Jakarta, INDONEWS.ID – Presiden Joko Widodo telah memanggil sebagian dari para menteri Kabinet Kerja jilid II, di Jakarta, pada Senin (21/10).
Yang menarik, Presiden turut memanggil Prabowo Subianto dan Edy Prabowo ke Istana. Prabowo Subianto dikabarkan akan ditempatkan sebagai Menteri Pertahanan.
Namun, masuknya kader Partai Gerindra, termasuk nama Prabowo ke dalam kabinet Jokowi, mendapat pro maupun kontra. Kelompok yang kontra misalnya tidak menyetujui bergabungnya kader Partai Gerindra karena akan mematikan kelompok oposisi di parlemen.
Namun, ada juga kelompok yang mendukung masuknya kader Partai Gerindra di Kabinet Jokowi.
“Pak Jokowi memilih Prabowo Subianto tentunya bukan tanpa misi khusus, a.l. karena harapannya agar Pilpres/Pemilu 2024 yang akan datang akan lebih cair, demokratis, dan tidak ada perang ideologis berkedok agama seperti yang dialaminya di kampanye Pilpres beberapa bulan yang lalu. Kalau hal ini terulang kembali di tahun 2024, rusaklah semua tatanan yang telah dibangun Pak Jokowi dkk selama dua periode,” ujar mantan Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Prof. Atmonobudi Soebagio kepada Indonews.id, di Jakarta, Selasa (22/10).
Prof Atmonobudi mengatakan, kerusuhan di Wamena dan kota-kota lain di Papua, serta demo-demo yang anarkis ber-jilid-jilid, bukan tidak mungkin didukung oleh pendanaan yang ratusan miliar nilainya. “Bisa ditebak siapa penyandang dananya,” ujarnya.
Para penyandang dana ini juga punya kepentingan dengan bisnis di Freeport McMoran, dibekukannya/disitanya asset di yayasan-yayasan mereka, dan di sejumlah bank di Swiss.
“PS (Prabowo Subianto) tentunya diharapkan cukup berpengaruh untuk mencegahnya, karena pernah menjadi anggota keluarga tersebut. Dan program deradikalisasi yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah tentunya akan lebih lancar, karena para pelaku di lapangan sebetulnya hanya orang-orang bayaran,” ujarnya.
Dia mengatakan, kita tentunya masih ingat sinyalemen Ryamizard Ryacudu, selaku Menhankam yang lalu, bahwa sekian persen aparat TNI dan purnawirawannya terpapar ajaran khilafah; dan mereka loyal pada Prabowo Subianto.
“Dan tentunya PS (Prabowo Subianto) masih punya pengaruh besar kepada mereka untuk kembali sebagai patriot Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan keutuhan NKRI,” pungkasnya. (Very)