Opini

Ancaman Terjadinya Perang Dunia ke-3 di Kawasan Timur-Tengah Semakin Mendekati Kenyataan

Oleh : very - Minggu, 20/10/2024 15:20 WIB


Ancaman perang dunia ketiga sudah di depan mata. (Foto: Ist)

 

Oleh: Atmonobudi Soebagio*)

Jakarta, INDONEWS.ID - Situasi konflik antara Israel dan Palestina tidak memperlihatkan kondisi yang menurun intensitasnya. Dua pimpinan tertinggi kelompok Hamas telah tewas, dan tidak kurang dari 40 ribu penduduk Palestina di Jalur Gaza telah meninggal dunia akibat konflik Hamas - Israel yang tidak seimbang kekuatan militernya.  Jumlah korban tewas, maupun bencana kemanusiaan yang terjadi,  menjadikan konflik tahun 2023  merupakan pertempuran paling serius antara Istael – Palestina selama beberapa dekade.

Skala serangan Hamas terhadap Israel dalam pembunuhan warga sipil pada tanggal 7 Oktober 2023 yang lalu, secara mendasar telah mengubah wacana di Israel mengenai isi-isu Palestina yang mungkin akan bertahan selama bertahun-tahun mendatang. Serangan tersebut telah menimbulkan kematian ribuan warga sipil dan menyandera 251 orang.  Kekhawatiranpun  muncul atas kemungkinan perpindahan besar besar-besaran warga Palestina dari Gaza ke Semenanjung Sinai Mesir dan peningkatan signifikan kekerasan masyarakat di Tepi Barat yang didatanginya.

Tidak kurang 10 negara Timur Tengah yang telah terseret Perang Israel - Hamas.  Negara-negara tersebut adalah Mesir, Qatar, Arab Saudi, Yordania, Uni Arab Emirat (UEA), Libanon, Suriah, Iran, Irak, dan Yaman.  (SINDONEWS.Com))

Amerika Serikat (AS) merupakan pendukung utama Israel, selaku teman setia sejak Israel merdeka pada 14 Mei 1948.  AS kini ikut membantu Israel untuk perang melawan negara-negara Timur Tengah; terutama dalam menghadapi Iran.  Namun AS dan Israel juga punya sejumlah sekutu untuk membantu mereka menghalau serangan dari negara-negara di kawasan tersebut.  Mereka adalah Yordania, Bahrain, Arab Saudi, UEA, dan Qatar.  Meskipun menjadi sekutu AS, Qatar tetap tidak mau mendukung Israel.  Bahkan, dalam pertemuan negara-negara GCC di Doha, Qatar juga berjanji kepada Iran untuk tidak membantu Israel.  Sebab, Qatar tidak mau Iran ikut menyerang mereka karena berada di pihak Israel.

Dalam pertemuan GCC tersebut yang mana Qatar menjadi tuan rumah, telah mendesak Israel untuk segera mengakui negara Palestina.  Mereka meminta Israel untuk segera melakukan gencatan senjata dan mengakhiri pendudukan ilegalnya di Palestina, seperti telah dikutip oleh The Guardian.  (CNN Internasional)

Pada tanggal 10 Mei 2024 lalu, sebanyak 15 negara anggota NATO telah memberikan dukungan kepada Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB. (Tempo.co)

 

Perang Dunia ke-3 yang Mengarah ke Perang Nuklir

Kemungkinan terjadinya Perang Dunia ke-3 menjadi perang nuklir tidak dapat dihindari, jika masing-masing pihak yang bertikai didukung oleh negara-negara maju yang memiliki persenjataan nuklir.  Palestina didukung oleh Rusia dan Iran yang memiliki persenjataan nuklir, sedangkan Israel didukung oleh AS. 

Meskipun Israel tidak memiliki PLTN, yang dapat menjadi sasaran strategis bagi pihak pendukung Palestina, negara ini memiliki laboratorium riset nuklir maupun roket-roket berhulu ledak nuklir yang dapat dipasang pada pesawat-pesawat tempur maupun kapal selam negara tersebut.

Dalam pemungutan suara yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB, sebanyak 143 negara anggota PBB telah mendukung kemerdekaan Palestina serta menjadi anggota penuh PBB.  Sementara 9 negara lainnya menolak, dan 25 negara memilih abstain.  Indonesia termasuk negara yang mendukung kemerdekaan Palestina. (Tempo.co)

Dalam situasi perang antar negara, sebuah PLTN milik negara yang berperang maupun negara pendukungnya, merupakan sasaran strategis dengan tingkat kerusakan yang sangat besar.  Mengapa?  Ledakan besar dan kerusakan PLTN akibat serangan lawan tidak hanya mengakibatkan tewasnya ribuan penduduk yang tinggal dalam radius ratusan meter dari pembangkit tersebut, melainkan juga menimbulkan jutaan korban akibar terpapar partikel radioaktif yang keluar dari reaktor PLTN yang meledak.  Luas sebaran partikel tersebut dapat mencapai radius puluhan kilometer; bahkan ratusan kilometer dari reaktor yang meledak lewat hembusan angin pada saat kejadian tersebut.  Ada ribuan korban yang tewas secara langsung, namun tidak sedikit yang mengalami luka-luka bakar serta menderita sakit selama belasan tahun akibat terpapar partikel radio isotope yang keluar dari reaktor PLTN yang terbakar.  Tidak tertutup kemungkinan timbulnya cacat genetika pada ribuan bayi yang lahir dari ibu-ibu hamil karena sempat menghirup udara yang terpapar partikel radioaktif tersebut.

Semoga kawasan negara-negara di Asia Tenggara tetap dalam kondisi aman dan damai, karena tidak ada satu negarapun di wilayah tersebut yang memiliki PLTN untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi penduduknya.  Pemerintah Indonesia pernah menyatakan sikap menolak atas uji coba nuklir ke-5 oleh Korea Utara.

Pemenuhan kebutuhan listrik melalui pemanfaatan sumber-sumber listrik berbasis energi hijau, maupun yang ramah lingkungan, sudah sepantasnya menjadi pilihan utama bagi setiap negara yang mengutamakan hubungan cinta-damai dengan negara-negara tetangganya.  Semoga.

*) Prof. Atmonobudi Soebagio MSEE, Ph.D. adalah Guru Besar UKI di bidang Energi Listrik Berbasis Energi Terbarukan, dan mantan Rektor UKI (2000-2004).

Artikel Lainnya