
Jakarta, INDONEWS.ID - Prof Soemitro Djojohadikoesoemo - orang tua dari Presiden Prabowo - memiliki ikatan emosional dengan Aceh. Hal ini juga disuarakan oleh Presiden ke-8 RI ini. Malahan salah satu nama putra Soemitro yakni Hashim Djojohadikusumo (lahir pada 5 Juni 1954/adik Prabowo) berasal dari nama Kapolda Aceh yakni Komisaris Polisi Kelas I Muhammad Hasyim (1945-1946). Bahkan Soemitro memberikan nama Hashim pada anaknya sebagai tanda ingat atas kebaikan Muhammad Hasyim yang membantu keluarganya.
"Jika Jokowi memiliki hubungan emosional dengan Aceh karena dia hanya merantau ke Aceh dan bekerja di PT KKA pada 1986-1988. Sedangkan Prabowo memiliki orang tua yang dibantu oleh warga Aceh,” ungkap sejarawan nasional M Adli Abdullah, Ph.D, Ahad, di Jakarta.
Adli menyebutkan, Soemitro bergabung ke Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada 1958 sebagai Menteri Perhubungan dan Pelayaran di Sumatera Barat. Dan ketika posisi PRRI terjepit, daripada di penjara oleh rezim Soekarno Soemitro menyelamatkan diri ke Aceh. Lalu tokoh Aceh melarikan Soemitro ke Penang selanjutnya ke Singapura. Dan Prabowo menamatkan SD di The Dean School, Singapura (1957-1960) serta Glenealy Junior School, Hong Kong (1960-1962).
Dari Hong Kong, Soemitro pindah ke Malaysia dan Prabowo menamatkan SMP di Victoria Institute, Kuala Lumpur (1962-1964). Keluarga ini selama orde lama menetap Hong Kong, Thailand, Prancis, dan Switzerland. Serta kembali ke RI pada era Orba Soeharto dengan posisi sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Riset karena pada dasarnya memang merupakan seorang ekonom Indonesia serta dosen terbang di Fakultas Ekonomi Unsyiah pada 1990-an. Tegas alumni alumni south east Asian studies Univesiti Sains Malaysia, Penang tahun 2017 ini.
“Setelah Soeharto memberikan paspor kepada Soemitro, Abu Beureueh bertemu Soeharto bilang Soemitro sudah bisa kembali ke RI, bagaimana dengan Hasan Tiro? Soeharto pun memberikan paspor RI kepada Hasan Tiro di New York dan pulang ke Aceh pada 1972 setelah paspor Hasan Tiro dicabut oleh Soekarno pada 1950-an,” jelas panjang lebar pakar hukum adat ini.
Perihal eratnya hubungan Soemitro dengan Aceh dibenarkan oleh Prabowo pada silaturahmi dan doa bersama ulama serta tokoh masyarakat di Banda Aceh pada Desember 2023. Prabowo jelaskan ayahnya Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo memiliki peran penting dalam sejarah Universitas Syiah Kuala (USK), khususnya dalam pendirian Fakultas Ekonomi. Menurut pernyataan Prabowo Subianto, ayahnya, adalah salah satu pendiri Fakultas Ekonomi USK dan pernah menjadi dosen terbang di sana.
"Beliau jadi dosen terbang dan sangat bangga, selalu cerita kepada kami bahwa beliau terbang ke Aceh dan memberi kuliah," kata Prabowo berseri-seri.
Prabowo menerangkan Soemitro berjuang bersama rakyat Aceh dengan saling mendukung di masa-masa sulit seperti pergolakan tahun 1950-an. Prabowo menegaskan hubungan emosionalnya dengan Aceh tidak berhenti meski momen itu sudah lama terjadi.