
Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Merah Putih pada Senin (21/10).
Sri Mulyani didampingi 3 wakil menteri, yaitu Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara, dan Anggito Abimanyu.
Pasar tampaknya cukup menyambut positif posisi menteri keuangan yang kembali dijabat Sri Mulyani. Para pengamat mengatakan bahwa penunjukan Sri Mulyani sebagai bendahari negara itu memberikan kepastian terkait kebijakan ekonomi ke depannya.
Seusai dilantik, Menteri Sri Mulyani langsung tancap gas dengan menggelar rapat koordinasi lintas kementerian pada Rabu (22/10). Salah satu yang dibahas yakni mengenai penataan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian dan Lembaga (K/L) yang dapat dimanfaatkan sebagai kantor.
Sri Mulyani mengatakan penggunaan kantor BMN harus dilaksanakan sesuai prinsip kepatutan dan efisiensi. Jika terjadi penambahan atau perubahan lokasi K/L, pihaknya akan mempertimbangkan lokasi dan tempat yang bisa dioptimalkan.
Selain itu, rapat juga membahas Restrukturisasi Rencana Kerja Anggaran K/L (RKAKL) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2024-2025. Hal ini penting karena adanya perubahan dan munculnya K/L baru dalam kabinet.
Restrukturisasi ini dinilai perlu dilakukan cepat agar berbagai program dapat segera dijalankan. Juga untuk memenuhi prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
"Dengan perubahan ini, tentu kita semua yang ada di dalam birokrasi harus menyiapkan diri karena setiap presiden dan wakil presiden terpilih tentu memiliki visi dan misi dan juga berbagai pemikiran yang ingin diterjemahkan dan dilaksanakan melalui organ pemerintahan. Dalam hal ini, peranan dari birokrasi menjadi luar biasa penting," ujar Sri Mulyani.
Profil Sri Mulyani
Sri Mulyani Indrawati lahir di Tanjung Karang, Lampung pada tanggal 26 Agustus 1962. Ia menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada 1986.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di University of Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics pada tahun 1990. Dua tahun kemudian, ia juga mendapatkan gelar Ph.D. in Economics dari kampus yang sama.
Pada 21 Oktober 2004, Sri Mulyani mendapatkan penugasan pertama di Kabinet sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selanjutnya, 5 Desember 2005 Sri Mulyani pertama kali menduduki jabatan sebagai Menteri Keuangan. Pada 1 Juni 2010 Sri Mulyani Indrawati menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Enam tahun berselang, tepatnya pada 27 Juli 2016, dia dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri Keuangan. Pada 23 Oktober 2019, Sri terpilih kembali sebagai Menteri Keuangan.
Seolah tak tergantikan, pada Senin, 21 Oktober 2024, Sri Mulyani kembali dipilih menjadi menteri di era Prabowo. Jabatan ini adalah jabatan Menteri Keuangan kelima kalinya di pemerintahan berbeda.
Selama menahkodai Menkeu, Sri Mulyani telah banyak menorehkan prestasi. Di antaranya menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, menurunkan biaya pinjaman dan mengelola utang serta memberi kepercayaan pada investor. ***