
Jakarta, INDONEWS.ID- Helatan BRI Liga 1 tinggal 2 pekan lagi selesai, tinggal pekan 33 dan 34. Menjelang penutupan musim liga, banyak pihak seperti pemain, pelatih dan pemilik klub melayangkan kritik keras terhadap kinerja wasit.
Salah satu pemain yang melontarkan kritik keras terhadap wasit khusus dan sepak bola Indonesia umumnya adalah Kapten PSM Makassar Yuran Fernandes.
Sayang sekali, kritik Yuran yang dia unggah lewat akun pribadinya malah diganjar skorsing 12 bulan tidak bermai dan denda Rp25 juta.
Sosok lain yang tidak puas dengan kinerja wasit adalah presiden klub PSBS Biak, Yan Mandenas. Dia melontarkan kritik tajam usai PSBS Biak kalah 0-2 dari Persis Solo pada laga pekan ke-32 Liga 1, Minggu (11/5/2025).
Menurut pengamatannya, ada yang tidak beres saat laga PSBS melawan Persis Solo di Stadion Lukas Enembe. "Saya merasa ada yang kurang dari kepemimpinan wasit," kata Yan Mandenas dilansir dari instagram pribadinya.
Karena itu, Yan yang juga anggota DPR itu, meminta PSSI memperhatikan secara serius masalah kinerja wasit ini demi kebaikan sepak bola Indonesia ke depan.
"Saya minta pak Erick Thohir benahi kinerja perangkat pertandingan di Indonesia karena Liga Indonesia akan semakin kalau perangkat pertandingan lebih baik," tegasnya.
"Jadi tolong menugaskan perangkat-perangkat yang terbaik untuk memimpin pertandingan, supaya pertandingan demi pertandingan wasit fair, tidak merugikan tim tamu bahkan tim tuan rumah," sambung dia.
Hal itu, lanjut di, penting karena membangun sepak bola Indonesia ini setiap klub menginvestasikan modal yang besar untuk membiayai tim. "Dan hadiah yang kita kejar itu tidak seberapa, tapi gengsinya," tambahnya.
Sosok yang pernah menjabat sebagai manajer PSBS Biak itu pun mengusulkan agar PSSI memakai jasa wasit dari luar negeri untuk memimpin pertandingan-pertandingan Liga 1 ke depan.
"Saya berharap ke depan kalau bisa pakai wasit-wasit dari Jepang atau Korea atau dari mana, wasit Indonesia kasih tempat lain," ungkapnya.
Menurut dia, kinerja wasit sangat penting demi kualitas Liga 1 ke depan lebih bagus karena dipimpin wasit yang netral. "Supaya kualitas pertandingan kita dipimpin oleh wasit-wasit yang lebih netral," tegas dia.
"Jangan sampai terjadi seperti sore ini karena saya pikir kita berusaha memberikan perlawanan yang bagus tapi ketika wasit tidak memberikan fairplay yang baik, memancing mentalitas pemain dan membuat suporter juga terpancing," bebernya.
Sebab, tambahnya, kerusuhan kerap kali dipicu karena kinerja wasit yang tidak bagus. "Rusuh seperti kasus Kanjuruhan Malang. Kualitas wasit di Indonesia harus diperbaiki untuk meningkatkan grade sepak bola di tanah air," ujarnya.
Sebelumnya keluhan yang sama juga dilontarkan penasihat klub Semen Padang, Andre Rosiade. Dia pernah mengusulkan agar laga-laga yang melibatkan tim-tim sedang berjuang menghindari degradasi dipimpin wasit asing.
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra alias Teco, juga memberikan kritik keras kepada wasit Liga 1.
Dia memberikan kritikan setelah Bali United menelan kekalahan dari Persija Jakarta 3-0. Kala itu ada keputusan wasit yang membuat Bali United dirugikan, yaitu gol yang dicetak Serdadu Tridatu dianulir.
Menurut Teco, agar wasit tidak sesuka hati melakukan kesalahan, perlu juga wasit disanksi. Hal itu penting agar lebih fair. Saat ini menurut dia, hanya pemain dan pelatih yang dihukum jika melakukan kesalahan.
"Ketika pelatih ada masalah pasti dapat hukuman, begitu juga dengan pemain ada salah dapat hukuman," tandasnya.
"Tetapi wasit, saya lihat tidak ada hukuman ketika mereka salah. Malah pimpin lagi di Liga 1 pekan berikutnya,” sambung dia.