Metropolitan

Ramadan Art Expo 2024 di MULA Galeri CITOS: dari Orasi Budaya Dr. Hendrajit, Pembacaan Puisi Hingga Monolog Hermana

Oleh : very - Rabu, 27/03/2024 14:36 WIB

Orasi budaya yang menghadirkan pakar Geo Politik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI), Dr. Hendrajit dengan tema

 

Jakarta, INDONEWS.ID - AdinBach dan Media SENI.CO.ID menggelar acara “Ramadhan ART Expo 2024” di MULA Galeria Cilandak Town Square (CITOS) Jl. TB Simatupang No.17, Jakarta Selatan, pada Rabu (27/3).

Acara ini disuguhkan dengan orasi budaya yang menghadirkan pakar Geo Politik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI), Dr. Hendrajit dengan tema "Geopolitik dan Strategi Kebudayaan Masa Depan”.

Hadir juga penyair Gan Gan R.A yang akan membacakan puisi dan pertunjukan Monolog Hermana dari Bandoengmooi. 

Rangkaian acara Ramdhan ini juga menghadirkan pameran yang melibatkan sejumlah seniman lukis dengan tema “Ramadhan Religi, Ramadhan ART Expo 2024”. Pameran ini mulai dibuka pada 25 Maret hingga 31 Maret 2024.

Hendrajit mengatakan, tema tentang strategi kebudayaan berdasarkan input geopolitik ini penting untuk segera disusun.

Hendrajit lahir di Jakarta pada 8 September 1963. Minat alumnus Fakultas Sosial-Politik Universitas Nasional ini mulai tumbuh pada pengkajian hubungan internasional dan politik luar negeri ketika bergabung pada Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) pada 1986.

Ia pernah menjadi wartawan di Tabloid Detik yang dinahkodai oleh musisi/sutradara film Eros Djarot antara 1992-1994.

Setelah Detik dibredel rezim Suharto, Ia ikut Tabloid Simponi dan Tabloid Target. Pada 1996, bekerja sebagai staf peneliti pada Lembaga Pengkajian Strategis Indonesia (LPSI) milik mantan Menteri Dalam Negeri Jendral (Purn) Rudini. Di lembaga think-thank inilah Hendrajit menekuni studi-studi politik dan kemiliteran.

Beberapa artikelnya mulai muncul di beberapa harian terkemuka termasuk harian berbahasa Inggris The Jakarta Post. Pada tahun yang sama, LP3ES memintanya untuk  membuat pengantar buku Karya Peter Britton berkaitan dengan “Pengaruh Nilai-Nilai Jawa dalam Profesionalisme Kemiliteran”.

Pada 1998, setelah rejim Soeharto tumbang. Hendrajit bersama para wartawan eks Detik bergabung kembali membangun Tabloid DeTAK, menjadi editor politik dan militer, dan Wakil Pemimpin Redaksi hingga 2002.

Pada 11 Oktober 2007, Hendrajit memprakarsai berdirinya Global Future Institute (GFI) yang di bawah  naungan Yayasan Global Masa Depan bersama-sama dengan Harry Samputra Agus, Andriyanto, Joko Wiyono dan Hamzah Fansyuri. Melalui GFI inilah minat dan perhatiannya yang luas untuk membedah dan menganalisis isu-isu bisa internasional bisa direalisasikan secara lebih sistematis dan terencana. ***

Artikel Terkait