Nasional

Mayor Jenderal Rusia Tewas dalam Serangan Rudal Ukraina di Kursk

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 05/07/2025 18:55 WIB


Jakarta, INDONEWS.ID Wakil Komandan Angkatan Laut Rusia, Mayor Jenderal Mikhail Gudkov, dilaporkan tewas akibat serangan rudal Ukraina yang menghantam gedung administrasi militer di kota Kursk, Rusia bagian barat, pada Selasa (2/7/2025). Gudkov memimpin unit marinir Rusia yang aktif terlibat dalam operasi militer di Ukraina.

Kabar kematian Gudkov dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia dan diberitakan oleh media Rusia AiF. Gudkov meninggal akibat luka-luka yang dideritanya dalam serangan tersebut, yang terjadi di salah satu wilayah perbatasan Rusia dengan Ukraina.

Sebuah foto yang dirilis Kementerian Pertahanan menunjukkan Gudkov sebagai wakil kepala Angkatan Laut Rusia untuk pasukan pesisir dan darat. Ia ditunjuk langsung oleh Presiden Vladimir Putin pada Maret lalu. Saat pengangkatannya, Putin menyatakan bahwa pengalaman militer Gudkov dianggap penting untuk ditiru di unit lain.

“Karena menteri dan Kepala Staf Umum percaya bahwa pengalaman Anda perlu ditiru di unit lain, saya telah memutuskan untuk memindahkan Anda ke suatu posisi, untuk meningkatkan tingkat tanggung jawab Anda,” ujar Putin saat itu, seperti dikutip CNN.

Namun, rekam jejak Gudkov tidak lepas dari kontroversi. Militer Ukraina menuduh Gudkov dan anggota mantan Brigade Marinir ke-155 terlibat dalam kejahatan perang, termasuk pembunuhan warga sipil di Bucha, Irpin, dan Gostomel pada awal invasi Rusia. Selain itu, Dinas Penjaga Perbatasan Negara Ukraina menyebutkan bahwa brigade tersebut terlibat dalam eksekusi tawanan perang Ukraina.

Bagi sebagian besar warga Ukraina, kematian Gudkov menjadi dorongan moral di tengah tekanan dan serangan yang terus berlangsung.

Sementara itu, dukungan militer untuk Ukraina dari Amerika Serikat memasuki fase ketidakpastian. Pemerintahan Donald Trump pada pekan lalu mengumumkan penghentian sementara pengiriman senjata ke Ukraina. Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran di Kyiv, terutama di tengah meningkatnya serangan Rusia.

Meski belum ada konfirmasi dari Gedung Putih mengenai jenis senjata yang ditangguhkan, pengumuman tersebut datang hanya beberapa hari setelah Trump bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam acara puncak NATO di Belanda. Seusai pertemuan, Trump menyatakan sedang mempertimbangkan pengiriman baterai rudal Patriot tambahan ke Ukraina guna memperkuat pertahanan udara negara itu.

Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022 terus menelan korban di kedua belah pihak dan memicu ketegangan geopolitik yang belum menunjukkan tanda mereda.

Artikel Lainnya