INDONEWS.ID

  • Minggu, 10/03/2019 12:31 WIB
  • Stafsus Presiden: Dorong Peningkatan Representasi Perempuan di Parlemen

  • Oleh :
    • hendro
Stafsus Presiden: Dorong Peningkatan Representasi Perempuan di Parlemen
Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo terpilih sebagai salah satu duta "He for She" dalam program "Impact 10x" yang diselenggarakan PBB dalam rangka mendorong negara-negara di dunia untuk meningkatkan kesetaraan gender. Pencapaian ini diungkapkan Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, saat menyampaikan pidato kunci pada diskusi Peringatan Hari Perempuan Internasional bertema "Menjaring Calon Legislatif yang Memajukan Agenda Pemajuan Hak-hak Perempuan" yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) DKI Jakarta.

Siti Ruhaini mengatakan, Presiden Jokowi dipilih lantaran memiliki keberanian untuk membuat kebijakan yang berpihak terhadap perempuan, seperti mengangkat sembilan menteri dari kalangan perempuan untuk menduduki posisi cukup strategis.

Baca juga : Top! Pemerintah Pastikan Program KUR Semakin Inklusif, Jangkau Penyandang Disabilitas dan Pelaku UMKM Perempuan

"Bapak Presiden menerima Champion Global "He for She" dari United Nation, Presiden kita dipilih pada tahun 2016. Hal ini sangat mengesankan karena keberanian beliau untuk memilih sembilan perempuan dengan kapasitas dan kapabilitas serta integritas yang tidak kita ragukan lagi untuk menduduki kabinet dengan posisi yang strategis. Pemilih seoarng Staf Khusus bidang keagamaan tingkat internasional.  Ini  kondisi yang sangat menggembirakan guna mendorong kesetaraan gender dalam bidang-bidang Strategis" ujar Ruhaini Dzuhayatin di Sjafruddin Prawiranegara Kampus ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Sabtu (9/3/2019).

Dalam kesempatan itu, Siti Ruhaini juga menyampaikan bahwa Indonesia masih memiliki beberapa masalah sosial yang harus segera dituntaskan bersama, diantaranya masalah kekerasan terhadap perempuan yang sangat tinggi, dan masalah perkawinan anak.

Baca juga : Anak di Bawah Umur Jadi Korban Kekerasan, Oknum Pendeta Dilaporkan ke Komnas Perempuan

"Indonesia masih memiliki beberapa masalah yang harus diselesaikan, pertama, masalah kekerasan perempuan yang belum lama terjadi. Kedua, masalah perkawinan anak. Ini adalah satu hal yang harus kita pikirkan bersama persoalan yang harus kita goal kan bersama-sama," terangnya.

Sehingga, menurut Ruhaini, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah mendorong keterwakilan anggota legislatif perempuan untuk menduduki parlemen agar mampu membuat regulasi atau peraturan perundang-undangan yang memiliki keberpihakan terhadap perempuan. Selain itu ia menambahkan, ada tiga komponen yang menjadi pokok perhatian khususnya para calon legislatif yaitu masalah makro sistem politik, substantion opportunities yang berkaitan dengan substansi politik dan kebutuhan perempuan, dan agency of public.

Baca juga : Leebarty Taskarina, M. Krim.,: Budaya Patriarki Berperan Besar dalam Penyebaran Paham Radikal

"Pada era disrupsi saat ini, menjadi tantangan bagi para perempuan yang akan maju sebagai calon anggota legislatif, karena banyak perempuan yang dibatasi beberapa haknya seperti dia tidak boleh tampil di sektor publik, pendidikan yang terbatas, dan sebagainya. Kemudian juga ada pemisahan perempuan secara simbol," papar Siti Ruhaini.

Selanjutnya, ia menekankan agar kader Muhammadiyah sebagai bagian dari civil society untuk turut mendukung representasi politik perempuan agar secara substansi mampu mengubah kultur budaya sehingga dapat lebih menghargai perempuan dalam berbagai sektor, dan tak terbatas.

"Partisipasi politik kita secara kuantitafit ini naik turun. Jadi kita harus mendukung partisipasi perempuan kita dan berharap tidak ada lagi politisi perempuan terutama yang berurusan dengan KPK. Sehingga partisipasi perempuan secara substansi ini mampu mengubah kultur budaya kita," pungkasnya.

 

 

 

Artikel Terkait
Top! Pemerintah Pastikan Program KUR Semakin Inklusif, Jangkau Penyandang Disabilitas dan Pelaku UMKM Perempuan
Anak di Bawah Umur Jadi Korban Kekerasan, Oknum Pendeta Dilaporkan ke Komnas Perempuan
Leebarty Taskarina, M. Krim.,: Budaya Patriarki Berperan Besar dalam Penyebaran Paham Radikal
Artikel Terkini
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Pj Bupati Maybrat Sambut Kedatangan Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Rekomendasi Jasa Penerjemah Tersumpah Terbaik di Jabodetabek
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas