INDONEWS.ID

  • Rabu, 10/07/2019 19:01 WIB
  • Balada Putri Grace, Si Batu Cantik yang Sedang Bersembunyi Dalam Sunyi

  • Oleh :
    • very
Balada Putri Grace, Si Batu Cantik yang Sedang Bersembunyi Dalam Sunyi
Rudi S Kamri, pengamat sosial dan politik, tinggal di Jakarta. (Foto: Ist)

Oleh : Rudi S Kamri *)

KALAU kita melihat hamparan batu Grace, mata kita seolah sedang dimanjakan dengan aneka keindahan alam yang tak terlukiskan. Penuh aneka warna dan apabila tersusun rapi di pelataran rumah niscaya akan membuat hati kita tenteram dan damai. Dan saya harus akui seorang perempuan yang namanya didahului dengan kata Grace biasanya juga enak dilihat dan perlu. Contohnya Grace Kelly, Grace Simon juga Grace Natalie dan Grace-Grace yang lain.

Baca juga : JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim

Siapa yang berani mendustakan kecantikan seorang Grace Natalie ? Entah kenapa setelah saya baca tulisan sahabat saya Ninoy Karundeng, tiba-tiba saya dihinggapi rindu yang terlalu dengan Grace Natalie. Pasca Pemilu sosok cantik PSI itu lebih banyak diam dalam kesunyian. Dan mungkin karena sang Ketua Umum PSI sedang tiarap, membuat Michael Victor Sianipar Ketua DPW PSI DKI Jakarta sering mencari panggung untuk tampil. Dengan modal 8 kursi di DPRD DKI Jakarta, mungkin Michael merasa berhak bicara mewakili PSI. Toh di DPR RI, PSI zonk, kan?

Saat ucapan Michael Sianipar dalam suatu seminar yang terkesan mendukung kebijakan Anies Baswedan dalam penerbitan IMB di pulau reklamasi, saya sama sekali tidak kaget. Pertama Michael memang mempunyai kemampuan komunikasi publik yang buruk sehingga ucapannya sering menimbulkan multi interprestasi. Kedua karena dari awal saya tahu siapa The Godfather dibalik munculnya PSI. Tapi lupakanlah si Mike, karena bagi saya dia tidak penting dan bukan siapa-siapa. Saya lebih tertarik mengulik mengapa Grace Natalie menghilang.

Baca juga : Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia

Bagi saya sebenarnya awal kemunculan PSI adalah angin segar dalam perpolitikan di Indonesia. Partai yang digawangi anak muda yang bening-bening membuat saya merasa mendapatkan harapan untuk menaruh idealisme dalam memurnikan marwah perpolitikan nasional. Namun saat saya melihat mereka melakukan KESALAHAN yang fundamental dalam Pemilu kemaren saya jadi tidak lagi menaruh harapan pada PSI. Apa kesalahan PSI :

 

Baca juga : Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem

PERTAMA

Mereka melakukan kesalahan strategi dalam mengambil issue dalam kampanye mereka. Niat akan menghantam Perda Syariah dan poligami meskipun itu merupakan issue yang sexy, tapi saya tahu akan menimbulkan gelombang resistensi besar di kalangan kelompok Islam. Dan issue ini menurut saya juga kurang milenial. Dan itu terbukti anak-anak muda yang saya temui juga merasa asing terhadap issue yang diangkat PSI.

 

KEDUA

Arogansi PSI yang direpresentasikan oleh Grace Natalie sangat "over dosis". Mereka seperti celeng (babi hutan) menyeruduk kesana kemari tidak peduli yang diseruduk kawan sendiri. Di depan publik dengan menyerang PDIP, Golkar dll yang notebene kawan seiring dalam koalisi Jokowi merupakan tindakan yang tidak etis, cenderung brutal dan fatal. Akibatnya elite partai-partai yang diserang terpaksa melawan. Dan ini cukup merepotkan PSI. Dan bagi saya ini blunder PSI yang tidak perlu terjadi.

Dua hal tersebut di atas sudah jauh-jauh saya ingatkan. Melalui tulisan saya beberapa bulan sebelum pencoblosan Pemilu saya sudah menyarankan agar PSI segera banting setir ke jalan yang lurus dan fokus menggarap issue yang mengena bagi milenial. Namun apalah artinya saya, suara saya yang bukan siapa-siapa tak didengar. Dan hasilnya ? PSI gagal total menembus Parliamentary Treshold.

Bagi saya kegagalan PSI adalah layak dan pantas. Ini buah dari arogansi anak muda yang tidak mampu memanfaatkan momentum emas yang ada di hadapan mereka. Dan saya pun yakin dengan di kancah DPRD DKI Jakarta pun 8 anggota dewan yang masih unyu-unyu dan hijau dalam perpolitikan nasional itu akan ditelan mentah-mentah oleh politisi lain.

Tapi mudah-mudahan kegagalan ini menjadi ajang evaluasi diri yang serius bagi jajaran pengurus teras PSI. Saran saya kepada Grace Natalie dan kawan-kawan :

  1. Belajarlah rendah hati dalam melakukan evaluasi diri.
  2. Jangan reaktif dan defensif dalam menyikapi masukan dan kritik dari siapapun. Jangan sedikit-sedikit akan mempolisikan pengritik. Ingat kalian itu belum apa-apa dalam perpolitikan nasional. Jangan suka menambah musuh bro n sis !!! Gunakan kritik dari siapapun sebagai pijakan untuk memperbaiki diri.
  3. Pengurus PSI harus berjuang keras menghilangkan stigma atau bayang-bayang pemodal. Buktikan dengan kerja nyata bahwa PSI adalah partai masa depan Indonesia BUKAN Partai Sunny (Tanuwijaya) Indonesia seperti yang banyak beredar di media.

Dan untuk mewujudkan itu, Grace Natalie harus kembali tampil dengan tegak kepala. Pimpin kawan-kawan pengurus PSI untuk mengadakan restorasi kepungurusan dan evaluasi strategi politik masa depan.

Tunjukkan pada dunia bahwa Grace Natalie adalah politisi handal, sportif dan rupawan yang bukan sekedar boneka barbie PSI. Mau aku bantuin, sayang ?

Salam SATU Indonesia

10072019

*) Rudi S Kamri, penulis adalah pengamat sosial-politik, tinggal di Jakarta

Artikel Terkait
JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim
Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem
Artikel Terkini
TOZO Memperkenalkan Deretan Produk Inovatif Terbaru: TOZO Open Buds Sebagai Flagship
Perayaan Hari Ulang Tahun ke 15 Kabupaten Maybrat
SMP Islam Al Azhar BSD Raih juara 1 Tari Tradisional di Spanyol
Tanggapi Tuduhan Ade Pencuri, Lawyer Gaul: gak Cocok sama Faktanya
Terus Bermanuver Menuju Pilkada NTT, Cagub Ardy Mbalembout dan Irjen Jonny Asadoma Gelar Pertemuan Tertutup di Jakarta
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas