
Jakarta, INDONEWS.ID – Perayaan Paskah tahun ini yang seharusnya menjadi momen istimewa karena bertepatan dengan Tahun Yubileum, justru dibayangi oleh situasi sosial, politik, dan ekonomi yang dinilai memprihatinkan. Hal itu disampaikan oleh Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo dalam pesan Paskah 2025 yang disampaikan pada Minggu (20/4).
"Ada banyak protes yang terjadi dan kekhawatiran di masyarakat. Gereja terus mendorong penguatan demokrasi dan pelindungan hak sipil yang menjamin kebebasan berpendapat dan berkumpul," kata Kardinal Suharyo dalam pesannya.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti kondisi ekonomi nasional yang disebutnya "tidak baik-baik saja". Kardinal Suharyo mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meningkatnya angka pengangguran sebagai dampak dari gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai daerah. Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), sebanyak 40.000 pekerja tercatat mengalami PHK sepanjang Januari hingga Februari 2025.
"Dampak lain juga dirasakan rakyat, seperti kebutuhan dasar masyarakat tidak terpenuhi, kemampuan daya beli menurun, lapangan kerja semakin menyusut," tambahnya.
Dalam semangat Tahun Yubileum yang mengusung tema “peziarah pengharapan,” Keuskupan Agung Jakarta mengajak para pemimpin bangsa untuk memperkuat komitmen terhadap pemenuhan hak-hak dasar warga negara, termasuk akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, lapangan kerja, dan peningkatan kualitas hidup.
"Keuskupan Agung Jakarta meminta kebijakan–kebijakan pemimpin semakin memberikan rasa aman, baik secara sosial, ekonomi maupun politik, sebagai jantung kebangsaan Indonesia," ujar Kardinal Suharyo.
Gereja juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan. Dalam pesan Injil Ibadah Jumat Agung, umat diminta menunjukkan aksi nyata di tengah krisis yang melanda.
Di antara aksi konkret yang dianjurkan antara lain adalah membantu warga terdampak PHK, mendirikan dapur umum, meningkatkan pemberian gizi, memperhatikan anak-anak penderita stunting di tingkat RT/RW, serta membangun kembali koperasi sebagai bentuk usaha bersama.
"Kami mengajak semua komponen bangsa, pemuka agama, penggiat lintas iman, dan penggerak sektoral untuk gotong royong mengatasi persoalan bangsa. Mari kita teguhkan kembali komitmen bersama mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera," pungkasnya.