Nasional

Soal Bentrok di Bitung, Waketum MUI Marsudi Syuhud Imbau Semua Pihak Kedepankan Toleransi dan Tak Mudah Terprovokasi

Oleh : karim - Selasa, 28/11/2023 06:36 WIB

Waketum MUI Marsudi Syuhud.

Jakarta, INDONEWS.ID - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr. KH. Marsudi Syuhud, mengungkapkan keprihatinannya terkait insiden bentrok di Bitung, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu. Menurut Kiai Marsudi, dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, hal yang paling penting adalah menjaga ketika muncul persoalan atau problematika.

"Terkait dengan kejadian antar ormas di Bitung, Sulawesi Utara yang terjadi akhir-akhir ini, itu semua sesungguhnya masing-masing pihak hendaknya memberikan ruang-ruang untuk saling memberikan toleransi kemaafan jika ada terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan," kata KH Marsudi Syuhud dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 27 November 2023.

Menghadapi situasi ini, Marsudi Syuhud menekankan pentingnya memberikan ruang untuk diskusi dan dialog ketika terjadi benturan, serta mengapresiasi langkah cepat kepolisian dalam menyelesaikan peristiwa bentrokan di Sulawesi Utara.

Kiai Marsudi juga menyampaikan bahwa ia telah berkoordinasi dengan MUI setempat untuk turut serta dalam penanganan masalah tersebut.

"Saya mengapresiasi kepada Kepolisian Republik Indonesia dengan cepat bisa menangani masalah ini yang saya juga langsung koordinasi dengan Majelis Ulama setempat di Sulawesi Utara. Besok antara Majelis Ulama dan tokoh-tokoh agama di Sulawesi Utara, dengan Pak Kapolda dan Gubernur untuk melakukan musyawarah dialog bersama bagaimana memitigasi risiko ini," katanya.

Dia berharap semua pihak dapat menahan diri dan saling memahami, serta menghindari provokasi di media sosial yang dapat merusak hubungan antar ormas, agama, dan suku.

"Jika ada masalah, masalahya yang kita urusi, masalah yang sedang berjalan diurusi oleh kepolisian maka serahkan saja kepada pihak pemerintah daerah dan kepolisian dalam proses hukumnya, jangan ada yang main hakim sendiri, jangan ada yang malah memanas-manasi, jangan sampai ada yang memprovokasi. Tapi cari jalan keluar terbaik itu bagaimana," ucapnya.

"Sebagaimana Allah SWT menyampaikan jika terjadi apapun, masalah hubungan sosial satu sama lain adalah bagaimana membuka ruang untuk memberi maaf, saling memberi maaf dan menyampaikan hal-hal yang terbaik untuk saling tetap silaturahimnya terjaga, persatuan terjaga," lanjutnya.

Kiai Marsudi menegaskan pentingnya menyerahkan penanganan masalah hukum sepenuhnya kepada pihak berwenang, yaitu kepolisian, dan mengajak masyarakat untuk mencari jalan keluar terbaik dalam penyelesaian masalah.

"Kalau ada masalah hukum, masalah hukumnyya itulah yang kita serahkan pada pihak pemerintah atau dalam konteks ini adalah kepolisian, percayakan kepada beliau," katanya.

Marsudi Syuhud juga memberi solusi agar selalu menjaga silaturahim dan jangan sampai terputus.

"Solusi dari kita tidak lain imbauannya kita memahami betapa mahalnya ketika sudah bentrok, terputus hubungan satu sama lain. Kita jangan sampai terjadi seperti Sudan, yaitu antarkelompoknya sendiri beranten. Jangan terjadi seperti Yaman, antarbangsanya sendiri berantem," katanya.

MUI juga mengimbau untuk tidak mudah terprovokasi oleh apa yang ada di media sosial.

"Untuk meminimalisasi problem-problem masyarakat demikian, maka kita hendaknya mari menjaga persatuan dan kesatuan dan saling menghormati antar semua pihak. Nah, kalau ada masalah-masalah, jangan sampai terpancing oleh provokasi-provokasi medsos yang mungkin kebenarannya belum tentu benar," katanya.

Dalam konteks politik lima tahunan, Kiai Marsudi berharap semua pihak dapat berperan aktif menciptakan suasana aman dan damai, mengingat Indonesia saat ini memasuki tahun politik dengan pemilihan calon presiden, calon wakil presiden, dan calon wakil rakyat.

"Mudah-mudahan semua pihak bangsa Indonesia, semuanya, kiai-kiai yang dipusat, tokoh-tokoh agama yang dipusat, tokoh-tokoh sosial di pusat sampai ke daerahnya masing-masing, kami harapkan dan kami imbau untuk tetap selalu menjaga keharmonisan satu sama lain dan menjaga kedamaianya, kenyamanan dalam hidup dan menjaga apa saja yang terjadi lebih baik dikomunikasikan bersama-sama karena baik di pusat sampai daerah sudah ada lembaga-lembaga yang untuk bisa duduk bersama," pungkasnya.

Artikel Terkait