangan negara,” ujarnya.

Karena itu, kata Rizal Ramli, semua program revolusi mental Jokowi gagal total. Dia mencontohkan program Indonesia Bersih tidak berjalan. “Pemerintahan bersih hanya menjadi slogan saja. Malah yang terjadi KPK dipreteli,” ujarnya.

Selain itu, cita-cita mencapai kemandirian bangsa juga masih sangat jauh. “Malah yang terjadi adalah ketergantungan terus-menerus. Misalnya petani padi, bawang putih dan-lain. Jelas sekali pidato Jokowi untuk menciptakan kemandirian bangsa sangat jauh dari kenyataan,” ujarnya.

Terakhir, cita-cita persatuan menuju Indonesia yang demokratis juga telah dirusak oleh para buzzer, yang disebut Bang RR dengan buzzeRp dan influenceRp.

“Justru para buzzeRp dan influenceRp inilah yang merusak persatuan bangsa. Tapi mereka terus dipelihara. Jadi mereka dipakai untuk membungkam tokoh yang kritis, dan ruang demokrasi tidak ada lagi. Para pejabat itu menggunakan jurus ‘nabok nyilih tangan’, jadi mereka menggunakan tangan para buzzeRp tersebut. Kan itu menyuruh orang untuk menjadi munafik,” ujarnya. ***

Artikel Terkait