Nasional

Berdayakan Petani Perempuan dan Istri Petani, Musim Mas Sukses Laksanakan "Women Smallholders Program"

Oleh : very - Selasa, 12/12/2023 21:28 WIB

Musim Mas Group, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia, dalam acara Women Smallholders Program, di Jakarta, Selasa (12/12). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Musim Mas Group, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia, memaparkan hasil implementasi Women Smallholders Program, di Jakarta, Selasa (12/12).

Women Smallholders Program merupakan program pemberdayaan bagi petani perempuan dan istri petani kelapa sawit binaan Musim Mas yang terdapat di Provinsi Riau dan yang akan dikembangkan di lahan sawit binaan Musim Mas di tempat lain.

General Manager of Programs and Project, Plantation Robert Nicholls dalam pembukaan acara mengatakan bahwa Musim Mas Group memiliki komitmen bagi keberlangsungan usaha. Karena itu, Musim Mas menggelar pelatihan untuk meningkatkan perkebunan sawit yang berkelanjutan.

“Saya sering kontak para petani di lapangan, salah satunya petani perempuan. Mereka punya masalah antara lain kesehatan,” ujarnya.

Dia mengatakan, implementasi program perdana yang dilaksanakan pada Mei - Oktober 2023 di tiga kabupaten di Riau ini, dinilai berhasil, dan akan diteruskan untuk diterapkan di wilayah lain tahun depan. Musim Mas juga membuka peluang kolaborasi bagi stakeholders yang ingin menjalankan program ini.

Salah satu pilar Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas adalah meningkatkan taraf hidup Petani, Pekerja, dan Masyarakat. Karena itu, kesejahteraan petani swadaya kelapa sawit merupakan salah satu fokusnya.

Linda Wati, Women Smallholders Program – Project Leader, Musim Mas mengatakan, sejak tahun 2015, perusahaan telah menginisiasi program pemberdayaan petani swadaya dengan melatih para petani swadaya kelapa sawit untuk praktik-praktik perkebunan yang baik.

Program ini menjadi program petani swadaya terbesar di Indonesia dengan melibatkan 42.900 petani di 6 provinsi di Indonesia.

“Di samping komitmen kami untuk terus mengembangkan program pemberdayaan petani swadaya yang dimiliki, kami juga memandang bahwa perempuan memiliki peranan penting bagi keluarga dan keberlanjutan industri kelapa sawit. Karena itu, Women Smallholders Program dihadirkan untuk memberdayakan petani perempuan dan istri petani melalui berbagai pelatihan yang menekankan aspek sosial-ekonomi agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki, sehingga mereka mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi lebih di dalam keluarga,” katanya.

“Dari survey terhadap calon peserta yang kami lakukan sebelum program ini dimulai, modul pelatihan yang akan dijalankan terkait dengan nutrisi dan kesehatan keluarga, literasi keuangan, dan peluang bisnis rumahan,” jelas Linda.

Dia mengatakan, Women Smallholders Program dimulai dengan pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga. Karena itu, Musim Mas berkolaborasi dengan dua akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU), yaitu Dr. Fotarisman Zaluchu, S.K.M, M.P.H dan Dr. Putri C. Eyanoer, MS.Epi, Ph.D, untuk melaksanakan program pelatihan dengan materi yang dituangkan dalam tiga modul: ‘Generasi Sehat, Keluarga Sehat’ yang berisi nutrisi keluarga; ‘Emas Dari Dalam Kandungan’ mengenai gizi balita dan pola asuh; dan, ‘Sehat Diri, Sehat Sekitar’ yang menjelaskan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.

Pelatihan perdana ini diikuti oleh 500 perempuan dari tiga kabupaten yaitu Rokan Hilir, Rokan Hulu, dan Pelalawan. Melalui tiga kali tatap muka, dengan materi yang berbeda, pelatihan menggunakan pendekatan participatory, reflective, dan interactive, mengombinasikan modul dengan games, diskusi, dan aktivitas peserta.

Hal tersebut bertujuan agar peserta dapat mengingat keseluruhan materi untuk digunakan dalam praktik perilaku secara mandiri setelah pelatihan selesai.

Sebelum setiap pertemuan dilakukan, para peserta juga menjalani cek kesehatan berupa pencatatan berat dan tinggi badan, tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol. Program pelatihan yang berlangsung selama enam minggu ini juga menggunakan metode pendampingan perilaku menggunakan kalender kesehatan dan grup whatsapp.

 

Peneliti, penulis, pelatih, dan Dosen di Program Studi Antropologi Sosial di FISIP USU, Dr. Fotarisman Zaluchu, S.K.M., M.P.H mengatakan, dengan melihat dan mengetahui latar belakang peserta yang sebagian besar awam dengan istilah-istilah kesehatan, maka pihaknya memberikan informasi yang mudah dipahami oleh mereka.

“Kami mengembangkan teknik belajar yang edukatif tetapi menyenangkan, di mana penyampaian materi dilakukan secara dialogis, melibatkan indra, dan membangkitkan semangat. Kami menyampaikan materi sesuai dengan konteks keseharian mereka, dan dari awal, menjelaskan juga kesulitan-kesulitan yang akan mereka hadapi. Model pembelajaran seperti ini ternyata menyenangkan bagi mereka,” ujarnya.

Sedangkan Dr. Putri C. Eyanoer, MS.Epi., Ph.D., peneliti dan konsultan yang juga Dosen Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran USU, mengatakan bahwa program ini memiliki framework yang tepat dengan memilih para ibu sebagai target peserta pelatihan.

Dia mengatakan pengaruh ibu pada keluarga terlihat dengan mengajak suami untuk hidup sehat, tentu dengan segala keterbatasannya.

“Efek domino memang hanya bisa didapat melalui komitmen yang kuat untuk mewujudkannya. Mulai dari mengajak suami untuk ikut menerapkan apa yang didapat dalam pelatihan, sehingga bisa merasakan manfaatnya bersama, dan melalui unggahan di grup whatsapp, dapat memotivasi ibu dan pasangan lain untuk melakukan program bersama,” katanya.

Sementara itu, Roslina Tampubolon, petani Perempuan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, mengatakan jika memikirkan masa depan anak saya, maka saya ingin sehat.

“Saya merombak habis kebiasaan, dan beralih mengonsumsi makanan sehat, sehingga kini dari bangun tidur, rasanya penuh energi. Saya juga berbagi dan mengajak keluarga dan teman-teman untuk hidup sehat,” katanya.

 

Akan Dikembangkan di Daerah Lain

Musim Mas optimistis bahwa program ini bisa terus dikembangkan dan diterapkan di daerah-daerah lainnya, mengingat program ini berkontribusi langsung dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya Tanpa Kelaparan (nomor 2), Kesetaraan Gender (nomor 5), serta Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (nomor 8).

Perluasan program juga dapat dilakukan dengan memberdayakan para petani Perempuan atau istri petani yang sudah mendapatkan pelatihan untuk berbagi dengan anggota keluarga atau komunitasnya.

“Setelah pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga, selanjutnya kami akan merancang pelatihan terkait literasi keuangan dan peluang bisnis rumahan. Karena itu, Musim Mas menyambut baik seluruh stakeholders yang ingin berkolaborasi, untuk meningkatkan kehidupan keluarga petani swadaya di Indonesia,” pungkas Linda. ***

Artikel Terkait