
Jakarta, INDONEWS.ID – Disela-sela makin melambatnya perekonomian global dan nasional akibat beberapa faktor eksternal seperti memanasnya suhu politik di di Timur Tengah dan bayang-bayang penerapan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump, potret perekonomian dunia per bulan Mei 2025 hanya tumbuh lebih kurang 2 % - jauh dari target yang ditetapkan.
Artinya semua negara mengalami kontraksi kecuali Vietnam, Philipina dan Tiongkok yang masih tumbuh di atas 5,4-6,9% bahkan Korea dan German tumbuh -0,1% telah mengalami resesi (Kementerian Keuangan Juni:2025).
Menurut Prof. Francisca Sestri, Rektor UNIPI Tangerang sangat bermanfaat bagi generasi sekarang dan yang akan datang untuk berfikir dan bertindak kritis terhadap kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran.
Karena itu, katanya, kita harus ikut mencermati arah pembangunan Presiden Prabowo" di era ketidakpastian ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.
”Saat ini Indonesia baru tumbuh 4,9% yang ditopang sektor pertanian yang tumbuh hingga 10%, industri pengolahan dan perdagangan,” ujarnya dalam diskusi interaktif bertajuk "Berani Bicara" yang digelar oleh Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) dan GatotKaca, Rabu (2/7/2025).
Menjawab pertanyaan tentang kiat mencapai pertumbuhan ekonomi 8 %, Deputy Kepala PCO, Isra Ramli menekankan pemerintah akan mendorang faktor konsumi masyarakat dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan investasi penaman modal asing yang terus dinegosiasikan Presiden Prabowo.
”Juga peningkatan belanja pemerintah melalui percepatan pembangunan-pembangunan fasilitas umum, dan mendorong ekspor neto yang masih surplus saat ini,” ujar Isra.
Acara tersebut dihadiri oleh pelaku UMKM, akademisi, pengurus koperasi, jurnalis hingga Relawan Jokowi, Prabowo-Gibran.
Inisiator diskusi Bung Ricky Tamba dari PCO menghadirkan beberapa nara sumber keren, di antaranya Isra Ramli mewakili Hasan Nasbi, Prita Laura (Senior Advisor PCO) dan Indra Simarta Ketua Umum GatotKaca sekaligus tuan rumah yang didampingi Sekjen Sinar Shinta yang selalu konsen terhadap ungkapan para generasi masa kini. *