
Jakarta, INDONEWS.ID – Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, mengklaim pihaknya telah melakukan serangan balasan terhadap operasi militer yang dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Habema di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima Tempo, Sebby menyebutkan bahwa tujuh prajurit TNI, termasuk seorang Komandan Rayon Militer (Danramil), menjadi korban dalam baku tembak tersebut.
“Kami meminta Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI segera mengumumkan jumlah korban dari TNI. Jangan menyebarkan hoaks,” kata Sebby, Sabtu (17/5/2025).
Sebby juga membantah klaim TNI bahwa 18 anggota milisi TPNPB tewas dalam baku tembak pada Rabu dini hari, 14 Mei 2025. Menurutnya, jumlah korban dari pihaknya hanya tiga orang tewas dan dua luka-luka.
Ia juga menyatakan bahwa sebagian korban yang jatuh dalam operasi militer itu adalah warga sipil, dan menuduh TNI melakukan penangkapan serta penculikan terhadap penduduk setempat.
Menanggapi klaim tersebut, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Candra Kurniawan, membantah tudingan adanya korban dari pihak TNI. Ia menyebut seluruh personel Satgas Habema dalam kondisi aman dan tidak ada laporan prajurit terluka maupun gugur dalam insiden di Sugapa.
“Informasi yang kami terima, seluruh pasukan di lapangan dalam kondisi aman. Tidak ada yang terluka maupun gugur. Justru OPM yang menyebarkan hoaks dan propaganda untuk menimbulkan ketakutan di masyarakat,” tegas Candra.
Sebelumnya, Satgas Habema terlibat kontak senjata dengan milisi TPNPB yang dipimpin oleh Undius Kogoya di sejumlah lokasi di Distrik Sugapa, termasuk di kampung Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba. TNI mengklaim 18 anggota TPNPB tewas dalam operasi tersebut.
Komandan Media Satgas Habema, Letkol Iwan Dwi Prihartono, menyatakan bahwa pasukan TNI juga menyita berbagai barang bukti dari lokasi kontak senjata. Di antaranya adalah satu pucuk senapan serbu AK-47, satu senjata rakitan, puluhan amunisi, busur dan anak panah, bendera bintang kejora, serta sejumlah alat komunikasi.
“Pasukan tetap disiagakan di titik-titik strategis untuk menjaga stabilitas keamanan dan melindungi warga sipil,” kata Letkol Iwan.
Situasi keamanan di Intan Jaya, khususnya di Distrik Sugapa, masih dilaporkan tegang usai peristiwa tersebut. Satuan TNI terus memperkuat pengamanan guna mengantisipasi serangan balasan atau gangguan keamanan lebih lanjut dari kelompok separatis bersenjata.