INDONEWS.ID

Jakarta, INDONEWS.ID - Penyerangan terhadap salah seorang penyidik Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), Novel Baswedan, pada Selasa pagi merupakan tindakan kriminal serius. Tindakan tersebut merupakan upaya para pelaku korupsi melakukan “serangan balik” kepada lembaga pemberantas korupsi, yang selama ini berani menyeret sejumlah para tokoh penting. Karena itu, pimpinan KPK dan jajarannya diminta untuk tidak gentar terhadap terortersebut. “Meminta KPK dan seluruh institusi penegak hukum lainnya tidak gentar dan tetap fokus menjalankan tugas dan wewenangnya masing-masing,” ujar Ketua PBNU Bidang Hukum, Robikin Emhas, melalui pernyataan pers, di Jakarta, Selasa (11/4/2017). Seperti diberitakan, penyidik KPK Novel Baswedan diserang orang tak dikenal, pada Selasa pagi, sekitar pukul 05.10 WIB. Pelaku yang diperkirakan dua orang dan mengendarai motor itu menyerang korban dengan cara menyiramkan air keras ke bagian wajah. Peristiwa itu terjadi di Jalan Deposito depan Mesjid Al Ikhsan RT 03 RW 10 Peg dua Kelapa Gading Jakarta Utara. “Teror yang menimpa aparat penegak hukum tidak boleh dibiarkan, baik kepada Polisi, Jaksa, Pengacara maupun Hakim. Sebab teror semacam ini berpotensi mempengaruhi independensi penegakan hukum. Terlebih teror ini mengindikasikan adanya upaya corruptor fight back karena merasa terancam oleh KPK,” ujarnya. Langkah ekstra serius, kata Robikin, perlu dilakukan bukan hanya mengusut pelaku, tetapi lebih jauh dari itu yakni memberikan efek jera kepada oknum yang coba bermain-main dengan hukum. “Kami mengutuk keras pelaku dan dalang peristiwa penyerangan tersebut. Karena itu, kami meminta aparat penegak hukum agar memberikan perhatian serius dan segera mengusut tuntas pelaku dan dalang peristiwa tersebut,” ujarnya. Robikin juga mengajak semua pihak untuk terus mengawal proses penegakan hukum (law enforcement) di bidang pemberantasan korupsi. (Very)