INDONEWS.ID

  • Rabu, 02/10/2019 08:54 WIB
  • Kemarau Panjang, Petani Cabai di Gunung Kidul Meraup Untung

  • Oleh :
    • tirto prima putra
Kemarau Panjang, Petani Cabai di Gunung Kidul Meraup Untung
Petani cabai Desa Rejosari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Gunung Kidul, indonews.id - Kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa bulan terakhir menjadi kendala bagi para petani. Rata-rata petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan sumber air. Namun berbeda halnya dengan di Gunung Kidul, dimana musim kemarau justru bukanlah menjadi halangan. Saat kemarau melanda, para petani hortikultura di wilayah pegunungan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut justeru menikmati keuntungan. Mengapa bisa demikian?

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Kidul, Budi Sudartanto mengamini hal tersebut. Sebagian besar wilayah Gunung Kidul sekarang sudah bisa melakukan aktivitas menanam tanaman hortikultura dengan mengandalkan air dari sumur pantek atau sumur bor. 

Baca juga : Kampung Inovasi Subang, Langkah Nyata IPB dalam Pemenuhan Pangan

"Terlebih dengan adanya bantuan dari Ditjen Hortikultura Kementan, beberapa petani bahkan berani berinisiatif membuat sumur bor sendiri di lahan agar hasil panennya lebih optimal," kata Budi saat diwawancarai, Senin (30/9).

Menurut Budi, tahun ini pihaknya menerima alokasi pengembangan kawasan cabai dari Ditjen Hortikultura seluas 20 hektare. "Semuanya sudah terealisasi, bahkan sudah ada yang panen. Dalam kondisi normal, produktivitas panen cabai di sini bisa mencapai 15-18 ton per hektare. Kalau lagi bagus-bagusnya bisa mencapai 20 ton per hektare," terangnya.

Baca juga : PJ Bupati Maybrat Gelar Buka Puasa Bersama, Hadirkan Dr. Indah Megawati dari Kementan RI

Sum, anggota Kelompok Tani Mayang Sari Desa Ngawu, Kecamatan Playen, saat ditemui di lahan mengaku senang mendapat bantuan pengembangan cabai dari pemerintah.

"Pada dasarnya saya memang senang tanam cabai karena untungnya banyak. Hasilnya bisa bantu biaya sekolah anak," ujarnya sambil memanen cabainya. 

Baca juga : Pj Bupati Maybrat Bahas Pengembangan Pertanian dengan Direktur Pembiayaan Pertanian, Kementerian Pertanian

Meskipun kemarau, kondisi tanaman cabai miliknya tampak subur dan nyaris tidak ada serangan penyakit. Sum mengaku, produksi cabai miliknya terbilang optimal, sekali petik bisa mencapai 100 kg dari setiap seperlima hektare.

"Harganya kok ndilalah juga bagus, yakni Rp 25 ribu per kg. Sangat menguntungkan, lha wong kalau saya itung biaya pokok produksinya jatuhnya cuma Rp 5 ribu per kg," ungkapnya sumringah.

Artikel Terkait
Kampung Inovasi Subang, Langkah Nyata IPB dalam Pemenuhan Pangan
PJ Bupati Maybrat Gelar Buka Puasa Bersama, Hadirkan Dr. Indah Megawati dari Kementan RI
Pj Bupati Maybrat Bahas Pengembangan Pertanian dengan Direktur Pembiayaan Pertanian, Kementerian Pertanian
Artikel Terkini
Pos Mahen Satgas Yonif 742/SWY Ajari Murid SDN Baudaok Cara Mengolah Sampah Plastik
Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
PLBN Motamasin Terima Kunjungan Konsulat Timor Leste, Bahas Isu Keimigrasian Antarnegara
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas