Jakarta, INDONEWS.ID –Setiap 25 September adalah Hari Paru Sedunia (“World Lung Day”). Pada tahun ini, tema yang diambil adalah "Clean Air and Healthy Lungs for All" , Udara Bersih dan Paru Sehat untuk Semua.
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, semua kita harus bernapas tanpa berhenti.
Sebagai perbandingan saja, kalau kita tahu bahwa makanan dan minuman kotor maka kita dapat saja mencari makanan dan minuman lain yang bersih untuk kita konsumsi. Tetapi, kalau udara sekitar kita tercemar maka mau tidak mau kita akan dan harus menghirup udara kotor tercemar itu untuk masuk ke paru kita.
“Nah, tidak sampai sebulan lagi maka InshaAllah Indonesia akan mempunyai pimpinan baru. Banyak harapan masyarakat terhadap era pimpinan baru bangsa kita, termasuk di bidang kesehatan. Tentu kita juga amat berharap -apalagi di Hari Paru Sedunia ini- agar pemerintah baru dapat mewujudkan udara bersih dan sehat yang kita hirup setiap harinya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (26/9).
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI mengatakan, ada lima harapan yang patut dititipkan pada pemerintahan baru.
Partama, agar polusi udara jelas harus dikendalikan, segera identifikasi penyebabnya dan prioritaskan penanganannya.
Memang seringkali penyebabnya kompleks, saling kait-mengait dengan kebijakan lainnya, tapi bagaimanapun tindakan nyata perlu dilakukan.
Dalam rangka Hari Paru Sedunia 2024 ini maka “Forum of International Respiratory Societies (FIRS)” menyerukan agar pemerintah negara-negara di dunia melakukan upaya nyata untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, guna memperbaiki kualitas udara negara kita, melindungi kesehatan paru dan pernapasan anak bangsa kita.
Kedua, perlu diterapkan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan, suatu konsep yang pernah diperkenalkan oleh Presiden ke tiga Profesor Habibie.
“Intinya adalah pembangunan tentu amat penting dan jadi prioritas kemajuan bangsa, tetapi dalam setiap jenis pembangunan apapun maka aspek kesehatan masyarakat harus jadi pertimbangan penting, khususnya jangan menimbulkan polusi udara,” katanya.
Ketiga, harapan agar pemerintah baru dapat secara tegas mengimplementasikan secara ketat berbagai aturan yang ada sehubungan pencemaran udara.
Ini termasuk untuk polusi udara di udara bebas di luar dan juga polusi udara dalam ruangan, seperti bahaya asap rokok pasif.
Keempat, harapan untuk tersedianya ruang terbuka hijau lebih banyak. Hal ini akan punya dua dampak, baik sebagai paru-paru kota maupun sebagai tempat warga beraktivitas fisik dengan udara segar sehat.
Kelima, harapan untuk tersedianya kegiatan langsung kesehatan paru. Perlu dilakukan kegiatan promotif preventif kesehatan paru. Juga harusnya tersedia fasilitas deteksi dan diagnosis dini gangguan paru, termasuk tempat pemeriksaan fungsi paru.
Sediakan pula fasilitas perawatan dan pengobatan penyakit paru, lengkap dengan sarana prasarana memadai untuk yang membutuhkan.
Sejalan dengan ini maka proses pendidikan dokter spesialis paru juga perlu dapat perhatian penting, serta tenaga kesehatan paru lainnya yang akan bekerja mulai dari pelayanan kesehatan primer sampai ke pelayanan rujukan tertinggi.
Prof Tjandra mengatakan, kita menyadari sepenuhnya bahwa ada banyak sekali harapan masyarakat yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh pemerintahan baru mulai akhir Oktober ini.
“Dari berbagai tantangan yang perlu di tangani, maka kita amat berharap agar pemerintah baru dapat pula memprioritaskan agar kita sebagai warga bangsa mendapat udara bersih sehat, yang kita hirup setiap waktu setiap hari dalam kehidupan kita,” pungkasnya. ***