Jakarta, INDONEWS ID – Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Letnan Jenderal (Letjen) Andika Perkasa sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) di Istana Negara, Jakarta.
Dengan demikian bertugasnya Andika sebagai KASAD bukan merupakan hal yang ringan dan gampang, justru ia pun harus lebih meningkatkan menjaga netralitas TNI tidak tercoreng pada tahun politik nanti.
Hal itulah yang dtuturkan oleh pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas NH Kertopati. Ia menuturkan, netralitas inilah yang harus dilaksanakan secara konsisten dengan berbagai konsekuensi.
“Tugas Kasad pada tahun politik ini harus menjaga soliditas TNI dan Polri sebagai sebuah keniscayaan. Netralitas prajurit juga hal yang harus dilaksanakan secara konsisten dengan berbagai konsekuensinya,” kata pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas NH Kertopati yang biasa dipanggil Nuning di Jakarta, tadi pagi, Kamis (22/11).
Menurutnya, Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 akan memunculkan ruang perdebatan yang menjurus pada perang urat syaraf. Jika sedikit saja terpeleset, maka hal itu bisa menjadi tragedi permusuhan.
“Hal ini harus diantisiapasi jauh hari. Pihak yang dapat mencegah dan menanggulangi ini adalah TNI dan Polri. Secara kekinian, TNI harus menjaga tertatanya dengan baik mulai dari integrasi sistem informasi, interoperability sistem informasi, hingga composability sistem informasi,” ujarnya.
Sebagai pengamat, ia tak segan segan untuk ingatkan Andika, KASAD baru harus bisa membangun fisik dan psikis TNI AD dengan baik. Caranya adalah dengan memperhatikan kesejahteraan, pendidikan akademik, dan moral prajurit sebagai suatu hal yang penting dan utama.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa Marsekal Hadi Tjahjanto mengangkat Letnan Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Andika menggantikan Letnan Jenderal TNI Agus Kriswanto yang diangkat menjadi Perwira Tinggi (Pati) Markas Besar TNI AD dalam rangka pensiun.
Pengangkatan itu menjadi promosi bagi Andika karena jabatan sebelumnya adalah Komandan Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Tentara Nasional Indonesia (Kodiklat TNI). Andika tercatat hanya enam bulan menempati jabatan Dankodiklat tersebut.
Sebelumnya, pada Januari 2018, menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono ini juga baru saja naik pangkat dari Mayor Jenderal menjadi Letnan Jenderal. Kenaikan pangkat seiring dengan jabatan Dankodiklat yang diserahkan kepadanya.
Kenaikan pangkat tersebut sekaligus menjadikan Andika sebagai perwira paling senior di generasinya. Lulus Akademi Militer pada 1987, tentara kelahiran Bandung, Jawa Barat, ini meraih bintang satu dengan menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AD pada 2013.
Enam hari sebelum Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2014, Andika diangkat menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Pria kelahiran 1964 ini efektif bertugas menjadi Komandan Paspampres per 22 Oktober 2014. (Abdi.K)