
Jakarta, INDONEWS.ID – Hingga akhir Agustus 2024, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan II (Kanwil DJP Jaksel II) merealisasikan penerimaan pajak sebesar Rp42,34 triliun. Berdasarkan jenis pajaknya, capaian penerimaan tersebut terdiri dari PPh sebesar Rp27,02 triliun, PPN sebesar 15,19 triliun, PBB dan BPHTB sebesar negatif Rp2,05 miliar, dan Pajak Lainnya sebesar Rp131,97 miliar.
Pada bulan Agustus 2024, penerimaan pajak neto Kanwil DJP Jaksel II berbasis sektoral terhimpun sebesar Rp5,61 triliun atau tumbuh sebesar 20,09% (yoy). Capaian ini ditopang oleh penerimaan dari sektor perdagangan dengan pertumbuhan sebesar 43.95% (yoy) atau mencapai Rp2,07 triliun.
Secara regional DKI Jakarta, berdasarkan Konferensi Pers Forum Assets Liabilities Committee (ALCo) Regional DKI Jakarta pada Kamis (26/9), penerimaan pajak DKI Jakarta terealisasi sebesar Rp848,35 triliun atau mencapai 64,75% dari target pajak 2024.
Penerimaan perpajakan secara neto masih mengalami kontraksi sebesar 7,03% (yoy), utamanya disumbang oleh penurunan pada PPh Non-Migas sebesar 9,83%(yoy). Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Jakarta Barat Herry Setyawan.
Kinerja perpajakan DKI Jakarta dari mayoritas sektor utama tumbuh positif. Sektor perdagangan sebagai salah satu sektor utama penerimaan perpajakan tumbuh positif memberikan sinyal positif perkembangan ekonomi. Mayoritas sektor usaha non komoditas tumbuh kokoh menunjukkan aktivitas ekonomi masih resilient. Hal ini memberikan harapan untuk mengakhiri tren kontraksi penerimaan tahun 2024.
Sebagai informasi tambahan, Mei Ling selaku Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta menyampaikan bahwa kinerja APBN di DKI Jakarta hingga 31 Agustus 2024 resilient, ditopang oleh pertumbuhan belanja negara yang masih tumbuh positif. Pendapatan negara terealisasi sebesar Rp1,137,78 triliun atau 75,96% dari target. Belanja negara terealisasi sebesar Rp1.086,44 triliun atau 62,91% dari pagu. Surplus
APBN sebesar Rp51,43 triliun.
Secara garis besar, Mei Ling menyampaikan bahwa prospek ekonomi regional Jakarta optimis terkendali, didukung oleh inflasi yang terjaga stabil, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih berada dalam zona optimis, dan konsumsi msyarakat yang terjaga kuat.
Kerjasama yang solid antara APBN dan APBD terus diperkuat untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, transformasi ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.