INDONEWS.ID

  • Rabu, 19/04/2017 09:41 WIB
  • Presiden Jokowi Berharap Bhinneka Tunggal Ika Jadi Semangat Asia Afrika

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Presiden Jokowi Berharap Bhinneka Tunggal Ika Jadi Semangat Asia Afrika
Presiden Jokowi pada Peringatan Konferensi Asia-Afrika Tahun 2017 di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (18/4/2017). (Foto: Biro Pers Istana)
Jakarta, INDONEWS.ID -- Sebuah sejarah baru tercipta pada 62 tahun silam. Sejumlah negara Asia dan Afrika berkomitmen untuk mempererat kerja sama menjaga perdamaian dunia. Sekarang kita mengenal komitmen tersebut dengan "Dasasila Bandung" yang turut memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB. Perbedaan pandangan dan keberagaman masing-masing negara pada saat itu tak menjadi penghalang untuk berjalan beriringan. Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, saat itu menyampaikan kepada seluruh perwakilan negara mengenai keberagaman. Pesan tersebut yang kemudian disampaikan kembali oleh Presiden Joko Widodo pada acara Peringatan Konferensi Asia-Afrika Tahun 2017 di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (18/4/2017). "Jadikanlah prinsip live and let live serta unity in diversity menjadi kekuatan pemersatu yang akan membawa kita semua ke persahabatan dan diskusi yang bebas di mana masing-masing kita hidup dengan kehidupan kita sendiri. Biarlah mereka hidup dengan cara mereka dalam harmoni dan perdamaian," ujar Presiden Joko Widodo mengutip pernyataan Sukarno 62 tahun silam. Kini, setelah puluhan tahun berlalu, semangat keberagaman dan perdamaian yang ditunjukkan dalam Konferensi Asia-Afrika saat itu kembali digelorakan. "Pada waktu itu, para delegasi dari setiap negara juga memakai baju nasional masing-masing yang beraneka corak dan warna. Semua itu menunjukkan bahwa perbedaan latar belakang budaya, warna kulit, dan agama tidak menghalangi kita untuk bersatu. Tidak menghalangi kita untuk membangun solidaritas yang kokoh," kata Jokowi seperti dikutip dari siaran Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa. Karena itu, menurut Presiden, bangsa Indonesia patut bersyukur. Pasalnya, mengelola keberagaman sudah menjadi kodrat bangsa sejak dahulu kala. Dengan perbedaan yang ada, Indonesia tetap kokoh menjaga keharmonisan dan perdamaian. "Indonesia bersyukur, kodrat kebangsaan Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika. Kodrat Indonesia adalah mengelola keberagaman. Indonesia mempunyai lebih dari 714 suku, data BPS malah mengatakan 1.340 suku, mempunyai beragam ras, dan bermacam agama. Indonesia tetap harmonis dan damai. Indonesia tetap bisa membangun dengan pertumbuhan ekonomi yang baik," ungkapnya. Berdasarkan hal tersebut, Indonesia banyak dijadikan rujukan oleh negara-negara lain. Utamanya menjadi contoh mengenai bagaimana Indonesia mampu mengelola keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan. "Kalau dulu Indonesia menjadi salah satu inisiator solidaritas Asia-Afrika, menjadi inspirator negara-negara terjajah untuk merdeka. Sekarang Indonesia menjadi rujukan dalam mengelola keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan," kata Presiden. Kepala Negara juga mengajak seluruh pemimpin dunia untuk sekali lagi menyuarakan penghormatan terhadap kemajemukan dan perdamaian. "Untuk menghormati keberagaman itu, saya mengajak seluruh pemimpin dunia untuk terus menyuarakan penghormatan terhadap kemajemukan. Pesan ini juga akan saya sampaikan langsung kepada para Pemimpin Asia Afrika. Saya meyakini, kerja sama Asia dan Afrika dapat terus ditingkatkan dan saya berharap semangat Bhinneka Tunggal Ika juga menjadi semangat Asia Afrika," kata Presiden. Adapun kepada masyarakat Indonesia, Presiden Joko Widodo berpesan agar tak pernah lelah menjaga dan merawat persatuan bangsa. "Kepada seluruh rakyat Indonesia, saya ingin berpesan agar jangan mudah tergoda oleh isu-isu SARA yang memperlemah bangsa dan negara kita. Jangan takut melawan tindakan-tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama apa pun. Mari terus perkuat komitmen dalam menjaga dan merawat kodrat kebangsaan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika," kata Jokowi. Konferensi Asia Afrika Kedua Dalam sambutannya mewakili keluarga Ir. Sukarno, Presiden Republik Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri mengatakan penetapan arsip Konferensi Asia Afrika sebagai memory of the world, bukan sebuah pencitraan. “Tapi untuk terus menghidupkan kembali ikatan emosional, ikatan solidaritas dan toleransi bagi kita yang sudah sampai hidup di abad 21 ini,” kata Megawati. Penetapan itu, kata Megawati, juga bermakna sebagai pengakuan pada sari pati gagasan, ide dan tindakan politik bersama para pendiri bangsa Asia Afrika. Dunia mengakui KAA penting dan berguna bagi kehidupan serta keberlangsungan peradaban dunia masa sekarang sampai akan datang. “Sudah saatnya kita pikirkan dengan serius Konferensi Asia-Afrika, mungkin yang disebut kedua. Sudah saatnya kita mengevaluasi berbagai problem akibat globalisasi dan pasar bebas ini,” kata Megawati. Hadir dalam acara tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan sejumlah menteri anggota Kabinet Kerja, di antaranya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Selain itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dan pimpinan lembaga tinggi negara, serta duta besar dari beberapa negara sahabat. (Very)  
Artikel Terkait
Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa
Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY
Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pemilu, Presiden Jokowi: Sabar, Tunggu Hasil Resmi dari KPU
Artikel Terkini
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas