
Jakarta, INDONEWS.ID-- Duel ikonik dan prestisius Finalissima 2025 mempertemukan Spanyol dan Argentina bakal digelar pada Juni 2025 ini.
Meskipun waktu dan lokasi bertanding masih dirahasiakan, laga penuh emosi ini dipastikan akan dilaksanakan Juni tahun ini.
Kepastian ini dikonfirmasi setelah UEFA dan CONMEBOL mengelar Kongres FIFA ke-75 di Paraguay. Kongres juga dihadiri oleh Presiden AFA Claudio Tapia dan Presiden RFEF Rafael Louzan.
Diketahui, Finalissima merupakan pertandingan bergengsi antarbenua yang mempertemukan pemenang Copa América dan juara EURO.
Spanyol menjadi juara EURO 2024 setelah mengalahkan Inggris 2-1 pada laga final di Olympiastadion, Berlin, Senin (15/7/2024).
Kalau itu Lamine Yamal ikut memperkuat skuad Matador. Meskipun tidak mencetak gol, Yamal bermain penuh waktu dan sempat mengancam gawang Inggris dengan dua tembakan.
Penyumbang gol La Furia Roja adalah Nico Williams dan Mikel Oyarzabal. Sementara Timnas Inggris, gol dicetak oleh Cole Palmer.
Sisi lain, Argentina menjadi juara Copa América 2024 setelah mengalahkan Kolombia 1-0 pada final yang berlangsung di Stadion Sun Life, Senin (15/7/2024).
Gol kemenangan Argentina cs dicetak oleh Lautaro Martinez di perpanjangan waktu untuk memastikan mengangkat trofi.
Kemenangan Spanyol di Eropa dan Argentina di Amerika pun dinanti banyak pihak untuk bertemu di satu tempat dalam event Finalissima.
Duel Finalissima pun sempat menjadi harapan bagi Lamine Yamal. Dia menyampaikan harapan bertemu Messi di Finalissima, saat wawancara seusai EURO 2024.
"Saya berharap Messi memenangkan Copa América dan saya memenangkan EURO 2024 agar bisa bermain melawannya di Finalissima," ujar Yamal sebelum laga.
Dan harapan itu bakal terwujud dalam waktu dekat. Maka Finalissima diprediksi bakal menjadi panggung duel antara Lamine Yamal, bintang muda Barcelona, melawan sang legenda hidup Lionel Messi yang juga mantan Bintang Barcelona.
Bahkan Finalissima tidak hanya akan bertemunya bintang Barcelona, tapi bertemunya dua sosok yang memiliki keterikatan emosional bagai kaka adik atau guru dan murid.
Bagi fans Barcelona, ini lebih dari sekadar pertandingan, tapi passing the torch, dari Messi ke Yamal. Passing the torch via Finalissima mengingatkan pada sebuah sesi pemotretan saat Yamal masih balita dimandikan Leo Messi.
Di Finalissima, keduanya tidak berada dalam level emosi kasih sayang tapi level rival saling mengalahkan.
Itulah yang membuat laga ini sangat ikonik, dua bintang yang tumbuh dari keterikatan kasih sayang di masa lalu, kini menjadi musuh yang harus `dibunuh`.