INDONEWS.ID

  • Kamis, 09/05/2019 17:45 WIB
  • Pengamat: People Power Bentuk Pembangkangan Terhadap Negara

  • Oleh :
    • very
Pengamat: People Power Bentuk Pembangkangan Terhadap Negara
Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe. (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan, wacana gerakan people power terhadap pemerintah merupakan suatu gerakan pembangkangan terhadap negara, sebagai upaya penggulingan kekuasaan presiden secara paksa melalui aksi demonstrasi rakyat.

"Iya wacana gerakan poeple power ini sesungguhnya tak lain bentuk gerakan pembangkangan terhadap negara untuk menggulingkan presiden secara paksa melalui aksi demonstrasi rakyat," kata Ramses kepada wartawan di Jakarta, Kamis (9/6/2019).

Baca juga : JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim

Disebut pembangkangan terhadap negara kata Ramses, karena pihak-pihak melakukan gerakan itu dinilai tak percaya dengan instrumen negara yang disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Menurut Dosen Universitas Mercu Buana Jakarta ini, bila ada pihak yang tidak puas dengan hasil pemilu 2019 bisa menempuh jalur hukum melalui instrumen-instrumen yang legal bukannya melakukan gerakan inkonstitusional.

Baca juga : Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia

"Saya katakan pembangkangan karena pihak-pihak itu dianggap tak percaya dengan instrumen negara yang sedianya untuk selesaikan masalah yang dihadapi. Kan bila ada pihak yang tidak puas dengan hasil pemilu 2019 ini bisa tempuh jalur hukum melalui instrumen-instrumen yang legal bukannya melakukan gerakan inkonstitusional kan itu merugikan rakyat banyak," ujar Ramses.

Untuk itu Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia (L-API) ini meminta aparat untuk menindak tegas pihak-pihak yang berusaha melakukan gerakan inkonstitusional dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

Baca juga : Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem

"Kita percayakan ini ke aparat untuk menindak tegas pihak-pihak yang berusaha melakukan gerakan inkonstitusional dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat," tegasnya.

Diketahui, People power pertama kali terjadi di Filipina pada tahun 1986. Gerakan ini mengacu pada revolusi sosial damai sebagai akibat dari protes rakyat Filipina melawan Presiden Ferdinand Marcos yang telah berkuasa selama 20 tahun.

Artikel Terkait
JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim
Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem
Artikel Terkini
Pj Ketua TP PKK Sumsel Tyas Fatoni Kukuhkan Ketua Pembina Posyandu Kabupaten/Kota se-Sumsel
Sekjen Kemendagri Jelaskan Pemberian Penghargaan Prestasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Berdasarkan LPPD
Hadiri Upacara Hari Otonomi Daerah Tingkat Nasional, Pj Gubernur Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sangat Baik
Ke Perbatasan Papua, BNPP Pastikan Pembangunan Infrastruktur Berjalan
Sri Agustin, Nasabah Mekaar Yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas