`Cakrawala` Dikemas Serius, Alumni pun Mampu Menari

Oleh : rio apricianditho - Minggu, 13/08/2023 10:13 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Apapun itu, pentas budaya selalu menarik, seperti pagelaran budaya yang digagas Keluarga Alumni Universitas Gajahmada (Kagama). Mereka alumnus, mereka orang sibuk, tapi mereka berkesenian. Bukan gemulai dalam tari yang ditunjukan tapi semangat melestarikan budaya nusantara yang harus diapresiasi.

Pertunjukan yang digelar di gedung pewayangan kanoman, Taman Mini Indonesia Indah, memang tak seramai konser Blackpink di Gelora Bung Karno tapi soal variasi seni yang diperlihatkan 'Cakrawala' jauh melebih girls band asal Korea. Apalagi seni yang mereka 'mainkan' merupakan akar dari kepribadian kita sebagai bangsa.

Pagelaran budaya nusantara itu bertajuk 'Cakrawala' dibawakan apik seluruh pemain, walau sebagian besar pelakunya bukan merupakan pekerja seni melainkan alumni UGM, alumni ITB, dan anak-anak panti asuhan, dan beberapa seniman tari yang tergabung dalam Wayang Orang Bharata.

Tari Betawi jadi pembuka pertunjukan, bisa diartikan panitia ingin menegaskan siapa penggas pegelaran itu. Ya, mereka dari Kagama Beksan Jabodetabek bersama Ikatan Alumni ITB, dan didukung WO Bharata serta panti asuhan muslimin.

Sajian awal saja disambut cukup meriah, gemulai dalam tarian Betawi membuat penasaran pengunjung, 'tari apalagi setelah itu' bertanyaan dalam lubuk penonton. Usai tarian Betawi, muncul 7 orang diatas panggung, dalam masing-masing melakukan prolog yang saling berkaitan menceritakan arti cakrawala dari sudut pandang budaya.

Pertunjukan dikemas dalam cerita bagaimana lintas generasi memaknai budaya nusantara, setiap generasi berbeda melihat budaya bangsa. Generasi tua paham dan mengerti bahkan menjadi pelaku, generasi berikutnya paham tapi bukan pelaku, generasi kekinian budaya bisa dikemas dalam konten kreatif.

Paduan antara drama panggung, tari tradisional, dan kreasi budaya menggiring penonton menikmati pertunjukan hingga akhir. Panggung, tata lampu, dan sound sistemnya baik, tak sekalipun terdengar ada keluhan penonton dalam menyaksikan pegelaran. Mereka menikmati suguhan tari para alumni perguruan tinggi yang bukan pekerja seni profesional.

Antara satu tarian ke tarian berikutnya, dihubungkan dengan dialog 5 pemain drama, pengetahuan tentang tari termasuk asal mula kegunaan tari yang dibawakan para penari. Usai tari Betawi, tari kipas asal Sulawesi, mengisi panggung berpadu dengan permainan cahaya lampu dan backdrop layar digital makin memanjakan mata penonton.

Tari kipas berakhir, masuk lah para penari 'Gending Sriwijaya', lalu tari Jengger Bali, Jipang Jawa Timur, tari sambut panen NTT, dan tari kreasi 'Aku Papua'. Pertunjukan ditutup dengan paduan suara Kagama yang membawakan lagu nasional dan lagu bernafaskan patriotisme.

Pertunjukan dibawa arahan sutradarai Aditya Pradipta, sementara penari yang tampil dibimbing beberapa instruktur tari berpengalaman yang punya reputasi internasional sebagai guru tari tradisional Indonesia. Sebagai penutup pentas, seluruh pengisi acara tampil di atas panggung dan diperkenal ke penonton, tergabung dari mana saja para penari itu.

Artikel Terkait