INDONEWS.ID

  • Kamis, 02/01/2020 12:30 WIB
  • Nirwono Joga: Anies Baswedan Tidak Siap Hadapi Banjir di Jakarta

  • Oleh :
    • very
Nirwono Joga: Anies Baswedan Tidak Siap Hadapi Banjir di Jakarta
Gubernur DKI Anies Baswedan

Jakarta, INDONEWS.ID – Banjir mengepung Jakarta karena hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak sejak 31 Desember 2019 lalu.

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga angkat bicara terkait bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah DKI Jakarta pada 1 Januari 2020 tersebut.

Baca juga : Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi

Menurutnya, banjir yang menggenangi wilayah ibu kota membuktikan bahwa Pemprov DKI tidak siap mengantisipasi banjir saat musim hujan tiba.

"Gubernur Anies Basweda tidak siap menghadapi banjir. Pemprov DKI tidak banyak melakukan antisipasi banjir," katanya seperti dikutip Bisnis.com, pada Rabu (1/1/2020).

Baca juga : Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA

Dia menilai parahnya banjir yang terjadi saat ini karena Anies menghentikan program normalisasi di sepanjang sungai Ciliwung. Anies menggantinya dengan proyek naturalisasi, tetapi tidak ada kesepakatan atau perbedaan konsep penanganan normalisasi dan naturalisasi antara Pemprov DKI dan pemerintah pusat.

Nirwono juga mengkritik langkah Dinas Sumber Daya Air yang tidak melanjutkan pembebasan lahan secara maksimal. Padahal, pertengan tahun lalu sempat terjadi banjir di beberapa wilayah.

Baca juga : Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global

"Revitalisasi situ, danau, embung, dan waduk juga berjalan lambat. Padahal seharusnya dikeruk dan diperdalam. Bahkan pembangunan waduk baru juga tergenti," ujarnya.

Nirwono mengungkapkan banjir besar juga terjadi karena burukya sistem saluran air di Jakarta. Menurutnya, saluran air yang ada saat ini tidak memadai untuk menampung banyak air.

Selain itu, Pemprov DKI juga gagal menambah luas ruang terbuka hijau secara signifikan sehingga membuat wilayah resapan air tak bertambah.

"Banjir ini penyebabnya kombinasi antara hujan lokal, saluran air tidak berfungsi optimal, dan minimnya daerah resapan air. Banjir kiriman dari Puncak dan Bogor juga memperparah kondisi di Jakarta," pungkasnya. (Very)

 

Artikel Terkait
Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
Artikel Terkini
Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
PLBN Motamasin Terima Kunjungan Konsulat Timor Leste, Bahas Isu Keimigrasian Antarnegara
Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas