INDONEWS.ID

  • Sabtu, 06/07/2019 21:23 WIB
  • Penjelasan BMKG Soal Angin Bertiup Kencang di Jakarta

  • Oleh :
    • Mancik
Penjelasan BMKG Soal Angin Bertiup Kencang di Jakarta
Ilustrasi Angin Kencang ( Foto: Detik.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachry Rajab meminta kepada masyarakat di Ibu Kota Jakarta untuk tetap tenang dan waspada merasakan angin bertiup kencang selama beberapa hari terakhir di Ibu kota. Hal ini ia sampaikan menanggapi keresahan masyarakat melihat pola angin yang mendadak berubah.

Menurut Fachry, Indonesia saat ini mulai kedatangan angin dari timur. Pola seperti merupakan siklus biasa dalam perubahan cuaca. Jadi, masyarakat tidak perlu merasa khwatir berlebihan.

Baca juga : Banjir dan Longsor Landa Kabupaten Cilacap

"Sekarang beberapa wilayah Indonesia, kita mulai kedatangan angin dari timur, dari Australia, itu cukup kencang. Cuma tidak terlalu mengkhawatirkan," kata Fachry di Jakarta, Sabtu, (6/07/2019)

Ia menambahkan, BMKG terus memantau arah perubahan gerak angin untuk seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan pantaun terkini, jelasnya, kecepatan angin tercepat berada di wilayah Madura yakni 20 knot. Sedangkan di Jakarta hanya berada di angka 5-10 knot.

Baca juga : Angin Kencang di Sodoarjo, Satu Warga Meninggal Dunia Akibat Kejatuhan Material Bangunan

"(Ada angin kencang) Normal. Untuk musim kemarau memang angin bertiup kencang," ungkapnya.

Lebih lanjut Fachry menambahkan, masyarakat perlu mengantisipasi terhadap terjadinya masalah kekeringan. Hasil pantau BMKG untuk musim kemarau akan datang pada pertengahan bulan Agustus hingga pertengahan bulan September.

Masalah kekeringan, jelas Fachry, menghadirkan resiko tersendiri bagi kehidupan masyarakat. Ada potensi bencana kebakaran karena kekeringan. Karena itu, ia meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada.

Baca juga : Dua Orang Meninggal Dunia Setelah Angin Kencang Landa Pandeglang

Terkait ancaman masalah kebakaran, menurutnya, tidak hanya jadi ancaman bagi masyarakat di sekitar lahan perkebunan yang besar. Bencana kebakaran bisa jadi ancaman juga bagi masyarakat yang menetap di Perkotaan.

"Kalau kemarau, hujan kurang, air tanah berkurang. Itu jadi antisipasi. Selain itu, kita harus antisipasi juga kebakaran baik di perkotaan maupun kebakaran hutan dan lahan (karhutla)." pungkasnya.*(Marsi Edon)

Artikel Terkait
Banjir dan Longsor Landa Kabupaten Cilacap
Angin Kencang di Sodoarjo, Satu Warga Meninggal Dunia Akibat Kejatuhan Material Bangunan
Dua Orang Meninggal Dunia Setelah Angin Kencang Landa Pandeglang
Artikel Terkini
Tiga Warga Meninggal Imbas Longsor dan Lahar Dingin Gunung Semeru
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi di Papua dan Permasalahan Tanah di Sumsel
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Pj Bupati Maybrat Sidak Kantor Distrik Ayamaru Jaya, Ini yng Dijumpai
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas