Nasional

Elektabilitas Partai Golkar Akan Sangat Terpengaruh, Jika Setnov Enggan Turun Dari Kursi Ketum

Oleh : hendro - Minggu, 17/09/2017 21:20 WIB

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (ist)

Jakarta, INDONEWS.ID- Elektabilitas partai Golkar pada 2019 diprediksi akan terpengaruh dengan kondisi Setya Novanto (Setnov)  yang enggan turun dari Ketua Umum. Demikian diungkapkan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta, Emrus Sihombing.

Menurut Emrus, status tersangka yang disandang Setnov membuat citra partai berlambang pohon beringin itu akan semakin terpuruk.

"Bila Setya Novanto tetap dipertahankan, tidak mustahil juga (elektabilitas) Partai Golkar akan terjun, menukik," kata Emrus kepada wartawan, Minggu (17/9/2017).

Emrus berpendapat, sebaiknya Golkar harus segera menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk menggantikan Novanto. Dengan digantikannya Novanto oleh Ketua Umum baru yang kredibel, dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap partai paling berkuasa di masa Orde Baru itu.

“Namun demikian, proses pemilihan (di munaslub) harus dilakukan secara demokratis. Hindari terjadinya politik uang, yang hanya mencederai proses munaslub,” ujar Emrus.

Emrus mencontohkan, peristiwa serupa pernah terjadi terhadap Partai Demokrat menjelang Pilpres 2014. Penetapan Ketua Umum DPP Demokrat saat itu, Anas Urbaningrum, sebagai tersangka kasus korupsi Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat kepercayaan publik terhadap partai berlambang mercy biru itu menghilang.

"Lebih parah dari Partai Demokrat yang saat itu, Ketua Umum dan beberapa kadernya terjerat kasus korupsi,” lanjut Emrus.

Karena itu, Emrus menegaskan bahwa prediksi ini setidaknya tercermin juga dalam survei terakhir Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang menempatkan Golkar di peringkat ketiga partai politik. Golkar masih di bawah PDI Perjuangan dan Gerindra.(hdr)

Artikel Terkait