
Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintahan Probowo Subianto mulai melakukan pengecekan kesehatan gratis (CKG) pada hari ini, Senin (10/2/2025). Program ini adalah kado ulang tahun dari negara kepada masyarakat yang merayakan ulang tahun sesuai tanggal kelahirannya.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan mengurangi beban penyakit yang bisa dicegah.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan terdapat 5 (lima) hal yang perlu disiapkan sehubungan program pemeriksaan kesehatan gratis tersebut.
Pertama, kejelasan apa saja yang yang diperiksa, yang tentunya harus seragam antar berbagai daerah. “Apa saja cakupan pemeriksaan ini perlu diumumkan secara luas sejak sekarang, sehingga kita semua tahu apa yang akan diperiksa,” ujarnya dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (10/2).
Kedua, terkait kesiapan SDM petugas kesehatan. Harus diingat bahwa selama ini Puskesmas sudah sibuk dengan pelayanan pasien yang datang. Kita melihat sehari-hari banyak pasien yang antre diperiksa.
“Nah kalau petugas kesehatannya sama saja jumlahnya seperti sekarang maka tentu tidak tepat, baik karena beban kerja jadi berlebihan maupun juga bagaimana jaga mutu dan kepuasan pasien dan pengunjung Puskesmas jadinya,” ungkapnya.
Ketiga, banyak ruang tunggu Puskesmas sudah penuh pasien yang menunggu berobat, terutama di kota besar. Kalau luas tempatnya tetap sama, maka tentu menjadi lebih berdesakan. “Bukan saja tidak nyaman tetapi bisa saja ada risiko penularan dari pasien ke orang sehat yang datang untuk periksa kesehatan gratis,” ujarnya.
Keempat, tentu perlu disiapkan prasarana yang memadai untuk jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, termasuk mesin analisa laboratorium dan maitanance-nya. Adanya ketersediaan reagen pemeriksaan darah, urine, dahak, faeses dan lain-lain, termasuk pot penampungan faeses, dahak.
“Belum lagi kalau ada pemeriksaan lain seperti radiologi dll., yang masuk dalam cakupan pemeriksaan kesehatan gratis program pemerintah ini,” ujar Prof Tjandra yang telah bekerja sebagai Dokter sejak tahun 1980, mulai dari Puskesmas, Rumah Sakit, Universitas, Kementerian Kesehatan dan WHO itu.
Kelima, perlu sistem manajemen baik terkait warga masyarakat yang datang. Seperti misalnya dokumen apa yang perlu dibawa, bagaimana mengatur giliran datang dan diperiksa, dan bagaimana tindak lanjut dari hasil pemeriksaan.
Sesudah mereka diperiksa maka sebaiknya hasilnya dijelaskan dokter Puskesmas, lalu disampaikan juga apa-apa yang perlu dilakukan warga sesuai hasil pemeriksaan.
“Semoga program pemeriksaan kesehatan gratis memang dapat menyediakan sarana yang diperlukan agar kita semua dapat ‘check up’ dengan baik dan status kesehatan kita secara lengkap dapat terjaga,” pungkasnya. *