Nasional

Saidiman Ahmad: Keputusan Bergabung ke PSI Merupakan Strategi Politik Jangka Panjang Kaesang

Oleh : very - Selasa, 26/09/2023 21:01 WIB

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad. (Foto: SMRCTv)

Jakarta, INDONEWS.ID - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan, banyak orang menganggap bahwa bergabungnya Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menunjukkan keretakan hubungan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Mereka melihat hal ini sebagai bentuk pembangkangan Jokowi terhadap Mega dan PDI Perjuangan. Bahkan tidak sedikit yang mengharapkan agar PDI Perjuangan memberi sanksi pada Jokowi.

“Saya ingin melihat fenomena ini sebagai peristiwa politik normal. Kaesang adalah individu merdeka yang memiliki hak menentukan masa depan politiknya sendiri. Karena itu tidak relevan menimpakan tanggung jawab pada orang lain (termasuk pada ayahnya) atas keputusan politik yang dia ambil,” ujarnya dalam akun Twitternya yang dipantau di Jakarta, Selasa (26/9).

Saidiman mengatakan bahwa tidak ada atau tak perlu ada dosa turunan dalam politik modern. Dan juga, tidak masuk akal untuk memberi sanksi pada Jokowi atas keputusan politik Kaesang. “Keduanya adalah individu merdeka,” ujarnya.

Dia mengatakan, kita tidak tahu apakah keputusan bergabungnya Kaesang ke PSI atas perintah Jokowi atau bukan. “Yang pasti, Kaesang adalah manusia dewasa yang memiliki keputusannya sendiri. Dia juga sudah punya keluarga sendiri,” ucapnya.

Menurutnya, adalah jauh lebih berguna untuk melihat keputusan bergabung ke PSI sebagai strategi politik jangka panjang Kaesang. Di partai sebesar PDI Perjuangan, Kaesang hanya akan menjadi kader biasa. Sementara di PSI, dia bisa langsung menjadi bintang.

“Mungkin juga ini semacam eksperimen politik bagi Kaesang untuk terlibat membesarkan partai yang baru tumbuh,” katanya.

“Saya menduga Kaesang melihat PSI potensial untuk membesar di masa depan. Partai ini, sejauh ini, berusaha membangun positioning ideologis yang cukup jelas,” ujarnya.

PSI, kata Saidiman, juga datang dengan gagasan-gagasan kebijakan baru antara lain ide mengenai layanan kesehatan semesta melalui BPJS gratis. Mereka juga  cukup concern dengan isu-isu kebebasan sipil dengan memberi pembelaan pada banyak sekali kasus diskriminasi.

Selain itu, wakil-wakil mereka di parlemen daerah cukup konsisten mendorong akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Mereka cukup aktif memberi respons atas semua isu yang berkembang di masyarakat.

“Semua ini bisa dilihat sebagai langkah awal partai politik baru yang serius. Mereka memiliki potensi mengisi ruang kosong yang ditinggalkan partai-partai politik mapan yang terlalu sibuk menjalani ritual berburu kuasa yang tak habis-habis,” ujarnya.

Semua itu, kata Sadiman, terasa sangat relevan untuk politik masa depan yang akan diisi kelompok pemilih yang juga semakin kritis. “Ke depan, rekam jejak dan tawaran kebijakan rasional akan menjadi pertimbangan utama pemilih mengambil keputusan di bilik suara. Saya percaya itu,” katanya.

Dia mengatakan, PSI tentu memiliki banyak kekurangan. Namun dibanding stok partai yang sekarang ada, PSI punya harapan. “Saya menduga Kaesang melihat harapan ini. Dan harapan itu yang lebih banyak mendorongnya memilih berlabuh ke PSI. Kita lihat perkembangannya,” pungkasnya. ***

Artikel Terkait