INDONEWS.ID

  • Kamis, 04/04/2019 10:55 WIB
  • Jelang Pemilu 17 April 2019, Masyarakat Riau Jangan Percaya Informasi Bohong

  • Oleh :
    • very
Jelang Pemilu 17 April 2019, Masyarakat Riau Jangan Percaya Informasi Bohong
Ketua Milenial Religius Center (MRC) Riau, Raja Inal Dalimunthe (berdiri) di Pekanbaru pada Kamis, 4 April 2019. (Foto: ist)

Riau, INDONEWS.ID -- Menjelang tanggal 17 April 2019, informasi hoaks semakin marak menyebar di tengah masyarakat. Informasi yang sarat dengan kebohongan ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dan membuat rakyat tidak objektif saat menentukan hak pilihnya. Hal ini disampaikan Ketua Milenial Religius Center (MRC) Riau, Raja Inal Dalimunthe di Pekanbaru pada Kamis, 4 April 2019.

"Kebohongan yang menyebar di tengah masyarakat membuat masyarakat mendapatkan informasi yang salah mengenai para kandidat pemilu. Kondisi ini harus dicegah, jangan sampai rakyat memutuskan pilihan karena percaya dengan info yang salah," ujarnya.

Baca juga : JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim

Menurut Raja, hoaks itu sudah dikonsumsi jauh sebelum masa Nabi Muhammad, bahkan para nabi banyak yang menjadi korban kekejaman hoaks sendiri.

"Begitu membahayakannya hoaks itu sehingga kebenaran tidak lagi menjadi parameter utama untuk memberikan penilaian. Saat ini kami berupaya melawan hoaks, paling tidak di kalangan generasi milenial. Sebagai contoh upaya kami adalah Diskusi Publik yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Pekanbaru," jelas Raja.

Baca juga : Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia

Beberapa waktu lalu, MRC Riau mengadakan Ngopi Bareng Milenial dengan topik "Mewujudkan Pemilu Damai dan Anti Hoax". Hadir beberapa pembicara antara lain Raja Juli Antoni (Sekjend DPP PSI / Wakil Sekretaris TKN), Ary Sandy (Pegiat Media Sosial), dan Sahat Martin Philip Sinurat (Pendiri Rumah Milenial).

Dalam diskusi tersebut, Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa saat ini masyarakat dunia sedang hidup pada era post truth (pasca kebenaran).

Baca juga : Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem

"Manusia pada umumnya tidak peduli lagi dengan kebenaran dan kerap menyebarkan kebohongan. Kemampuan jempol lebih cepat dari pada kemampuan berpikir otak dan kita tidak mau melakukan klarifikasi terlebih dahulu ketika mendapatkan informasi baru," katanya.

Menurut pria yang akrab dipanggil Toni ini, obat untuk melawan hoax adalah memproduksi konten-konten anti hoax itu sendiri.

"Biasanya orang-orang yang menolak hoaks cenderung diam. Padahal pada prinsip Islam, orang yang diam itu adalah selemah-lemahnya iman. Diam juga mengatakan bahwa kita sepakat dengan hal tersebut. Jadi jangan sampai korbannya kaum milenial, pelakunya kaum kolonial," tegasnya.

Pembicara lainnya, Sahat Martin Philip Sinurat melihat fenomena semakin maraknya hoaks menjelang pesta demokrasi adalah kondisi yang bukan kebetulan.

"Hoaks sengaja disebarkan untuk menimbulkan rasa tidak percaya dan memicu konflik di tengah masyarakat kita. Di sisa waktu menjelang 17 April ini, kita sebagai generasi milenial harus aktif menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat agar rakyat memilih calon berdasarkan data yang benar, bukan berdasarkan informasi bohong," ujar mantan Ketum GMKI ini. (Very)

Artikel Terkait
JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim
Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem
Artikel Terkini
HUT Minahasa Tenggara ke 17, Pj Bupati Maybrat Saksikan Festival Benlak 2024 dan Makan Malam Bersama di Ranumboloy Water Park
PJ Bupati Maybrat Hadiri Pentas Seni Festival Benlak 2024 HUT Minahasa Tenggara ke 17
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Buka WWF ke-10, Presiden Jokowi Berharap Bisa Ciptakan Kepastian Distribusi Air Bersih
Realisasikan Investasi di Indonesia, Menko Airlangga Harapkan Lotte Chemical Dapat Menjadi Stimulus Pembangunan Industri Petrokimia Hilir Lokal
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas